Keterlibatan Terduga Terorisme di Cirebon Terus Diselidiki

terorisme

Pecihitam.org, TASIKMALAYA – Densus 88 terus mengembangkan kasus penangkapan terduga terorisme di Cirebon, Jumat pekan lalu. Tempat kerja salah satu terduga teroris yang ditangkap ikut diperiksa pada Senin (21/10).

Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto mengatakan, penggeledahan dilakukan di tempat kerja dan MER terduga teroris berinial W (23 tahun). Diketahui, W bekerja di Gardu Induk Tasikmalaya milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Jalan Sambong Jaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

“Jadi tadi kita melaksanakan penggeledahan kepada inisial W yang merupakan pengembangan kasus terorisme yang diungkap Densus 88 di Cirebon. Kita membantu untuk melaksanakan penggeledahan di mes dan ruang operator W bekerja,” kata dia, Senin (21/10/2019). Dikutip republika.

Baca Juga:  NU-Muhammadiyah Minta Pemkab Lamsel Segera Realisasikan Hunian Tetap untuk Korban Tsunami

Dalam penggeledahan itu, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa senapan angin, busur, anak panah, dan target panahan, senjata tajam, sejumah buku, dan dokumen lainnya. Barang bukti itu dibawa ke Polres Tasikmalaya Kota.

Anom belum mau mengungkap keterlibatan W dalam jaringan terorisme. Menurut dia, hal itu menjadi kewenangan Densus 88. Namun, pihaknya akan terus membantu Densus dalam proses penyelidikan jika diperlukan.

Berdasarkan pantauan, polisi mulai memeriksa Gardu Induk Tasikmalaya pada sekitar pukul 09.30 WIB. Sementara wartawan dan masyarakat umum tak diperkenankan masuk ke dalam areal tersebut. Sejumlah warga melihat di depan pintu gerbang Gardu Induk PLN. Penjagaan ketat juga dilakukan oleh aparat kepolisian. Pemeriksaan baru selesai pada sekitar pukul 10.45 WIB.

Baca Juga:  Selamat, Indonesia Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB

Petugas kemananan Gardu Induk Tasikmalaya, Isep Ramadan membenarkan bahwa W merupakan karyawan PLN. Di gardu induk tersebut, W bertugas sebagai operator.

“Sudah dua tahun kerja di sini,” kata dia.

Menurut dia, tak ada tanda-tanda mencurigakan dari keseharian W. Bahkan, W dinilai sebagai karyawan yang terbuka dan suka menegur karyawan lainnya. Ia hanya mengenal terduga teroris sebatas rekan kerja.

Ramadan mengatakan, di Tasikmalaya W tinggal di MES PLN. Sementara saat libur, ia pulang ke rumahnya di Cirebon.

“Kalau ke kantor juga gak pernah bawa teman. Soalnya teman juga gak boleh dibawa ke sini,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *