Adab Malam Pertama bagi Pengantin Baru, Jomblo Jangan Baca!

adab malam pertama

Pecihitam.org – Pernikahan merupakan salah satu perkara sunnah yang sangat dianjurkan dalam islam. Sebab pernikahan sebagai sarana untuk menyatukan seorang laki-laki dan perempuan yang saling mencintai dalam suatu ikatan yang sah atau halal.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw:

النِّكَاحُ سُنَّتِي فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

“Menikah adalah sunnahku, barang siapa mengingkari sunnahku maka bukan termasuk golonganku”

Sabda Rasulullah SAW diatas merupakan suatu bentuk nyata bagaimana seharusnya seorang manusia menjaga kesucian fitrahnya yang diciptakan oleh Allah secara berpasang-pasangan untuk menjaga kelangsungan generasi umat manusia di dunia ini.

Dalam sebuah pernikahan, setiap pasangan suami istri yang baru saja menikah tentu akan mengalami yang namanya malam pertama. Terdapat beberapa kitab yang popular menjelaskan tentang adab dan tuntunan malam pertama bagi para pengantin baru dalam Islam. Salah satunya adalah kitab Qurratul Uyun.

Dalam kitab Qurratul Uyun ini menjelaskan setidaknya ada beberapa adab malam pertama bagi pasangan pengantin baru.

Pertama, seorang suami maupun istri ketika bersenggama dianjurkan untuk menanggalkan seluruh pakaiannya, namun bukan berarti senggama dilakukan dalam keadaan terbuka tanpa tutup sama sekali karena nabi melarang hal itu dan mencelanya, sebagaimana dalam hadits

Baca Juga:  Menelan Sperma Haram atau Halal Hukumnya Dalam Aktifitas Seksual?

اذا جامع احدكم فلا يتجرّدالحمارين

“Apabila salah seorang diantara kamu seklaian melakuakan senggama dengan istrinya, maka jangan telanjang sebagaimana telanjang himar (keledai).

Kedua, ketika seorang suami akan melakukan senggama dengan istrinya, hendaknya didahului dengan bersenda gurau dengan istri, bermain-main, bermesra-mesraan dengan berbuat sesuatu yang diperbolehkan, misalnya merangkulnya, mencium-cium pipi, kening, dan lain sebagainya.

Ketiga, seorang suami dianjurkan untuk mengharumkan bau mulut. Hal itu disunnahkan untuk menambah rasa cinta istri. Sedangkan seorang istri disunnahkan untuk menghias diri dan menggunakan wewangian

Keempat, disunnahkan bagi suami istri yang hendak melakukan senggama, untuk membaca Basmallah dan mengucap do’a :

بِسْمِ اللهِ اللهُمَّ جَنِّبَاالشَّيطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“Dengan menyebut nama Allah, jauhkanlah diri kami daripada setan, dan jauhkanlah setan dari sesuatu yang telah Engkau rezekikan kepada kami”

Mengapa disunnahkan membaca basmallah dan doa ketika akan bersenggama? Karena, saat suami istri melakukan senggama dengan menyebut nama Allah, maka setan tidak akan ikut serta dalam senggama itu.

Baca Juga:  Hukum Anal Seks Menurut Pandangan Agama Islam

Selain itu, jika dalam senggama itu Allah menakdirkan menjadi anak, setan tidak akan mampu membuatnya bahaya jika suami istri tersebut telah memulainya dengan membaca basmallah dan do’a.

Selain adab malam pertama diatas menurut ulama, ada beberapa posisi jimak yang tidak dianjurkan. Sebetulnya menyetubuhi istri diperbolehkan dengan variasi dan posisi apapun selama bukan melalui jalur belakang. Namun menurut pengarang kitab Qurratul Uyun ini, ada beberapa posisi yang layak dijauhi sebab berdampak pada kesehatan.

  • Pertama, senggama dengan cara berdiri. Karena akan menyebabkan lemah ginjal, sakit perut, dan sakit pada sendi-sendi.
  • Kedua, senggama dengan cara duduk. Karena akan menyebabkan sakit ginjal, sakit perut, dan sakit pada urat-urat. Juga dapat menimbulkan luka nanah atau cacar.
  • Ketiga, senggama dengan cara disamping istri (miring). Karena cara ini dapat menyebabkan sakit pada pantat.
  • Keempat, senggama dengan cara istri memegang peranan dalam mengendalikan permainan, sedangkan suami hanya pasif mengikuti. Yakni, istri berada diatas suami. Karena hal ini dapat mengakibatkan sakit pada saluran kencing suami.
  • Kelima, senggama dengan cara berlutut. Karena istri akan merasa kesulitan.
Baca Juga:  Menikah di Bulan Rajab, Bagaimana Hukumnya?

Selain itu, seorang suami yang menggauli istrinya hendaknya dengan cara yang halus dan selalu menunjukkan budi pekerti yang baik, serta menutupi rahasia atau aib istrinya dan begitu pula sebaliknya. Demikian semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik