Mengenal Janan Thaib; Pemuda Indonesia, Peraih Derajat Tertinggi di Universitas al-Azhar

Mengenal Janan Thaib; Pemuda Indonesia, Peraih Derajat Tertinggi di Universitas al-Azhar

PeciHitam.org – Mesir, merupakan salah satu kiblat pendidikan Islam tertua dan terlengkap bagi umat Islam di dunia, begitupun bagi Muslim Indonesia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Maka tak heran jika banyak sekali Ulama Nahdlatul Ulama yang menimba Ilmu di sana, sebut saja KH. Abdurrahman Wahid dan KH. Mustofa Bisri juga banyak Ulama dan Kiai kharismatik lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Namun, tahukah kalian bahwa pada awal abad 20 sekitar tahun 1924 ada orang pertama dari Indonesia yang mendapatkan derajat tertinggi atau alamiyya dari Universitas al-Azhar? Siapah dia?

Mengenal Janan Thaib 

Dia adalah Janan Thaib, putra Indonesia kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat tahun 1891. Janan Thaib pergi ke Makkah pada tahun 1911 dimana delapan tahun kemudian pada tahun 1918 dia menempati peringkat ketujuh di al-Azhar dan lulus pada tahun 1924 dengan gelar alamiyya.

Pada tanggal 14 September 1923 di bentuk sebuah komunitas Jawi dengan nama Jam’iyyah al-Khairiyyah al-Thalaba al-Azhariyyah al-Jawiyah (Asosiasi Pelajar Jawi al-Azhar untuk Kebaikan) dengan Janan Thaib sebagai pemimpinnya.

Jajat Burhanudin dalam bukunya Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah Indonesia menuliskan bahwa:

“Perkumpulan ini, dengan Janan Tayyib dari Minangkabau sebagai presiden pertamanya, menjadi forum penting bagi komunitas Jawi di Kairo,”

Namun, komunitas Jawi tersebut akhirnya dibubarkan pada tahun 1937 karena terlalu jauh masuk ke dalam ranah politik, padahal semestinya para mahasiswa disana fokus pada pendidikan. 

Baca Juga:  KH Wahid Hasyim: Tokoh NU Sang Perekat Bangsa

Untuk mengganti komunitas Jawi, muncullah Perhimpunan Pemuda Indonesa dan Malaya yang pada akhirnya juga tidak bisa menghindari politik.

Dalam buku Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri karya Muhammad Zein Hasan pada waktu itu nama ‘Indonesia’ belum dikenal orang dan nama ‘Jawa’ meliputi seluruh wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaya, Siam dan Filipina.

Komunitas Jawi tersebut dalam surat izin berdirinya no. 323 hanya di izinkan untuk melakukan kegiatan sosial, namun lambat lain mereka mulai memperkenalkan dan mendoron rakyat Indonesia untuk ikut andil dalam memenangkan tuntutan nasional seperti yang sering dikumandangkan dalam majalah mereka yang bernama Seruan Azhar.

Seruan Azhar yang dipimpin oleh Hanan Thaib ini terbit pertama kali pada oktober 1925 dengan mendapat sponsor keuangan dari seorang pelajar Melayu yang kaya yaitu Haji Othman bin Abdullah. Seruan Azhar akhirnya berhenti terbit pada Mei 1928 karena kesulitan keuangan.

Baca Juga:  Hingga Nabi Wafat, Rahasia Ini Benar-benar Disimpan Hudzaifah bin al Yaman

Janan Thaib memutuskan untuk pergi meninggalkan Kairo setelah penerbitan pertama Seruan Azhar. Tujuan nya adalah Eropa untuk menambah wawasan. Beberapa tempat yang dia kunjungi adalah Paris, setelah itu lanjut ke Belanda.

Di Belanda, Janan Thaib menemui Mohammad Hatta yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia untuk membahas mengenai koordinasi perjuangan Indonesia di Luar Negeri.

Atas pertemuan inilah akhirnya pada tahun 1926 Indonesia diundang ke Konferensi Islam di Kairo yang diwakili oleh Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) dan Abdullah Ahmad. Pada 1929, Abdul Kahar Muzakkir (Indonesia) dan Abubakar Asy’ari (Malaya) menghadiri Konferensi Buraq (Islam) di Palestina.

Tujuannya jelas yaitu dalam setiap konferensi-konferensi Islam dan lain-lainnya itu diutamakan memperkenalkan bangsa dan aspirasi-aspirasi nasional Indonesia.

Setelah dari Belanda, Janan Thaib lalu menuju dan menetap di Makkah, disana dia mendirikan Madrasah Indonesia al-Makkiyah. Madrasah lain yang pada waktu itu didirikan oleh orang Indonesia yaitu Dar al-Ulum al-Diniyyah milik Syaikh Muhammad Yasin al-Padani.

Berkat keteguhan para cendekiawan muslim di Luar Negeri inilah nama Indonesia kemudian mulai dikenal di Timur Tengah pada sekitar tahun 1920-an.

Baca Juga:  Umar bin Abdul Aziz, Khalifah Bani Umayyah yang Dikenal Sebagai Khulafaur Rasyidin Kelima

Madrasah Indonesia milik Janan Thain kemudian mengembangkan kesadaran berbangsa pada warga Indonesia-Malaya yang bermukim disana.

Banyak penduduk Indonesia yang sadar bahwa selama ini mereka telah dipecah dan di Fitnah oleh agen-agen dari Belanda dan Inggris dengan masalah yang bersifat Khilafiyah hingga perbedaan suku. Hingga pada tahun 1930 muncul sebuah Ikatan Pertindom atau Persatuan Talabah Indoensia Malaya.

Itulah sedikit kisah mengenai bagaimana perjuangan Janan Thaib orang pertama yang mendapat gelar tertinggi di Universitas al-Azhar dan menyadarkan kepada banyak orang pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara.

 

Mohammad Mufid Muwaffaq