Anda Orang Fakir? Ini Adab Fakir dalam Kefakirannya yang Mesti Diamalkan!

Adab Fakir dalam Kefakirannya

Pecihitam.org – Orang yang merasa dirinya fakir dan kekurangan hendaklah mengetahui dan memelihara adab terkait kefakirannya, memelihara adab tersebut lahir dan batin. Sudah sepatutnya hal itu dijadikannya sebagai pegangan dalam pergaulan dan amalannya. Berikut penulis cantumkan 3 adab fakir dalam kefakirannya

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

1. Adab Kesopanan Batinnya

Yang sangat penting dalam hal ini adalah bagaimana agar hatinya itu jangan sekali-kali memiliki kebencian terhadap takdir yang telah ditetapkan keatasnya. Namun hendaklah ia menganggapnya sebagai ujian dari Allah SWT.

Boleh-boleh saja si fakir tersebut tidak suka terhadap kefakirannya itu, akan tetapi jangan sampai ia membenci apa saja yang telah Allah Tetapkan baginya.

2. Adab Kesopanan Lahiriahnya

Jangan sampai ia mengeluarkan (menjulurkan) tangan untuk meminta-minta kepada orang lain. Hendaklah ia menunjukkan bahwa dirinya sudah dapat mencukupi keperluannya sendiri.

Jangan pula mengadu kesana-kemari dan terus-menerus menceritakan bahwa dirinya dalam kekurangan. Akan tetapi selayaknya ia menutupi keadaan fakirnya itu. Hal ini berdasarkan Hadits Rasulullah SAW:

Baca Juga:  Kebatinan Kanjeng Sunan Kalijaga dalam Sebuah Karya Sastra Agung “Kidung Rumeksa Ing Wengi”

إنّ الله يحبّ الفقير المتعفّف ابا العيال

Artinya : Sesungguhnya Allah mencintai orang yang fakir, tidak suka meminta-minta dan ia menjadi ayah dari beberapa anak. (HR. Ibnu Majah)

Allah Ta’ala berfirman :

يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا

Artinya : orang yang tidak tahu menyangka mereka (orang fakir) adalah orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak (QS. Al-Baqarah : 273)

3. Adab Kesopanan Dalam Amalannya

Janganlah sekali-kali ia bersikap rendah (tawadhu’) kepada orang-orang kaya hanya karena disebabkan harta kekayaan mereka.

Sayyidina ‘Ali ra pernah berkata: “Alangkah baiknya sikap rendah dirinya orang kaya kepada orang miskin karena mengharapkan pahala di akhirat, tetapi yang lebih baik lagi adalah sikap tegaknya orang fakir terhadap orang kaya , karena penuh kepercayaannya kepada Allah SWT”.

Baca Juga:  Tujuan Tasawuf Psikoterapi, Reparasi Mental Manusia Melalui Ritual Ibadah

Sikap tegak yang dimaksud adalah tidak merendahkan diri karena ingin diberi sesuatu, dihadiahi atau dikasihani oleh orang kaya tersebut.

Inilah tingkatan kaum fakir yang terbaik. Yang lebih rendah dari ini adalah jikalau orang fakir itu enggan bergaul sama sekali dengan orang kaya dan kurang suka duduk-duduk berserta mereka, sebab yang demikian itu merupakan permulaan sifat ketamakan.

Jangan sampai seorang yang fakir itu tidak suka (tidak mau) memberitahukan suatu kebenaran terhadap orang kaya semata-mata hanya karena ingin dianggap teman baik oleh mereka atau mengharapkan pemberiannya.

Adapun perihal adab kesopanan dalam amalan ibadahnya adalah hendaknya orang fakir itu jangan sekali-kali teledor (lalai/ceroboh) dalam ibadahnya karena keadaan dirinya yang fakir tersebut.

Bahkan hendaklah ia berusaha bersedekah untuk kebaikan walau hanya sedikit, apabila dia merasa ada sedikit kelebihan rizki pada saat itu. Inilah yang merupakan kegiatan amalan bagi orang yang berkekurangan dan sudah tentu amat besar pahalanya, bahkan keutamaannya adalah lebih besar dari pada harta banyak yang disedekahkan oleh seseorang dalam keadaan kaya raya.

Baca Juga:  Gerakan Kaum Sufi dalam Melawan Penjajah Kolonial

Demikian sedikit ilmu tentang adab fakir dalam kefakirannya . Semoga bermanfaat bagi para pembaca yang dirahmati Allah SWT. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang mencintai dan memperhatikan para fakir miskin. Wallahua’lambisshawab!

Muhammad Haekal