Gus Dur dan Hobi Nyelenehnya Nonton Film

gus dur dan film

Pecihitam.org – Tak keliru kalau orang menyebut Gus Dur itu seorang budayawan. Berbagai kesaksian menceritakan demikian itu, Gus Dur amat peduli dengan dunia kesenian, bahkan ia sangat menikmatinya. Suatu cerita mengisahkan kalau Gus Dur membolos kuliah untuk menonton film Perancis di Kairo.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kisah itu datang dari Gus Mus, sahabat dan teman yang sama-sama kuliah di Al-Azhar Kairo, Mesir. Suatu waktu hendak berangkat kuliah, dua sahabat itu menunggu datangnya Bus di Halte. Namun, kebiasaan Bus di Kairo, penumpangnya selalu sesak.

Akhirnya dua sahabat itu terus berjalan untuk mencari Bus lain yang lebih longgar. Kemudian mereka menemukan Bus yang cukup longgar di halte yang jaraknya sudah tak terlalu jauh dari kampus. Mereka naik, dan tak selang lama Bus sudah sampai depan kampus Al-Azhar.

Namun, Gus Dur malah membujuk Gus Mus untuk tidak turun dulu. “Tanggung, baru duduk kok sudah disuruh turun” kata Gus Dur. Kemudian mereka terus melaju menyusuri kota bersama Bus-nya dan mereka tak jadi masuk kuliah.

Baca Juga:  Sosok Nurcholish Madjid (Cak Nur) di Mata Gus Dur

Setelah terus melaju, Bus kemudian tiba di depan sebuah Bioskop. Konon saat itu hari terakhir sebuah film Perancis tayang dan Gus Dur bilang mau turun di situ. Menurut Gus Mus, Gus Dur sembari turun merogoh kantong untuk mengeluarkan dua tiket nonton film untuk mereka berdua.

Kisah kegemaran Gus Dur menonton film di Kairo itu juga ada dalam buku biografinya yang ditulis secara epik oleh Greg Barton dalam buku Biografi Gus Dur (2016). Barton menyatakan bahwa Gus Dur semasa di Kairo gemar menonton film di Bioskop. Film yang ditontong Gus Dur adalah film-flm Perancis, Inggris dan Amerika.

Kata Barton, pada masa itu, pertengahan 1960-an, suasana Mesir di bawah kekuasaan Presiden Nasser cukup bebas. Hingga akhirnya akses untuk berbagai kesenian termasuk film menjadi mudah. Berkah kultur yang terbuka itulah Gus Dur di sana menemukan surga perfilman.

Mengutip tulisan Ahmad Suaedy dari alif.id, kisah lain yang menyatakan bahwa Gus Dur seorang penikmat film adalah cerita selama Gus Dur mencuri-curi kesempatan untuk menonton film saat di Pesantren. Di Pesantren memiliki peraturan tidak memperbolehkan santrinya untuk menonton film.

Baca Juga:  Diingatkan Peristiwa Pemakzulan Gus Dur, PBNU: Hal Itu Tidak Ngonteks dengan Pilpres Lewat MPR

Meski begitu, Gus Dur selalu mencari-cari kesempatan untuk dapat keluar menonton film. Menonton film di zaman itu biasanya diselenggarakan melalui layar tancap atau juga disebut Misbar (jika gerimis, maka nonton filmnya bubar).

Gus Dur semasa di Pesantren tak hanya menonton film saja, tapi juga menonton wayang. Gus Dur juga kerap mencuri kesempatan untuk keluar menonton wayang. Sepertinya Gus Dur memang mencintai dunia kebudayaan-kesenian. Maka dari itu tak heran kalau beliau punya concern yang cukup besar terhadap dunia kebudayaan.

Di laman website Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dalam artikel Gus Dur di antara Seniman, juga menceritakan bahwa Gus Dur sempat menjadi juri dari Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986-1987. Nampaknya Gus Dur sudah amat dikenal oleh banyak budayawan dan seniman sebagai seorang intelektual muslim yang punya rasa kesenian yang tinggi.

Baca Juga:  Ketika Gus Dur Mengaku Sebagai Keturunan Cina, Begini Ceritanya

Namkanya DKJ juga telah menjadi sahabat bagi Gus Dur. Di sana, pada akhir tahun 1970-an, Gus Dur sering memberikan berbagai ceramah keseinan dan kebudayaan.

Persisnya pada Juni 1975, Gus Dur menyampaikan ceramah kebudayaan dengan judul “Kebudayaan Arab dan Islam.” Konon, peserta yang datang untuk menyimak ceramah itu penuh sesak mendengarkan paparan Gus Dur.

Demikianlah berbagai kisah yang menyebutkan kalau Gus Dur adalah seorang penikmat film. Penggemar film seperti Gus Dur tak hanya sekedar menonton, tapi juga menjadikan medium film untuk memahami kebudayaan yang dihadirkan dalam film tersebut. Wallahua’lam.