Antara Al Haitsami, Al Haitami dan Al Asqalani, Jangan Keliru Ya!

Al Haitsami, Al Haitami dan Al Asqalani

Pecihitam.org – Dari sekian banyak ulama dan ilmuwan Muslim tidak sedikit yang terkadang mempunyai nama hampir sama. Misalnya saja tak jarang dari kita masih kesulitan membedakan siapakah Ibnu Hajar al-Haitami, Ibnu Hajar al-Asqalani, apakah sama dengan al-Haitsami.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Meski terlihat sederhana, namun sebetulnya mereka adalah tiga Ulama’ yang berbeda. Untuk itu agar tidak terjadi kekeliruan lagi mari kita bahas satu persatu dari ketiga ulama hebat ini.

Daftar Pembahasan:

Al Haitsami (735-807 H)

Nama lengkapnya adalah Ali bin Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Bakar bin Umar bin Shalih Nuruddin Abu al-Hasan al-Qahiry as-Syafi’i. Al Haitsami lahir tahun 735 H di Mesir.

Beliau merupakan teman setia dan juga murid dari al-Hafidz al-Iraqi (806 H). Al-Iraqi banyak mengajarkan takhrij hadits kepada al-Haitsami, hinggai akhirnya ia dinikahkan dengan anak perempuan dari al-Iraqi.

Orang sering salah menyebut namanya dengan Ibnu Hajar al-Haitsami, padahal al-Haitsami ini bukanlah Ibnu Hajar. Meski demikian Al-Haitsami ini termasuk salah satu guru dari Ibnu Hajar al-Asqalani.

Beberapa karya al Haitsami diantaranya yaitu:

  1. Majma’ az-Zawaid wa Manba’ul Fawaid.
  2. Bughyatul Bahits.
  3. Kasyful astar.
  4. Majma’ al-Bahrain
  5. Mawaridu ad-Dzam’an dan lainnya.

Ibnu Hajar Al Asqalani (773- 852 H)

Sepertinya tak ada yang asing lagi dengan Ibnu Hajar al-Asqalani ini. Karya-karyanya telah banyak dibaca dan dijadikan pedoman oleh umat muslim dunia. Salah satu karyanya yang terkenal adalah kitab Fathul Bari (Kemenangan Sang Pencipta).

Fathul Bari merupakan penjelasan dari kitab shahih milik Imam Bukhari dan disepakati sebagai kitab penjelasan Shahih Bukhari yang paling detail yang pernah dibuat.

Nama lengkapnya adalah Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar bin Ahmad al-Asqalani al-Mishriy as-Syafi’i namun lebih dikenal sebagai Ibnu Hajar al-Asqalani dikarenakan kemasyhuran nenek moyangnya yang berasal dari Ashkelon, Palestina

Baca Juga:  Mbah Muqoyyim, Kyai Pejuang Pendiri Pesantren Buntet Cirebon

Perjalanan menuntut ilmu Semangat dalam menggali ilmu ditunjukkannya dengan tidak mencukupkan mencari ilmu di Mesir saja, tetapi dengan melakukan rihlah (perjalanan) ke banyak negeri.

Perjalanan ini dilakukan oleh al-Hafizh untuk menimba ilmu, dan mengambil ilmu langsung dari ulama-ulama besar seperti al-Iraqi (w. 806 H), Ibnu al-Mulaqqan, al-Izz bin Jama’ah, termasuk juga kepada al-Haitsami (w. 807 H). Sehingga dikenal Ibnu Hajar memiliki banyak guru yang besar dan masyhur.

Negeri-negeri yang pernah disinggahi dan tinggal disana, di antaranya:

  1. Al-Haramain, yaitu Mekkah dan Madinah. Ia tinggal di Mekkah al Mukarramah dan shalat Tarawih di Masjidil Haram pada tahun 785 H saat umur 12 tahun. Ia mendengarkan Shahih Bukhari di Mekkah dari Syaikh al-Muhaddits ‘Afifuddin an-Naisaburi al-Makki.
  2. Damaskus, Di negeri ini, dia bertemu dengan murid-murid ahli sejarah dari kota Syam, Ibnu ‘Asakir. Dan dia menimba ilmu dari Ibnu Mulaqqin dan al-Bulqini.
  3. Baitul Maqdis, dan banyak kota-kota di Palestina, seperti Nablus, Khalil, Ramlah dan Ghuzzah. Dia bertemu dengan para ulama di tempat-tempat tersebut dan mengambil manfaat.
  4. Shan’a dan beberapa kota di Yaman dan menimba ilmu dari mereka.

