Hati-hati, Begini Bahayanya Meremehkan Dosa Kecil

meremehkan dosa kecil

Pecihitam.org – Setan selalu punya cara untuk menipu manusia. Sesuatu yang kita anggap remeh biasanya digunakan setan sebagai gerbang utama untuk menggoda manusia. Manusia kerap kalap meremehkan suatu perbuatan, menganggapnya hal sepele sehingga tanpa sadar dia telah menganggap kesalahan tersebut sebagai sesuatu yang wajar. Bahkan meremehkan dosa kecil yang dilakukan oleh dirinya sendiri, meskipun dia tahu bahwa di telah melakukan  perbuatan yang salah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Rasulullah sendiri telah mengingatkan kepada kita bahwa setan sangat menyukai hal-hal kecil yang diremehkan manusia. Sebab itulah, Ali Ibn Thalib menuturkan dalam Hikam Ali Ibn Thalib:

أشد الذنوب ما استخف به صاحبه

“Dosa yang paling berat adalah dosa yang dianggap enteng oleh pelakunya.”

Manusia sering meremehkan dosa kecil yang dilakukannya, padahal dosa kecil  bisa berbalik menjadi penghancur dirinya sendiri. Sebab, dosa-dosa kecil bisa terkumpul dengan dosa-dosa kecil lainnya. Imam Ghazali dalam Faidhul Qadir menyebutkan bahwa dosa-dosa kecil itu akan saling tarik menarik, dan akhirnya sangat bisa menghancurkan keimanan di dalam diri seorang muslim.

Baca Juga:  Sunnatullah (Hukum Ketetapan Allah), Samakah dengan Kausalitas?

Ketika seseorang mulai mewajarkan satu perbuatan salah, maka tidak menutup kemungkinan dia juga akan mewajarkan perilaku salah yang lainnya. Ini akan menjadi efek domino yang berkelanjutan, terjebak dalam lingkaran dosa yang karena sudah terlalu nyaman dan biasa, maka enggan untuk beranjak.

Oleh sebab itu, para ulama terdahulu sudah mewaspadai bahaya dosa-dosa kecil dan besar. Mereka sangat menjauhinya, bahkan menganggap dosa-dosa kecil sebagai dosa besar. Ini sebagai suatu cara untuk melindungi diri mereka dari kelalaian.

Imam Ghazali juga menjelaskan bahwa dosa kecil akan menjadi besar karena manusia menganggap kecil dosa tersebut atau karena dilakukan secara terus-menerus. Apabila ada seorang muslim yang menganggap dosa kecil sebagai dosa besar, maka dosa tersebut menjadi kecil di hadapan Allah. Pun sebaliknya, bila ada seorang muslim menganggap dosa kecil sebagai dosa kecil maka dianggap besar di hadapan Allah.

Baca Juga:  Ketika Imam Abu Hanifah Ditimpa Fitnah dan Cobaan

Orang-orang yang menganggap semua dosa sebagai dosa besar muncul karena adanya penolakan di dalam hati untuk melakukannya. Mereka terbiasa dengan menjaga tubuhnya dari segala hal yang mengakibatkan murka Allah kepadanya.

Maka, agar tidak menjadi orang yang terus menanggung dosa berat hanya karena meremehkan dosa kecil, kita perlu untuk terus bermuhasabah tentang kesalahan-kesalahan apa saja yang sudah kita perbuat. Kita mesti lebih berhati-hati dalam bertindak. Apabila sudah terlanjur melakukan dosa, maka seorang muslim hendaknya bersegera memohon ampunan kepada-Nya. Peracaya bahwa pintu ampunan Allah SWT selalu terbuka lebar bagi hamba-hamba yang bertobat dan menyesal atas kesalahan yang telah diperbuat.

Dinuqil dalam Sebuah riwayat hadis dalam Al Kabir menuturkan bahwa malaikat akan memberi kesempatan bagi orang yang melakukan dosa selama enam jam pertama untuk memohon ampun kepada Allah dan belum mencatat perbuatan dosa tersebut. Tetapi, jika dalam enam jam tersebut ia tetap lalai dan tidak meminta ampunan kepada-Nya, maka malaikat bersegera untuk mencatatnya.

Baca Juga:  Betulkah Tanda Hitam di Jidat Itu Adalah Ciri Kesholihan?

اِنَّ صَاحِبِ الشَّمَالِ لَيَرْفَعُ الْقَلَمَ سِتَّ سَاعَاتٍ عَنِ الْعَبْدِ الْمُسْلِمِ الْمُخْطِئِ فَإِنْ نَدِمَ وَاسْتَغْفَرَ اللهَ مِنْهَا اَلْقَاهَا وَاِلاَّ كُتِبَتْ وَاحِدَةً

“Sesungguhnya malaikat yang berada di sebelah kiri mengangkat pena (tidak mencatat) selama enam jam ketika seorang hamba  muslim melakukan dosa. Jika ia menyesali perbuatannya dan meminta ampunan Allah, maka dilepaslah pena itu, namun jika tidak demikian, maka akan dicatat satu dosa.” (HR. Thabrani)

Sekali lagi, mari kita berusah sekuat mungkin untuk tidak meremehkan dosa kecil. Setan ada di mana-mana. Sebagai makhluk yang tak sempurna, manusia hanya bisa berusaha dan waspada. Maka, tetaplah senantiasa meminta perlindungan kepada Allah agar terhindar dari dosa-dosa yang sangat dibenci oleh-Nya.

Habib Mucharror

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *