Adzan Pitu, Tradisi Masyarakat Cirebon dalam Menangkal Wabah Penyakit

Adzan Pitu, Tradisi Masyarakat Cirebon dalam Menangkal Wabah

Pecihitam.org – Cirebon adalah salah satu daerah penyangga ibu kota yang mempunyai aktifitas yang padat serta selalu ramai pengunjung dari berbagai daerah maupun mancanegara. Cirebon sendiri merupakan daerah yang yang terletak ditengah-tengah antara daerah sunda (jawa barat) dengan daerah jawa (jawa tengah) meskipun secara formal cirebon masuk dalam provinsi jawa barat. Hal tersebut menjadikan cirebon sebagai tempat yang banyak didatangi orang baik lokal maupun internasional. Apalagi dengan adanya sebuah pelabuhan besar yang ada dipesisir kota cirebon.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Posisi kota cirebon yang ada ditengah-tengah akhirnya menjadi daerah persinggahan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan dari setiap daerah dan setiap negara, hal ini juga akhirnya membuat cirebon mengenal banyak kebudayaan yang kemudian bisa menciptakan sebuah kebudayaan dan adat istiadat sendiri, baik itu melalui asimilasi budaya maupun akulturasi.

Cirebon yang kaya akan budaya dan adat istiadatnya memiliki berbagai macam kebudayaan salah satunya adalah adanya budaya Adzan Pitu yang hanya ada di kota wali (julukan untuk kota cirebon). Pitu dalam bahasa Indonesia artinya adalah tujuh yang berarti adzan ini dilakukan oleh tujuh orang atau muadzin sekaligus dan dikumandangkan secara bersamaan.

Baca Juga:  Dalil Kebenaran Amaliah Tahlilan Untuk Orang Meninggal, Wahabi Wajib Baca!

Sejarah adanya adzan pitu sendiri tidak lepas dari latar belakang historis yang memilukan bagi masyarakat cirebon sendiri. Menurut pemandu wisata di kesultanan kasepuhan menuturkan bahwa Setelah selesai pembangunan masjid agung sang ciptarasa yakni masjid kesultanan di cirebon (awalnya bernama masjid pakung wati), ada seorang pendekar ilmu hitam bernama menjangan wulung yang tidak suka dengan keberadaan masjid tersebut dan banyaknya masyarakat cirebon yang memeluk agama Islam.

Akhirnya dengan kesaktian ilmu hitamnya menjangan wulung kemudian membuat “pageblug” atau wabah penyakit yang disebar diatas masjid sang ciptarasa, dengan adanya wabah tersebut akhirnya menewaskan orang-orang yang memasuki masjid sang ciptarasa. Akibat wabah tersebut juga akhirnya menyebabkan meninggalnya nyimas pakung wati istri dari sunan gunung jati sendiri.

Kemudian sunan gunung jati melakukan ikhtiar untuk mencari jawaban dari permasalah ini sampai kemudian ditemukan solusi untuk bisa menghadapi pageblug tersebut. Cepat-cepat sunan gunung jati mengumpulkan tujuh santri untuk melakukan adzan secara bersamaan. Konon menjangan wulung terpental sampai ke daerah indramayu dan kubah masjid sang ciptarasa terpental sampai ke banten.

Baca Juga:  Tradisi Menyambut Ramadhan, Dugderan dan Warak Ngendok di Semarang

Menurut budayawan cirebon akbarudin sucipto cerita tersebut memang hanya merupakan sebuah cerita masyarakat akan tetapi adanya pageblug di cirebon yang menewaskan banyak orang memang benar adanya sehingga dengan kata lain adzan pitu ini memiliki latar belakang historis yang sangat kuat bagi masyarakat cirebon sendiri. Jadi meskipun pertarungan anara pageblug dan adzan pitu ini hanya sebuah cerita rakyat tapi keyakinan masyarakat cirebon justru menjadi nilai tersendiri.

Sampai saat inipun adzan pitu masih dilestarikan oleh masyarakat cirebon tapi hanya ketika pelaksanaan sholat jum’at saja, itupun hanya ditempat-tempat tertentu seperti masjid agung sang ciptarasa dan beberapa masjid yang ada di daerah cirebon. Selain memiliki nilai historis yang luhur, Adzan pitu ini sekaligus menjadi sebuah tradisi unik yang dimiliki oleh daerah cirebon.

Baca Juga:  Mengindahkah Hubungan Islam dengan Tradisi Nusantara Melalui Konsep 'Urf

Kemudian dengan adanya wabah covid-19 ini yang merebak ke seluruh daerah diseluruh dunia termasuk di cirebon. Membuat adzan pitu banyak dikumandangkan di beberapa masjid yang ada di cirebon, sebab diyakini dengan niat baik untuk bisa menetralisir penyebaran virus covid-19 ini. Apalagi mengingat cirebon sebagai salah satu zona merah persebaran virus covid-19.

Semoga saja dengan dikumandangkannya adzan pitu dan ikhtiar yang dilakukan oleh berbagai unsur masyarakat bisa mencegah dan meredam penyebaran virus covid-19 ini. Wallahu a’lam semoga bermanfaat. Tabik!.

Fathur IM