Sirah Nabawiyah; Pengertian, Ruang Lingkup dan Manfaat Mempelajarinya

sirah nabawiyah

Pecihitam.org – Untuk mempelajari Islam secara utuh, selain Alquran dan Hadis ada satu rujukan yang juga sangat penting untuk diperhatikan, yaitu Sirah Nabawiyah. Karena jika kita membatasi kajian Islam sebatas pada Al Quran dan hadits Nabi, maka kita akan memahami Islam dalam pecahan-pecahan yang nampak kurang padu. Ibarat seperti puzzel Sirah Nabawiyah atau sejarah hidup Nabi, akan menyatukan pecahan-pecahan tersebut.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Awal mula munculnya risalah Nabi Muhammad Saw merupakan sejarah yang paling agung bagi umat Islam. Itulah mengapa Sirah Nabawiyah adalah salah satu ilmu yang cukup penting dikuasai oleh kaum muslimin.

Membaca Sirah Nabawiyah, bagaikan menelusuri tapak-tapak kehidupan sang Rasul utusan Allah secara detail dan rinci. Membaca sirah Nabi, laksana mengurai perjalanan hidup Sang Nabi yang penuh warna, kaya nuansa dan penuh cita rasa.

Bahasa sederhananya, dengan mengkaji sejarah hidup Nabi, maka kita akan bisa memahami bagaimana Syariat Islam diterapkan kepada masyarakat yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw.

Daftar Pembahasan:

Pengertian Sirah Nabawiyah

Secara bahasa, sirah (سيرة) berasal dari kata sara (سار) yang artinya jalan. Sehingga sirah berarti perjalanan. Yakni perjalanan hidup. Sebagaimana maqalah berikut:

مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ

“Siapa berjalan pada jalurnya akan sampai pada tujuannya”

Pendapat lain, Sirah juga berarti tingkah laku (السلوك), cerita/kisah (التاريخ), jalan atau cara (الطارق), dan biografi (سراة رجول).

Sedangkan secara istilah, sirah nabawiyah adalah perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw, baik sebelum maupun setelah diangkat menjadi Nabi dan Rasul, termasuk seluruh peristiwa dalam kehidupan beliau, sifat fisik dan akhlak beliau, serta hal-hal yang terkait dengan peperangan (ghazwah) dan ekspedisi (sariyah) beliau.

Ruang Lingkup

Sirah Nabawiyah adalah rekaman seluruh mata rantai perjalanan Nabi besar Muhammad SAW yakni asal-muasal, suku dan nasab, dan keadaan masyarakatnya, sebelum dia dilahirkan. Kemudian berlanjut kepada kelahiran dia, kecil, remaja, dewasa, pernikahan, menjadi Nabi, perjuangannya yang heroik dan tantangan-tantangan besar yang dilaluinya, hingga wafatnya.

Adapun Intisari yang bisa kita petik dari Sirah Nabawiyah adalah, Islam yaitu ketika Allah turunkan ke dunia ini, ia menjelma dalam diri Nabi kita Muhammad Saw, karena beliau adalah al Mushtafa (pilihan Allah) untuk mewakili ajaran-Nya di dunia melalui ucapan dan perbuatannya yang dibimbing langsung oleh Allah SWT.

Baca Juga:  5 Prinsip Pokok Fiqh Sosial KH Sahal Mahfud

Manfaat Mempelajari Sirah Nabawiyah

Mengapa kita perlu mempelajari sirah? Sebab banyak sekali manfaat dan urgensinya. Adapun berikut enam alasan pentingnya mengkaji Sirah Nabawiyah:

1. Menumbukan Cinta kepada Nabi Saw

Salah satu syarat kesempurnaan iman adalah mencintai Rasulullah Saw:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya.” (HR. Bukhari)

Dengan mempelajari sirah nabawiyah niscaya akan menghadirkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga dan sahabat beliau. Karena, dengan mempelajari sejarah dan kisah hidup beliau Saw, kita akan lebih mengenal bukan hanya kemuliaan beliau namun juga perjuangan dan pengorbanannya.

Rasulullah Saw begitu menyayangi umat hingga selalu mendoakan kebaikan. Tak mau umatnya diazab meskipun telah menyakiti beliau seperti penduduk Thaif. Doa terbaik beliau simpan untuk memberikan syafaat kepada umatnya. Bahkan di akhir hayatnya, yang beliau khawatirkan adalah umatnya. “Ummati, ummati,” ucap beliau menjelang wafat.

2. Sirah Nabawiyah Sumber Inspirasi

Dengan mempelajari sirah nabawiyah akan menbuka banyak inspirasi bagi kehidupan kita, dengan Rasulullah Saw sebagai teladan utama.

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ اْلأَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab : 21)

Apa pun peran kita di dalam kehidup ini, menjadi suami atau ayah, menjadi pedagang, pemimpin, menjadi sahabat dan lain sebagainya. Kita bisa mendapatkan keteladanan terbaik dari beliau Saw.

3. Memudahkan Ittiba’ Nabi

Sirah nabawiyah memudahkan kita sebagai umatnya mengikuti (ittiba’) Rasulullah Saw dari segala sisi, baik urusan ibadah, kehidupan pribadi, keluarga dan di masyarakat.

Baca Juga:  Upaya Pembaharuan Fikih Kiai Sahal Mahfudh - Bagian 2

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran: 31)

4. Memudahkan Memahami Al Quran

Mempelajari sirah nabawiyah juga salah satu jalan untuk lebih memahami Al Quran. Sebab banyak ayat Al Quran hanya bisa ditafsirkan dan dijelaskan dengan mencermati kejadian yang dialami Rasulullah Saw (Asbabun Nuzul) dan bagaimana sikap beliau menghadapi peristiwa itu. Sebagaimana memahami ayat berikut:

مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُونَ لَهُ أَسْرَىٰ حَتَّىٰ يُثْخِنَ فِي الْأَرْضِ ۚ تُرِيدُونَ عَرَضَ الدُّنْيَا وَاللَّهُ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Anfal: 67)

5. Menghimpun Tsaqafah Islamiyah

Dengan mempelajari sirah nabawiyah, setiap muslim dapat menghimpun porsi terbesar wawasan dan pengetahuan Islam yang benar baik terkait dengan aqidah, hukum maupun akhlak.

Misalnya, kadang seseorang masih memiliki pemahaman parsial terkait sosok Rasulullah. Bagi mereka yang hanya mendengar kisah Rasulullah terkait zuhudnya, kadang menyimpulkan Nabi itu miskin dan umat Islam harus menghindari kekayaan. Padahal saat Nabi menikah dengan Sayyidah Khadijah, maharnya 100 ekor unta.

Di Madinah, Rasulullah sesungguhnya lebih kaya lagi karena beliau mendapat hak seperlima ghanimah. Namun beliau memilih menginfakkan harta itu kepada fakir miskin dan dhuafa.

Demikian pula yang hanya tahu Rasulullah dari kisah-kisah perangnya. Mereka kadang alergi dengan kata maaf dan kelembutan karena menganggap semuanya harus diperangi dan disikapi dengan keras. Meskipun Rasulullah punya sifat yang tegas namun beliau adalah manusia yang sangat lemah lembut dan bijaksana.

Dengan mempelajari sirah nabi, kita bisa mendapatkan gambaran utuh dan wawasan yang benar tentang Rasulullah Saw. Juga aqidah dan akhlak yang beliau ajarkan.

Baca Juga:  Cara Cepat Menghafal Al Quran, Metode Klasik Dan Modern Ala Pesantren

6. Model dalam Dakwah dan Mendidik Umat

Dengan memahami sirah nabawiyah, kita juga memiliki contoh hidup bagaimana berdakwah dan mendidik umat. Bagaimana strategi dakwah Nabi pada periode Makkiyah dan Madinah yang pastinya berbeda. Bagaimana pendekatan beliau menghadapi pemimpin kaum, orang yang belum masuk Islam dan orang-orang yang baru masuk Islam.

Sehingga dalam kurun waktu sekitar 22 tahun, Rasulullah Saw berhasil mengubah jazirah Arab yang dahulunya tanah jahiliyah dan penuh kehinaan menjadi peradaban Islam yang bercahaya.

Kitab Sirah Nabawiyah

Berikut adalah tiga kitab Sirah Nabawiyah yang masyhur dikenal:

  1. Sirah Ibnu Hisyam, yakni sirah Nabawiyah yang dianggap sebagai sirah tertua serta masih tersedia saat ini dari kalangan Sunni.
  2. Rahiqul Makhtum karya Al-Mubarakfurri, yakni sirah nabawiyah yang memiliki kriteria ketat dalam penyusunan dan hanya memasukan riwayat yang benar-benar shahih. Kitab ini mendapat peringkat pertama dalam kompetisi penulisan Sirah Nabawiyah yang diselenggarakan oleh Rabithah Alam Islami. Kitab ini menjadi populer dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
  3. Sirah Ibnu Ishaq, sirah nabawiyah yang ini konon kitab aslinya telah hilang, adapun yang beredar sekarang ini adalah hasil saduran para ulama dari Sirah Ibnu Hisyam.

Dikemudian hari Sirah Nabawiyah banyak disusun oleh penulis kontemporer baik dari kalangan Muslim maupun orientalis, hanya saja sumber yang digunakan kadang kala dikritik, baik dari keshahihan riwayat, pendapat pribadi, dan ada pula sumber yang saling bertentangan.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik