Kitab Shahih Muslim Karangan Imam Muslim

kitab shahih muslim

Pecihitam.org – Hadits merupakan sumber pedoman umat islam ke dua setelah Al Quran. Para ulama dahulu dan sekarang telah bersepakat bahwa dua kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yaitu kitab kumpulan hadits Rasulullah SAW merupakan kitab rujukan yang terpercaya. Tulisan ini akan menerangkan sedikit tentang kitab Shahih Muslim dan untuk kitab tersebut dapat di download pada link dibawah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Shahih Muslim, demikian kitab ini dikenal oleh kaum muslimin. Atau nama lain kitab ini adalah Al-Musnad As-Shahih Al-Mukhtashar Minas -Sunan Bin-Naqli Al-‘Adl ‘Anil ‘An Rasulillah. Dalam bahasa Indonesia kurang lebih maknanya “Hadits shahih yang bersambung rantai sanadnya. Teringkas dari hadits-hadits [yang sangat banyak], dari penukilan orang-orang yang terpercaya, sampai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

Kitab ini ditulis oleh Imam Muslim. Nama lengkap beliau Abul Hasan Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Warad bin Kausyaz Al Qusyairi An Naisaburi Asy Syafi’i. Berliau berasal dari negeri Naisabur, yang sekarang ini termasuk wilayah Rusia. Al Imam Dzahabi menyebut beliau muhsin Naisaburi yang banyak memberikan kebaikan, atas prestasi dan kesungguhan beliau bagi Islam dan kaum muslimin.

Shahih Muslim memuat hadits-hadits shahih yang merupakan saringan dari sekitar 300.000 hadits yang dihafal dan dianggap shahih oleh Al Imam Muslim. Dari sejumlah besar hadits itu, beliau memilih 3030 hadits, atau dalam pendapat lain 4000 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dengan pengulangannya berjumlah sekitar 10.000 hadits.

Baca Juga:  Mengenal Kitab Qomiut Thughyan Karya Imam An-Nawawi

Dengan penuh kesungguhan, beliau menulis kitab Shahih ini selama 15 tahun. Imam Muslim telah mencurahkan seluruh kemampuan dan waktunya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan, serta membandingkan riwayat-riwayatnya satu sama lain. Beliau sangat teliti dan hati-hati dalam memilih dan memilah hadits yang ingin beliau cantumkan. Lebih dari itu, beliau memberikan isyarat perbedaan antara lafazh tersebut. Maka akhrinya lahirlah kitab Shahih ini.

Tentang ketelitian beliau ini, tersirat dari ungkapan beliau sendiri, “Tidaklah aku mencantumkan sebuah hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan. Tidak pula aku menggugurkan suatu hadits, melainkan dengan alasan pula.” Demikianlah. Sebuah kitab agung, luas dan dalam kandungan maknanya. Seolah lautan lepas tak bertepi. Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan kebahagiaan beliau, “Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini.”

Baca Juga:  Kitab Musnad Ahmad Karya Imam Ahmad bin Hanbal

Kitab Shahih Muslim memiliki karakteristik tersendiri, berbeda dengan metode Imam Bukhari. Imam Muslim tidak mencantumkan judul-judul dalam setiap pokok bahasan untuk menegaskan pelajaran yang terdapat dalam hadits yang beliau sebutkan. Namun, beliau lebih memilih untuk menyebutkan tambahan-tambahan lafazh pada hadits pendukungnya. Sehingga, dalam menuliskan satu hadits pokok, beliau tambahkan hadits-hadits penguat lain untuk menjelaskan kandungan ilmu dari hadits tersebut. Sederhananya, beliau ingin menjelaskan hadits dengan hadits yang lain.

Adapun Imam Bukhari, beliau menyebutkan judul bab untuk menyebutkan kandungan hadits, tanpa menyebutkan hadits penguatnya. Imam Al Bukhari memotong hadits sesuai dengan tema bab. Sementara Imam Muslim menuliskan satu hadits secara utuh. Sehingga, kita akan sering menemui pengulangan satu hadits dalam Shahih Al Bukhari. Walaupun dua kitab ini berbeda dalam sistematika penyusunannya, namun Imam Muslim banyak terpengaruhi oleh metode penulisan gurunya, Imam Bukhari.

Para ulama berbeda pendapat mana yang lebih unggul antara Shahih Muslim dengan Shahih Bukhari. Kebanyakan ahli hadits berpendapat bahwa Shahih Bukhari lebih unggul. Sedangkan sejumlah ulama lain lebih mengunggulkan Shahih Muslim. Hal ini menunjukan perbedaan tipis antara dua kitab shahih tersebut. Dalam sistematika penulisan, Imam Muslim lebih unggul. Namun, dari segi ketatnya syarat keshahihan, Shahih Al Bukhari lebih utama. Yang jelas disepakati, bahwa kedua kitab hadits shahih ini sangat berperan dalam standarisasi bagi akurasi akidah, syariah fiqih, dan semua bidah ilmu dalam Islam.

Baca Juga:  al-Fiqh Ala al-Madzahib al-Arbaah, Kitab Fiqh 4 Madzhab yang Tidak Memihak

Namun yang harus dicatat, bahwa Shahih Bukhari dan Shahih Muslim tidaklah memuat semua hadits shahih. Al Imam Bukhari hanya memasukan sebagian hadits shahih yang beliau hafal. Adapun Al Imam Muslim, beliau menegaskan bahwa beliau hanya menyusun hadits-hadits populer di kalangan ulama dan disepakati keshahihannya. Sehingga, masih banyak hadits yang shahih di luar kitab shahih tersebut. Wallahu’alam Bisshawab

Silahkan download kitab Shahih Muslim pada link di bawah ini:

Kitab Shahih Muslim dan Terjemah Shahih Muslim

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *