Anjuran Bertani yang Terdapat dalam Ayat-ayat AlQuran

anjuran bertani

Pecihitam.org – Pernahkah kita teringat sejenak tentang apa yang kita makan setiap hari, entah itu nasi, sayur, buah-buahan semua bahan makanan tersebut adalah hasil produk pertanian yang ditumbuhkan diatas bumi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pertanian adalah salah satu masalah pokok dalam kehidupan, sebab semua umat manusia makan hasil dari pertanian dan tidak mungkin terganti dengan yang lain.

Sejarah mencatat Negara Indonesia dijajah ratusan tahun juga karena Negara-negara lain ingin merebut tanah yang subur untuk bercocok tanam. Krisis global yang paling parah juga karena masalah kelaparan dimana-mana. Semua itu disebabkan semakin sedikitnya pasokan bahan makanan.

Bahkan begitu pentingnya bahan makanan hingga ada istilah “Tentara perang dengan perutnya bukan dengan senjatanya”. Hal ini membuktikan bahwa secangggih apapun sebuah teknologi, semaju apapun sebuah Negara jika pertaniannya tidak bisa mencukupi maka rakyatnya akan lemah.

Masalah ini semakin pelik tak kala semakin hari profesi petani semakin sedikit peminatnya. Salah satu penyebabnya adalah kesejahteraan yang kurang terjamin bagi profesi petani dan image petani yang dipandang sebelah mata. Kebanyakan generasi muda lebih memilih untuk bekerja di kota besar menjadi pegawai kantor atau sebuah perusahaan.

Padahal jika kita telisik kembali banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang menganjurkan agar manusia mau bertani. Sebagaimana Allah SWT di dalam al-Qur’an menyebutkan anugerah-anugerah yang Ia karuniakan agar seseorang mau bertani.

Syekh Yusuf Qaradhawi di dalam kitab al-Halal wa al-Haram fi al-Islam menyebutkan bahwa Allah SWt telah menyiapkan bumi sebagai tempat untuk tumbuh-tumbuhan dan penghasilan.

Baca Juga:  Nasehat Imam Al-Ghazali bagi Para Pencari Ilmu

Oleh karena itu Allah menjadikan bumi itu dzalul (mudah dijelajajahi) dan bisath (hamparan) di mana hal tersebut merupakan nikmat yang harus diingat dan disyukuri. Berikut adalah ayat-ayat tentang anjuran untuk bertani yang ada dalam Al-Quran. Allah swt berfirman;

وَالْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ (10) فِيهَا فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ الْأَكْمَامِ (11) وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ (12) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (13)

Artinya: “Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya). Di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman [55]: 10-13)

وَاللهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا (19) لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا 20

Artinya: “Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan. Agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas. (QS. Nuh [71]: 19-20)

Selain menghamparkan bumi agar dapat dimanfaatkan oleh umat manusia, Allah juga memudahkan adanya air dari langit. Dari langit Allah turunkan hujan sedang dari bumi Allah alirkan sungai-sungai yang kemudian bisa menghidupkan bumi.

وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا

Artinya: “Dan Dialah yang menurunkan air dan langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak. (QS. Al-An’am [6]: 99)

Lalu Allah meniupkan angin untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan dan sebagai kabar gembira kepada umat manusia bahwasanya Allah telah menurunkan rahmat-Nya. Dalam hal ini Allah berfirman;

Baca Juga:  Inilah 6 Jenis Kelompok Orang dalam Pelaksanaan Sholat Jumat

وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ (19) وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ (20) وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ (21) وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ (22)

Artinya: “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehiudupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya. Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya (QS. Al-Hijr [5]: 19-22)

Ayat-ayat di atas merupakan peringatan dari Allah kepada manusia atas nikmat tumbuh-tumbuhan di muka bumi. Selain itu juga sebagai anjuran agar manusia mau bertani sebab Allah telah mudahkan fasilitas, alat-alat dan semua keperluannya.

Baca Juga:  Tawakal Kepada Allah, Bukan Sekedar Pasrah Namun Juga Usaha

Keterangan tentang ayat-ayat anjuran bertani diatas juga semakin dikuatkan oleh sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari;

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ رواه البخاري

Artinya: “Tidaklah seorang muslim yang menanam tanaman atau bertani kemudian burung, manusia atau pun binatang ternak memakan hasilnya, kecuali semua itu merupakan sedekah baginya. (HR. Bukhari)

Hadis tersebut menjelaskan bahwa selama hasil pertaniannya dimakan oleh burung atau hewan ternak atau dimanfaatkan oleh manusia lainnya maka hal itu menjadi pahala bahkan bisa tetap terus mengalir kepada pemiliknya meskipun ia telah meninggal atau tanamannya berpindah kepemilikan.

Semoga dengan ini semakin membukakan pikiran kepada generasi muda untuk mau menjadi petani. Petani bukanlah profesi yang hina bahkan sangat mulia. Dan ingatlah salah satu tanda-tanda dekatnya hari kiamat adalah semakin sedikitnya manusia yang mau menjadi petani. Demikian semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik