Beginilah Cara Mereka Membajak Ayat-Ayat Sebagai Klaim Kebenaran

Beginilah Cara Mereka Membajak Ayat-Ayat Sebagai Klaim Kebenaran

PeciHitam.org Persebaran gerakan ISIS dan wahabi (kemudian dikenal juga dengan baju salafi) tidak terelak masuk ke Nusantara. Tentunya gerakan ini tetap memiliki kekhasan dengan mengambil permusuhan kepada kelompok/ golongan yang  mereka klaim ahlu bid’ah atau syirik.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Persamaan pola gerakan yang mengklaim diri sebagai gerakan pemurnian Islam dari kerak-kerak syirik, kufur, bid’ah dan kesesatan. Pun cara penghancuran situs dunia berupa makam, kubah, situs sejarah, bahkan masjid benar-benar terjadi.

Pahitnya, golongan mereka bangga diri dengan penghancuran tersebut karena keyakinan mereka menjadi golongan pembela hak-hak Agama, Al-Qur’an, dan Allah SWT. Padahal, tindakan mereka tidak lebih dari tindakan kekerasan atas nama Agama semata, bukan kebenaran.

Pembajakan Ayat untuk Klaim Kebenaran

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agoes Maftuh Abegebriel membuat alur penalaran bahwa banyak golongan Islam yang melakukan kekerasan atas nama agama. Perbuatan tersebut tidak lebih dari ‘Pembajakn Ayat untuk Klaim Kebenaran’.

Bisa dilihat bahwa perbuatan pembantaian Muslim Yazidi di Suriah dilakukan oleh ISIS yang berbenderakan kalimah Laa Ilaha Illallah. Model pembajakan ayat Al-Qur’an pertama-tama dilakukan oleh kaum khawarij yang mana menggunakan ayat alQur’an untuk mengkafirkan orang lain. Ayatnya adalah,

Baca Juga:  Jika Memang Ajarannya Benar, Mengapa Malu Dipanggil Wahabi?

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ (٤٤

Artinya; “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (Qs. Al-Maidah: 44)

Pembajakan ayat untuk digunakan sebagai pembenaran tindakan teror, kriminal dan kekerasan sudah pahami dengan baik oleh Sahabat Ali bin Abi Thalib ketika menghadapi kaum Khawarij. Maqalah kata-kata Ali bin Abi  Thalib mengomentari pembangkangan Khawarij dan kesesatan mereka adalah;

كلمة حق تريد بها الباطل

Artinya; ‘Kalimat Haq/ Benar, namun berlandaskan kepentingan yang jelek’

Tendensi kepentingan yang dicontohkan oleh orang Khawarij banyak menurun kepada gerakan radikal dan ekstrim di era modern. Dengan dalih membela Islam, Al-Qur’an dan Allah SWT ternyata hanya kamuflase untuk menutupi kepentingan busuknya.

Fenomena di Nusantara

Beberapa fenomena yang terekam oleh ingatan Muslim di Nusantara tentang klaim kebenaran dengan menggunakan ayat-ayat Allah dan Hadits Rasulullah SAW adalah demo berjilid-jilid dan gerakan deislamisasi (beranggapan Muslim tidak lagi Muslim).

Baca Juga:  Alhamdulillah, Akhirnya Ulama Wahabi Ini Bertaubat dan Hijrah ke Aswaja

Gerakan demo berjilid-jilid hari-hari ini dengan jelas menggambarkan bagaimana libido meraih kekuasaan dengan menggunakan Isu agama. Pekikan takbir dan orasi menuntut terpenuhinya aspirasi golongan mereka menjadi bukti bahwa agama sering menjadi bulu domba kepentingan duniawi. Hal ini semakin menguatkan bukti bahwa klaim atas nama agama hanya sebagai tunggangan kepentingan nafsu.

Allah SWT sangat tidak menyukai ayatNya digunakan oleh manusia atau golongan manusia sebagai pemebenaran tindakan dzalim. Allah SWT berfirman;

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الإسْلامِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (٧

Artinya; ”Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan Dusta terhadap Allah sedang Dia diajak kepada Islam? dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim” (Qs. Shaff: 7)

Allah SWT sangat tidak menyukai orang yang menggunakan dalil al-Qur’an untuk menutupi kebusukan tujuan utamanya. Bisa jadi didepan menggunakan ayat Allah, namun aslinya membela kepentingan nafsu yang berasal dari syaitan.

Baca Juga:  Meluruskan Firanda yang Mengatakan Isra' Mi'raj Sebagai Bukti Allah Ada di Atas

Kepercayaan diri golongan yang mengatas namakan diri membela Islam, Al-Qur’an dan Allah SWT berasal dari Nafsu. Namun mereka lupa bahwa berperang disamping Rasulullah SAW dipastikan benar, dan musuhnya pasti salah. Sedangkan melakukan kekerasan oleh golongan dengan dalih ayat al-Qur’an dan melawan pihak yang sama menggunakan Al-Qur’an.

Potensi kebenaran dan kesalahan diantara dua kubu sama-sama besar. Oleh karenanya, memastikan kebenaran pemahaman terhadap ayat tertentu adalah bentuk klaim atas nama agama, bukan membela agama itu sendiri.

Ash-Shawabu Minallah.

Mochamad Ari Irawan