Al-Hafidz Ibnu Hajar mulai menulis pada usia 23 tahun, dan terus berlanjut sampai mendekati ajalnya. Menurut murid utamanya, yaitu Imam As-Sakhawi, karya gurunya mencapai lebih dari 270 kitab. Kebanyakan karyanya berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat.

Di antara karya tulis Ibnu Hajar tersebut adalah:

  1. Fathul Bari.
  2. Tahdzib at-Tahdzib.
  3. Taqrib at-Tahdzib.
  4. al-Ishabah fi Tamyizi as-Shahabah.
  5. al-Mathalib al-Aliyah.
  6. ad-Durar al-Kaminah.
  7. Lisanul Mizan.
  8. Bulughul Maram.
  9. Taghliq at-Ta’liq.
  10. Nukhbatul Fikr dan lain sebagainya.
Baca Juga:  Siapa dan Bagaimana Kesufian Syeikh Yusuf Al Makassari?

Ibnu Hajar al Haitami (909-973 H)

Nama lengkap: Syihabuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin HAJAR al-Haitami as-Sa’di al-Anshari as-Syafi’iy atau lebih dikenal dengan Ibnu Hajar al-Haitami. Beliau lahir di Mahallah Abi al-Haitam, Mesir bagian Barat, pada bulan Rajab 909 H dan wafat di Mekkah pada 973 H).

Ayahnya wafat ketika ia masih kecil, kemudian ia diasuh ole Imam Syamsuddin bin Abi al-Hamayil dan Syamsuddin asy-Syinawi. Kemudian Syamsuddin asy-Syinawi memindahkannnya dari Mahallah Abi al-Haitam ke Maqam Ahmad al-Badawi. Disana mulailah ia mempelajari dasar-dasar ilmu kemudian pada tahun 924 H ia dipindahkan ke Masjid Al-Azhar, belajar dengan ulama-ulama Mesir, dan ia telah menghafal al-Qur’an di waktu kecil.

Guru-gurunya mengizinkan ia untuk berfatwa dan mengajar dan pada waktu itu usianya masih belum mencapai 20 tahun. Ia menguasai berbagai ilmu antara lain tafsir, hadis, ilmu kalam, fikih, ushul fiqh, ilmu waris, ilmu hisab, nahwu, sharaf, ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu manthiq dan tasawuf.

Diantara guru beliau yang terkenal adalah: Zakariyya al-Anshari (w. 926 H, termasuk murid dari Ibnu Hajar al-Asqalani), Syihabuddin ar-Romli (w. 957 H), Ath-Thablawi, Abu al-Hasan al-Bakri, dll.

Kitab-kitab karangannya antara lain:

  • Kitab Tohfatul Muhtaj Al-Syarhil Minhaj (10 jilid besar), sebuah kitab fiqih dalam Mazhab Syafi’i yang sampai saat ini dipakai dalam sekolah sekolah tinggi Islam di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Kitab ini setaraf dengan kitab Nihayatul Muhtaj ila Syarhil Minhaj (8 jilid besar) karangan Imam Ramli.
  • Kitab fiqih Fathul Jawad.
  • Kitab fiqih Al-Imdad.
  • Kitab fiqih Al-Fatawa.
  • Kitab fiqih Al-‘Ubad.
  • Kitab Fatawa Al-Haditsiyah.
  • Kitab Az-Zawajir, Fightirafil Kabaari.
  • Asy-Syawa’iqul Muhriqah Firradi Al-Azzindiqah. Dan lainnya.
Baca Juga:  Refleksi Harlah NU Ke-92: Pesan Kebangsaan KH Hasyim Asy'ari

Akhir hayatnya, setelah beliau menebarkan ilmunya di Makkah al-Mukarramah, dihadiri oleh ribuan murid-murid yang setia kepada beliau. Umur yang berkat telah dihabiskan untuk mengajar umat tentang agama. Hingga lanjut usia, sakit pun mendatangi beliau sehingga terpaksa meninggalkan kursi pengajian.

Pada tanggal 23 rajab tahun 973 Hijriyah akhirnya beliau menutup mata dengan ridha menghadap Tuhannya. Beribu murid menangisi kepergian beliau, umat bersedih dengan wafatnya ulama panutan, ulama yang ramah dan berilmu tinggi. Akhirnya jasad beliau diusung ke Masjid al-Haram dan di shalatkan di bawah pintu kabah, kemudian dimakamkan di al-Mala.

Deretan Ulama Besar

Dari sini setidaknya bisa disimpulkan, bahwa secara urutan maka Ibnu Hajar al-Haitami (w. 957 H) merupakan murid dari Syaikh Zakariya al-Anshari (w. 926 H) yang termasuk murid dari Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H) dan termasuk murid dari al-Haitsami (w. 807 H).

Semoga informasi ini bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik