Mengenal Hadis Qudsi; Karakteristik dan Ciri-cirinya

hadis qudsi

Pecihitam.org – Kita umat islam memiliki pedoman yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Al-Qur’an bersifat universal dan sudah tidak diragukan lagi kebenarannya. Sedangkan Hadis ada beberapa macam Hadist dan sifat dari hadist tersebut. Salah satunya adalah yang disebut dengan Hadis Qudsi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Banyak yang menyebutkan bahwa Hadis Qudsi itu sifatnya hampir sama dengan firman Allah Swt dalam bentuk hadist yang mana redaksinya berasal dari segala sesuatu yang disandarkan langsung terhadap Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT.

Jadi hadis qudsi ini sudah pasti bersifat shahih dan tidak perlu diragukan kebenarannya. Lalu apa saja yang membedakan antara Al-Qur’an dan Hadist Qudsi?

Sebelum kita membahas tentang perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadist, maka sebaiknya kita pelajari dulu pengertian dari Al-Qur’an dan Hadis Qudsi.

Kata Al-Qur’an berasal dari kata Qoro’a yang berarti membaca dan mengumpulkan. Jadi Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan apabila membacanya maka dinilai sebagai ibadah.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 86-87 – Kitab Ilmu

Yang perlu digaris bawahi adalah kata “firman Allah” yang berarti bahwa Al-Qur’an bukanlah perkataan jin, manusia, dan malaikat. Lalu kata “diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW” dapat dimaknai bahwa firman Allah (Al-Qur’an) hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan tentu saja berbeda dengan yang diturunkan kepada Nabi Dawud As, Nabi Musa As, ataupun Nabi Isa As.

Kemudian adapun yang dimaksud dengan “membacanya dinilai ibadah” adalah bahwa Al-Qur’an itu bukanlah bacaan biasa karena yang terkandung didalam Al-Qur’an redaksi dan substansinya berasal langsung dari Allah Swt sehingga membacanya dinilai sebagai ibadah.

Hadist Qudsi adalah segala sesuatu yang disandarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT, dimana redaksi yang dibuat oleh Nabi Muhammad SAW sementara substansinya dari Allah SWT. Diantara Redaksi yang bisanya dipakai didalam Hadist Qudsi adalah “qala rasulullah saw, qala Allahu ta’ala (Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt brfirman)”.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 320 – Kitab Haid

Salah satu contoh dari Hadist Qudsi :

“Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt berfirman, “Aku seperti perasangka hamba-Ku kepada-Ku.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Dari pengertian yang telah kita bahas diatas, maka dapat kita ambil beberapa perbedaan diantara Al-Qur’an dan Hadist Qudsi, yaitu:

  1. Membaca Al-Qur’an dinilai ibadah. Bahkan 1 huruf yang ada di Al-Qur’an mengandung 10 kebaikan, sedangkan terhadap Hadist Qudsi tidak.
  2. Menurut jumhur Ulama’, Al-Qur’an tidak boleh dikutip maknanya saja, tapi harus lengkap dari substansi dan redaksi. Namun pada Hadist Qudsi hukumnya boleh mengutip maknanya dan membuat redaksi sendiri.
  3. Mushaf Al-Qur’an tidak boleh disentuh kecuali orang yang sudah dalam keadaan bersuci ( atau telah berwudhu). Berbeda dengan Hadist Qudsi karena boleh disentuh oleh siapapun meskupun dalam keadaan belum bersuci atau belum berwudhu.
  4. Al-Qur’an berasal dari periwayatan yang sangat valid, pasti, dan diyakini kebenarannya. Barang siapa yang mengingkarinya meskipun itu haya satu huruf maka akan dihukumi kafir. Hal ini tentu berbeda dengan Hadis Qudsi, dimana apabila mengingkarinya, misalnya saja karena dinilai bahwa hadist qudsi tersebut tidak shahih atau dinilai dhaif maka tidak akan dihukumi kafir.
Baca Juga:  Hadits Adalah Sumber Hukum Islam, Adakah Pembagiannya?
Arif Rahman Hakim
Sarung Batik