Asmaul Husna dalam Al-Quran dan Keutamaannya

Asmaul Husna dalam Al-Quran dan Keutamaannya

PeciHitam.org – Allah SWT memiliki banyak nama baik (asmaul husna) bagi dzat-Nya. Nama-nama baik bagi Allah menggambarkan sifat-sifat Allah SWT. Keindahan kebaikan dari nama-nama Allah itu menginformasikan kepada kita bahwa Allah adalah dzat yang paling sempurna dan berkuasa.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Akan tetapi tidak semua nama tersebut termaktub semua dalam Al-Quran. Beberapa asmaul husna ditemukan dan disebutkan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW.

Daftar Pembahasan:

Jumlah Asmaul Husna dalam Al-Quran dan Hadits

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (٢٢)هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٢٤

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al-Hasyr: 22-24)

Nama-nama Baik bagi Allah SWT (asmaul husna) sebagaimana kita tahu berjumlah 99, dan jika kita tambahkan Asma Allah (الله) lengkap menjadi 100 buah. Walaupun beberapa mufassirin mengatakan bahwa nama Allah SWT tidak hanya terbatas pada 99-100. Para Mufassirin mendasarkan dari Hadits Rasulullah SAW;

أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ

Saya meminta kepada-Mu dengan perantara semua nama-Mu, yang Engkau gunakan untuk menamakan diri-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang diantara makhluk-Mu, atau yang Engkau simpan dalam sebagai rahasia di sisi-Mu. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Baca Juga:  Penjelasan Tentang Sifat Wajib Bagi Allah SWT

Mendasarkan Hadits di atas, maka Ulama sepakat bahwa nama-nama Allah SWT yang  terpenting untuk menunjukan sifat kesempurnaan atas Hakikat Allah SWT.

Karena Rahasia Allah SWT tidak terbatas pada pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Karena manusia secara dasar tidak mengetahui pengetahuan Allah SWT kecuali sedikit.

Sifat hakikat Allah SWT adalah sebuah penguatan bahwa Dia yang berkuasa di dunia yang fana ini, tidak ada makhluk di dunia yang menyamai Dia.

Allah SWT adalah dzat maha Kuat, akan tetapi tidak menyiksa orang yang lemas, Dia maha kaya tapi melalui ayatNya sangat mementingkan orang-orang Miskin. Kekuasaan Allah SWT juga tidak ada yang menandingi, bahkan oleh Raja sekelas Firaun ditenggelamkan secara hina kedalam laut merah.

Asmaul Husna adalah nama yang disematkan Allah bagi diri-Nya untuk menunjukan sifat kesempurnaan. Dari 99 asmaul husna, ada 3 nama yang disebutkan dalam Hadits yaitu ()-dzat Yang Maha Merendahkan, (الخافض)-dzat Yang Maha Mencegah — المانع , dan (الصبور)-dzat Yang Maha Sabar.

Walaupun ketiga nama tersebut tidak ada dalam al-Quran akan tetapi tidak bertentangan dengannya bahkan melengkapi asmaul Husna.

Daftar Ayat yang Mengandung Asmaul Husna

Sebagaimana di awal, Allah menamai diriNya dengan asmaul husna dalam ayat-ayat Al-Quran secara sempurna. Beberapa ayat yang mengandung asmaul husna antara lain:

Al-Karim (Yang Maha Mulia) dijelaskan dalam surah Al-Muminun (23) ayat 116

Al-Muminun (Yang Maha Memberi Aman) dijelaskan dalam surat Al-Hasyr (59) ayat 23

Al-Wakil (Yang Maha Mewakili) dijelaskan dalam surat Al-Ahzab (33) ayat 48

Al-Matiin (Yang Maha Kokoh) dijelaskan dalam surat Adz-Dzariyat (51) ayat 58

Baca Juga:  Al-Illah al-Ula’: Argumen Kosmologi Ketuhanan Menurut Filusuf Muslim

Al-Jami (Yang Maha Mengumpulkan) dijelaskan dalam surat Al-Jatsiyah (45) ayat 26

Al-Adl (Yang Maha Adil) dijelaskan dalam surat An-Nahl (16) ayat 90

Al-Nafi (Yang Maha Memberi Manfaat) dijelaskan dalam surat Yunus (10) ayat 49

Al-Basith (Yang Maha Melapangkan) dijelaskan dalam surat Asy-Syura (42) ayat 27

Al-Hafidz (Yang Maha Menjaga) dijelaskan dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 255

Keutamaan Asmaul Husna

Untuk apakah Asmaul Husna itu? Ataukah hanya sekedar penambah Isi al-Quran dan tidak berpengaruh terhadap Muslim?

Ternyata asmaul Husna memiliki barokah dan fungsi penting dalam Islam, bahkan Allah SWT sendiri mengatakan bahwa kita disuruh berdoa menggunakannya. Allah SWT berfirman;

وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٨٠

hanya milik Allah Asmaul Husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (Qs. Al-Araf: 180)

Keutamaan (fadhilah) asmaul Husna juga tidak hanya terbatas untuk berdoa sahaja, akan tetapi juga memiliki fungsi lain yang  tidak kalah mengagumkan. Beberapa tariqat/ Tarekat mempergunakan asmaul Husna dalam ritus dzikir harian mereka.

Kaidah dzikir dengan mempergunakan aliran nafas dan menghadirkan asma (nama) Allah dalam setiap hela tarikan Nafas. Tarekat dengan metode dzikir seperti ini dinisbatka kepada Tariqah Anfasiyah.

Keutamaan lain dari asmaul husna adalah jaminan untuk masuk surga, sebagaimana hadits Rasulullah SAW;

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا ، مِائَةً إِلا وَاحِدَةً ، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga. (HR. Bukhari dan Muslim)

Beberapa Ulama mengomentari terkait dengan pesan hadits tentang jaminan penghafal Asmaul Husna masuk Surga. Ulama-ulama Timur Tengah mengomentari terkait redaksi Hadits (أَحْصَاهَا) bukan hanya bermakna menjaga dengan menghafalnya. Makna (أَحْصَاهَا) bisa menjadi menjaga dengan menghafalkannya, merenungkannya, dan mengamalkannya,

Baca Juga:  Inilah Keutamaan Membaca Dzikir Asmaul Husna

Asmaul Husna dalam Surah Pembuka dan Penutup

Diksi nama Allah SWT yang utama terdapat dalam lafdz Basmallah dan surah An-Naas. Nama Allah dalam dua tempat tersebut menyebut bahwa Allah adalah sebagai ilah (Tuhan disembah) dzat Yang Maha Rahman dan Rahim.

Allah sebagai ilah (Tuhan disembah) memposisikan diriNya sebagai Tuhan yang Pantas dan Niscaya untuk diagungkan serta sebagai sesembahan. Kepantasan Allah adalah sebagai pencipta dan dan pemelihara seluruh Makhluk.

Asmaul Husna (nama baik Allah) ar-Rahman dan ar-Rahim (Maha Pengasih dan Penyayang) menjelaskan kepada kita bahwa Dia mengasihi seluruh Alam.

Termasuk di dalamnya orang-orang yang bermaksiat masih dikasihi oleh Allah SWT tanpa terkecuali. Sifat Allah ini menjelaskan kepada kita, orang kafir masih mendapat Rizki dan kadang berlimpah harta. Karena masih terliputi sifat rahmanNya.

Jika sifat Rahim Allah hanya teruntuk kepada orang-orang Islam yang beriman. Sifat rahim akan menjelaskan kepada kita, balasan orang beriman akan terlihat besok pada yaumul hisab (Hari Pembalasan).

Diksi kata yang sangat ditekankan, karena mewakili sifat Kesempurnaan dan Keagungan Allah SWT. Nama-nama baik bagi Allah kiranya menjadikan kita sadar atas kekuasaan, keagungan dan sifat-sifat kesempurnaanNya. Kita memohon dengan asmaul Husna semoga semua Bala dan Wabah segera menyingkir dari Nusantara, negeri tercinta ini. Ash-Shawabu Minallah.

Mochamad Ari Irawan