Tahukah Kamu, Siapa yang Memandikan Jenazah Mulia Rasulullah Saw?

siapa yang memandikan jenazah rasulullah

Pecihitam.org – Memandikan jenazah hukumnya adalah wajib dan tuntutan bagi mereka yang masih hidup, apabila jenazah itu laki-laki maka dimandikan oleh laki-laki atau anaknya yang terpenting ialah mahromnya, dan begitupun dengan jenazah perempuan. Lalu ketika Rasulullah Saw wafat siapa yang memandikan jenazah beliau?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Rasulullah SAW wafat pada bulan Rabi’ul Awal tahun ke-11 Hijriah. Adapun mengenai hari dan tanggalnya masih simpang siur dan masih menjadi perdebatan, yang paling masyhur adalah Rasulullah wafat pada hari senin tanggal 12.

Sedangkan menurut sejarah jenazah beliau tidak langsung dimakamkan karena ketika itu para sahabat masih menyelesaikan urusan umat yang berkaitan dengan pengganti Nabi SAW sebagai pemimpin, sehingga jenazah beliau tidak langsung dikebumikan. Namun tetap langsung dimandikan.

Dalam kitab Aqdliyatu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam karya imam Muhammad bin Al fajr Al Qurthubi Al Maliki, Abu Abdillah bin Al Thila mengutip pernyataan Ibnu Hisyam di dalam kitab Sirah-nya mengatakan bahwa sesungguhnya siapa yang memandikan dan mengurus jenazah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yaitu Ali bin Abi Thalib Al Fath bin Abbas, Usamah bin Zaid dan Syukron dengan tugasnya masing-masing.

Baca Juga:  Dakwah Islam dan Kefasihan Beragama ala Pesantren Aswaja NU

Sahabat Ali bin Abi Thalib menyandarkan jasad Nabi Saw ke dadanya kemudian Abbas dan al Fadl juga Qatsam bertugas membalikan jasad nabi, Usamah dan Syarqan bertugas mencurahkan air.

Kemudian Ali memandikannya dan nabi shallallahu alaihi wasallam masih dengan gamis yang beliau kenakan, kemudian sayidina Ali melumas dan menggosok jasad beliau Saw tapi dari balik gamisnya yang menjadikan tangan Ali tidak menyentuh langsung jasad nabi.

Mengapa demikian Sayyidina Ali berkata: “Demi bapak dan ibu ku, betapa wanginya engkau tidak ada yang lebih wangi darimu baik semasa hidup ataupun setelah meninggal.”

Abu Abdillah bin Al Thila mengungkapkan bahwa nabi dimandikan di sumur milik Sa’id bin Jatsamah didesa Quba’ dan sumur tersebut disebut dengan sumur al Qudus. Hal senada juga dituturkan oleh imam Abu Al Hasan, Ali bin Abi al-Karim, Muhammad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Abdul Wahid Al syaibani Al jazari di dalam kitab nya yaitu Al Kamil Al Tarikh

Didalam kitab sejarah imam Ibnu Katsir yaitu kitab sirah Ibnu Katsir, beliau mengutip pernyataan Imam Ahmad yang menyatakan:

Baca Juga:  Inilah Nasab Rasulullah dari Ayah dan Ibunya yang Wajib Diketahui Umat Islam

ﻭ ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ : ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻳﻌﻘﻮﺏ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻲ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺣﺪﺛﻨﻰ ﺣﺴﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻦ ﻋﻜﺮﻣﺔ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ : ﺍﺟﺘﻤﻊ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻟﻐﺴﻞ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻭ ﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺇﻻ ﺃﻫﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ ﻭ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﻭ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻭ ﻗﺜﻢ ﺑﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﻭ ﺃﺳﺎﻣﺔ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﺣﺎﺭﺛﺔ ﻭ ﺻﺎﻟﺢ ﻣﻮﻻﻩ ﻓﻠﻤﺎ ﺍﺟﺘﻤﻌﻮﺍ ﻟﻐﺴﻠﻪ ﻧﺎﺩﻯ ﻣﻦ ﻭﺭﺍﺀ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻭﺱ ﺑﻦ ﺧﻮﻟﻲ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭﻱ ﺃﺣﺪ ﺑﻨﻲ ﻋﻮﻑ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﺰﺭﺝ ـ ﻭ ﻛﺎﻥ ﺑﺪﺭﻳﺎ ـ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﻓﻘﺎﻝ : ﻳﺎ ﻋﻠﻲ ﻧﻨﺸﺪﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺣﻈﻨﺎ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﻋﻠﻲ : ﺍﺩﺧﻞ ﻓﺪﺧﻞ ﻓﺤﻀﺮ ﻏﺴﻞ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻭ ﻟﻢ ﻳﻞ ﻣﻦ ﻏﺴﻠﻪ ﺷﻴﺌﺎ . ﺳﻴﺮﺓ ﺍﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ

Dari Imam Ahmad berkata: bercerita kepada kami Ya’kub, telah bercerita kepada kami bapakku dari Ibnu Ishaq, telah bercerita kepadaku Husain bin Abdillah dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata: “Sekelompok orang telah berkumpul untuk memandikan jenazah Nabi, dan tidak ada selain keluarga di dalam kediaman beliau, yaitu ‘Abbas bin Abdul Muthallib, Ali bin Abi Thalib, al Fadl bin ‘Abbas, Qatsam bin al ‘Abbas, Usamah bin Zaid bin Haritsah, dan Shalih. Dan pada saat semuanya telah siap untuk memandikan jenazah nabi, tiba-tiba sahabat Aus bin Khauli (dari golongan sahabat Anshar) berteriak memanggil sayyidina Ali: “Wahai Ali, demi Allah aku juga mendapat bagian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Sayyidina Ali menjawab: “Masuklah.” Maka ia pun masuk dan menghadiri prosesi pemandian Nabi.

Baca Juga:  Perbedaan Nabi Dan Rasul Menurut Mayoritas Ulama

Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik