Inilah Cara dan Waktu yang Tepat Melakukan Shalat Istikharah

Inilah Cara dan Waktu yang Tepat Melakukan Shalat Istikharah

PeciHitam.org Manusia sering dihadapkan kepada pilihan-pilihan sulit yang sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan dalam kadar sama. Akan memilih A maka akan sangat mengecewakan B, jika memilih B maka akan menjadi petaka bagi. Atau mengumpulkan keduanya dalam satu pilihan tidak-lah mungkin.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pilihan sulit sering terjadi dalam situasi memilih jodoh, dua pekerjaan diterima sekaligus, memilih untuk menekuni usaha/ profesi lain dan keadaan lainnya. Situasi membingungkan seperti ini perlu disikapi dengan mengembalikan segala sesuatu kepada pilihan Allah SWT melalui Shalat Istikharah.

Daftar Pembahasan:

Apa itu Shalat Istikharah?

Shalat Istikharah adalah Shalat untuk meminta petunjuk kepada Allah atas pilihan, permasalahan dan hal yang membimbangkan hati manusia.

Allah SWT membuat semua takdir dalam genggaman kekuasaanNya dan hanya kepada Dia kita semua meminta pertolongan. Kebaikan dalam pemikiran kita belum tentu baik menurut Allah SWT, karena seringnya hati kita bercampur dengan nafsu, iri, dengki dan hubbul jah.

Maka Allah menurunkan sebuah ayat dalam surat Al-Baqarah sebagai pengingat kita untuk selalu mendahulukan Allah SWT;

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٢١٦

Ayat di atas dalam diksi awalnya membahas tentang perang di jalan Allah SWT yang banyak tidak disukai oleh umat Islam. Padahal perang dalam konteks membela diri dan membela Islam dibenarkan selama tidak tercampur oleh hawa nafsu untuk memperluas kekuasaan duniawi. Makna lengkap ayat di atas adalah sebagai berikut;

Artinya; “Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Qs. Al-Baqarah: 216)

Allah memberi peringatan kepada kita bahwa seringkali seorang Muslim memilih sesuatu yang dianggap baik menurut pemikiran sendiri, padahal itu tidak baik menurut penilaian Allah.

Ilustrasi untuk menggambarkan hal demikan adalah kita mempunyai uang cukup untuk membeli mobil untuk memajukan usaha perdagangan, sedangkan disatu sisi ada kebutuhan untuk sekolah anak tahun depan.

Baca Juga:  Wajib Kamu Tahu! Inilah Waktu Yang Makruh Untuk Shalat

Pilihan-pilihan yang diambil sama-sama berisiko untuk diambil sehingga perlu pertimbangan Allah SWT. Kembalikan semuanya kepada Allah dengan bersujud menghadapNya meminta untuk diberi petunjuk melalui Shalat Istikharah.

Rukun Shalat Istikharah

Rukun Shalat Istikharah sama dengan rukun shalat-shalat lainnya sebagaimana dalam kitab Fathu Qarib Mujib atau taqrib. Disebutkan terdapat 18 rukun sebagai berikut;

  1. Niat, dengan diucapkan dalam Hati, boleh disertai dengan pelafadzan secara lisan akan tetapi bertujuan untuk menguatkan niat. Niat Shalat Istikharah adalah

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Transliterasi; “Ushollii Sunnatal Istikhooroti Rak’ataini Llillaahi Ta’ala” dan Artinya, “Aku berniat melaksanakan shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala”

  1. Berdiri bagi yang mampu, menurut beberapa Ulama terkait shalat sunnah termasuk shalat Istikharah, berdiri tidak masuk dalam rukun. Jikapun dilakukan shalat ini dengan duduk juga diperkenankan walaupaun orang tersebut mampu untuk berdiri. Akan tetapi berdiri lebih utama dilakukan.
  2. Takbiratul Ihram, pelaksanaan ini dibarengi dengan pelaksanaan Niat sebagaimana membaca dalam hati niat pada poin pertama.
  3. Membaca surat al-Fatihah, dan Bismillahirrahmanirrahim merupakan bagian ayatnya. Syaikh Abu Syuja’ condong pada jahr (membaca keras) Lafadz Basmallah. Bacaan setelah Al-Fatihah memang tidak wajib akan tetapi ada kekhususan atau anjuran perintah dalam Hadits untuk membaca surat Al-Kafirun pada rrakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat
  4. Ruku’ yaitu membungkuk dan bersandar pada lutut.
  5. Thuma’ninah, berdiam diri sejenak sekira selesai membaca Tasbih (Suhanallah)
  6. Bangun dari ruku’ dan I’tidal, berdiri dari posisi Ruku’
  7. Thuma’ninah, berdiam diri sejenak sekira selesai membaca Tasbih (Suhanallah)
  8. Sujud, dengan 7 anggota tubuh menempel ke tempat sujud (Dahi, 2 telapak tangan, 2 lutut, 2 ujung kaki)
  9. Thuma’ninah, berdiam diri sejenak sekira selesai membaca Tasbih (Suhanallah)
  10. Duduk diantara dua sujud
  11. Thuma’ninah, berdiam diri sejenak sekira selesai membaca Tasbih (Suhanallah)
  12. Duduk untuk Tasyahhud Akhir
  13. Membaca tasyahhud Akhir
  14. Membaca shalawat pada Nabi SAW saat Tasyahhud Akhir
  15. Salam pertama, salam keduanya masuk kategori Sunnah
  16. Niat keluar dari shalat
  17. Tertib, yakni mengurutkan rukun-rukun sesuai apa yang telah dituturkan
Baca Juga:  Ini Dia Posisi Shalat Berjamaah Berdua yang Disunnahkan

Doa Shalat Istikharah

Sebagai shalat untuk meminta arahan dan petunjuk dari Allah SWT, setelah shalat Istikharah kiranya harus meminta sesuai dengan kepentingan dan kondisi kita. Contoh doa untuk melancarkan segala pilihan bisa menggunakan redaksi sebagai berikut;

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ. فَاِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَآاَقْدِرُ وَلَآاَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللّٰهُمَّ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هَذَااْلاَمْرَ (اُذءكُرْ عَنِ حَاجَتُكُمْ) خَيْرٌلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ فَاقْدُرْهُ لِىْ وَيَسِّرْهُ لِىْ ثُمَّ بَارِكْ لِىْ فِيْهِ. وَاِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَااْلاَمْرَشَرٌّلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ وَعَاقِبَةِ اَمْرِىْ وَعَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّىْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْهُ لِيَ الْخَيْرَحَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِىْ بِهِ

Pilihan untuk doa setelah shalat merupakan kewenanga kita masing-masing yang mempunyai hajat. Akan tetapi menggunakan redaksi doa yang diriwayatkan dari Nabi atau dilakukan oleh Ulama dan Wali Allah akan lebih kuat dan berimbang serta bisa cepat dikabulkan. Jika kesulitan membaca dalam bahasa Arab berikut transliterasinya,

Transliterasi; “Allaahumma inni astakhiiruka bi ’Ilmika wa Astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadlikal ‘aziimi fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul guyuub”

“Allaahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro (sebutkan pilihannya) khairul lii fii diinii wa ma’aasyi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fii hi wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajlihii fashrifhu ‘annii wasrifnii ‘anhu waqdurhu liyal-khaira haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bihi.”

Untuk lebih menghayati tujuan dari doa di atas kiranya perhatikan terjemahan doa shalat Istikharah agar bisa meresapi apa yang dipanjatkan.

Baca Juga:  Sholat Sunnah Sebelum Shalat Maghrib, Adakah Riwayatnya?

Waktu dan Pengamalan

Shalat sunnah Istikharah tidak memiliki waktu khusus dalam pelaksanaanya. Boleh dilakukan kapan saja dan dimana saja terkecuali pada waktu-waktu yang diharamkan untuk shalat.

Akan tetapi Allah telah memberi aba-aba bahwa waktu paling baik untuk shalat sunnah adalah sepertiga malam terakhir. Sekitar jam 2-3 dini hari.

Pelaksanaan pada waktu dini hari sesuai dengan keutamaan pelaksanaan shalat sunnah dalam hadits Imam Muslim RA sebagai berikut;

Jabir bin ‘Abdillah meriwayatkan dari Rasulullah SAW, “bahwa ada sebuah waktu yang tiba setiap malam, jika seorang muslim memanjatkan do’a kepada Allah baik dalam urusan dunia atau akhirat, maka Allah akan memberikan apa yang ia minta”

Pelaksanaan pada waktu malam dini hari merupakan waktu tepat untuk merenung berdoa kepada Allah SWT karena bertepatan dengan keheningan. Akan lebih khusyuk dalam shalat dan memanjatkan doa kepadaNya.

Pelakasanaan Shalat Istikharah juga sekiranya memperhatikan Amalan yang dilakukan dalam shalatnya. Sebagaimana diketahui bahwa shalat ini meminta petunjuk kepada Allah SWT. Bagaimana petunjuk berwujud, melalui isyarat apa dan lain sebagainya perlu diperhatikan.

Jangan-jangan Allah telah memberi petunjuk isyarat, kita  tidak memahami makna dan kandungan petunjuk tersebut atau bahkan tidak menyadarinya. Maka penting bagi kita dalam doa untuk memasukan isyarat-isyarat sebagai tanda petunjuk Allah telah datang.

Misal dengan berdoa, Ya Allah Jika pilihannya A maka berikan petunjuk dalam Mimpi. Dan Puaskanlah B untuk menerima KetentuanMu.

Ash-shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan