Sifat Jaiz Bagi Allah, I’tiqad Ahlussunnah wal-Jama’ah

sifat jaiz bagi allah

Pecihitam.org – Jaiz artinya boleh, dapat juga kita artikan dengan harus. Sifat Jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu Memperbuat segala sesuatu yang mumkin/baharu atau meninggalkannya. Maksudnya, Allah Ta’ala boleh-boleh saja memperbuat sesuatu terhadap yang baharu/makhluk dan boleh-boleh saja tidak memperbuatnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam I’tiqad 50, sifat Jaiz ini terdapat pada urutan ke-41 setelah 20 sifat yang wajib dan 20 sifat yang mustahil bagi Allah SWT.

Contoh Jaiz pada Allah adalah seperti menciptakan zat-zat tertentu, sifat-sifat, segala perbuatan, baik perbuatan idhtirari maupun ikhtiari, rezeki, menghidupkan, mematikan, mempertunjuk, menyesatkan, menghukum atau mengazab, memberi pahala, dan lain sebagainya. Semua itu adalah boleh atau Jaiz bagi Allah Ta’ala, tidak wajib dan tidak pula mustahil.

Maka dari itu dapat kita pahami yang bahwa azab atau hukuman adalah semata-mata dengan Keadilan Allah Ta’ala, dan pahala atau imbalan adalah semata-mata  dengan Karunia-Nya.

Baca Juga:  Para Ulama Ini Mengamalkan Bid'ah Hasanah, Sesatkah Mereka?

Berdasarkan tertibnya, pahala merupakan balasan terhadap keimanan dan keta’atan, sedangkan siksa atau azab merupakan balasan terhadap kemaksiatan.

Dua hal tersebut yaitu pahala dan siksa adalah semata-mata merupakan pilihan Allah SWT. Jikalau saja Allah membalikkan dua keadaan ini, dengan kata lain Allah memperbuatnya tidak berdasarkan tertib, maka hal tersebut adalah karunia/kebaikan Allah, bukanlah suatu kesalahan. Karena tidak wajib bagi Allah memperbuatnya berdasarkan tertib dan tidak pula mustahil.

Allah Ta’ala memiliki hak mutlak atas setiap ciptaan-Nya, Dia melakukan sesuatu atau merubah suatu keadaan kepada keadaan yang lain sesuai kehendak-Nya.

Dalil ‘Aqli

Jika Allah Ta’ala wajib memperbuat sesuatu terhadap yang baharu atau katakanlah makhluk, maka menjadi wajiblah sesuatu yang baharu tersebut. Begitupula halnya bila Allah mustahil memperbuatnya, maka jadilah sesuatu itu mustahil. Dan ini adalah bathil (tidak benar), berdasarkan apa yang telah kita pelajari bersama melalui artikel-artikel sebelumnya.

Baca Juga:  Ilmu; Sifat ke-Sembilan dari 20 Sifat Wajib bagi Allah SWT

Dalil Naqli

  • Surat Al-Baqarah ayat 284 :

فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ

“Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya”

  • Surat Al-Qashas ayat 68 :

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya”

Demikian sekelumit pembahasan tentang sifat Jaiz bagi Allah Ta’ala. Insyaallah pada artikel berikutnya akan kita lanjutkan perihal yang berkaitan dengan para Rasul, yakni 4 sifat yang wajib, 4 yang mustahil dan satu yang jaiz bagi mereka ‘alaihimusshalaatu wassalaam.

Bila kita jumlahkan semua yang sudah kita pelajari selama ini melalui artikel-artikel saya tentang I’tiqad 50 Tauhid dasar Ahlussunnah wal-jama’ah mulai dari 20 sifat yang wajib dan 20 sifat yang mustahil, maka pada artikel ini kita sudah sampai pada masalah I’tiqad yang ke-41 yakni meyakini adanya sifat Jaiz bagi Allah.

Baca Juga:  Madzhab Hanafi dan Dasar Pemikirannya

Wallahua’lambisshawaab!

Muhammad Haekal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *