Perbedaan Filsafat Arab dan Filsafat Islam? Begini Penjelasannya

filsafat arab dan filsafat islam

Pecihitam.org – Istilah filsafat islam muncul sejak zaman Nabi Muhammad SAW, yang mana sebelumnya adalah era filsafat Yunani di tahun sebelum masehi. Namun ada juga yang menentang masalah penyebutan filsafat islam, dan yang benar menurut mereka adalah filsafat Arab. Maka inilah beberapa perbedaan peneliti dalam penamaan filsafat Arab dan fisafat Islam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Menurut mereka yang mengatakan bahwa filsafat penamaannya adalah filsafat Islam, disebabkan filsafat ini tidak hanya terbatas untuk orang Arab saja. Namun filsafat diperuntukkan untuk semua orang yang ada di dunia. Begitu juga para tokoh filsuf, bukan hanya berasal dari Arab saja, namun dari beberapa negara yang lainnya, seperti Persia dan yang lainnya.

Sebab jika hanya dinamakan dengan filsafat Arab, maka akan timbul pertanyaan, lalu bagaimana dengan filsuf yang datang dari selain Arab? Apakah mereka tidak diakui keberadaannya? Maka penamaan yang paling pas adalah bahwa sesungguhnya nama filsafat ini adalah filsafat Islam, bukan filsafat Arab.

Namun dibantah oleh kelompok sejarawan yang mengatakan bahwa, filsafat ini adalah filsafat Arab bukan filsafat Islam. Sebab antara filsafat dan Islam adalah dua hal yang tidak bisa disatukan.

Baca Juga:  Ilmu Filsafat itu Haram, Tapi Berfilsafat Tidak!

Jika kita tinjau kembali, dapat kita mengerti bahwa Islam adalah agama yang diwahyukan oleh Allah yang jelas kebenarannya, dan tidak mungkin terdapat kesalahan, sebab ia adalah wahyu Allah. Sedangkan filsafat adalah hasil dari pemikiran manusia yang mungkin saja terdapat kesalahan, sebab akal manusia hanya terbatas. Maka akan lebih pantas jika filsafat ini dinamakan dengan filsafat Arab, sebab ia muncul di Arab dan memang antara islam dan filsafat adalah dua hal yang tidak bisa disatukan.

Tidak sampai disini saja, sejarawan yang mengatakan bahwa ia termasuk filsafat Islam mengatakan, bahwa memang agama adalah wahyu ilahi yang tidak mungkin salah, sedangkan filsafat adalah hasil dari pemikiran manusia yang sangat besar kemungkinannya untuk salah. Namun keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari kebenaran. Jika wahyu adalah jalan salah satu cara untuk mengetahui bahwa pencipta itu ada dan hanya satu, maka sama halnya dengan filsafat.

Baca Juga:  Al-Illah al-Ula’: Argumen Kosmologi Ketuhanan Menurut Filusuf Muslim

Tujuan dari filsafat adalah mencari kebenaran, sebab untuk mengetahui pencipta, maka dibutuhkan beberapa dalil untuk mencapainya. Nah, maka filsafat inilah salah satu cara untuk mencapai kebenaran tersebut. Jadi wajar jika ia dinamakan dengan filsafat Islam. Sebab Islam bukan hanya sebuah agama, melainkan ia juga mempunyai peradaban. Dan dalam peradaban tersebut terdapat beberapa filsuf yang selalu meneliti dan mencari bahwa hakikat Tuhan adalah ada.

Manusia ada, pasti disebabkan adanya pencipta. Seperti halnya manusia yang menemukan sebuah penemuan, maka semua penemuannya, pasti ada yang menemukan. Begitu juga dengan manusia, pasti ada tuhan yang menciptakan nya.

Golongan yang mengatakan bahwa filsafat ini dinamakan dengan filsafat Arab, juga masih berargumen bahwa, wahyu yang Allah turunkan dalam agama Islam tidak terikat oleh waktu dan tempat. Ia bersifat selamanya, hingga kapanpun. Lain halnya dengan filsafat, yang mana teorinya hanya terikat oleh waktu dan tempat. Dan ia hanya bersifat sementara. Sebab, bagaimanapun upaya yang digunakan, keduanya antara Islam dan filsafat tidak mungkin bisa disatukan.

Baca Juga:  Mencukur Rambut Selama 40 Rabu Akan Menjadikan Seseorang Alim Fiqh?

Karena sumber dari keduanya pun sangat berbeda, yang satu dari Sang Pencipta, yang tidak mungkin ada kesalahan nya, dan yang satunya beras dari pemikiran manusia yang hanya terbatas akalnya. Maka yang lebih mendekati kebenaran adalah filsafat Arab bukan filsafat Islam.

Dari kedua pendapat diatas, maka wajarlah hingga saat ini, masih ada yang bilang bahwa penamaan yang benar adalah filsafat Islam, namun ada juga yang bilang bahwa namanya adalah filsafat Arab.

Semoga sedikit uraian tentang perbedaan antara filsafat Islam dan filsafat Arab ini, dapat memberi manfaat bagi kita. Wallahu A’lam bisshowab.

Nur Faricha