Konsep dan Metode Pendidikan Akhlak dalam Kitab Adab al-Mufrad yang Bisa Kita Pelajari

Konsep dan Metode Pendidikan Akhlak dalam Kitab Adab al-Mufrad yang Bisa Kita Pelajari

Pecihitam.org- Konsep dan metode pendidikan akhlak memiliki banyak sekali versi, hal ini dikarenakan pengalaman selama mendidik berdasarkan anak didik yang dihadapi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Tetapi dalam tulisan kali ini akan dikonsentrasikan hanya pada Metode yang terdapat pada kitab adab al-mufrad. Berikut adalah beberapa konsep dan metode pendidikan akhlak dalam adab al-mufrad yang bisa kita terapkan:

Metode perumpamaan adalah salah satu metode pendidikan yang digunakan oleh guru atau orang tua kepada anak didiknya dengan cara memajukan berbagai perumpamaan agar materinya mudah dipahami.

Terdapat 27 hadis metode amtsal di dalam kitab Adab al-Mufrad. Contoh metode amtsal pada kitab tersebut adalah:

Dari Aisyah r.a bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda: Kerabat adalah akar pohonnya Allah, barang siapa menyambungnya maka Allah menyambungnya dan barang siapa yang memutuskannya maka Allah akan memutuskannya.

Yang dimaksud dengan “akar pohonnya Allah” adalah perumpamaan yang menggambarkan bahwa tali “silaturrahim” itu diumpamakan sebagai sesuatu yang terhubung dengan rahmat Allah, sehingga orang yang memutus tali silaturrahimnya maka Allah memutus rahmatNya dari orang itu.

Baca Juga:  Inilah 10 Hewan Penghuni Syurga, Ternyata Semut Juga Termasuk

Dari hadis ini nilai akhlakul karimah yang ditanamkan oleh Rasulullah SAW, adalah menjaga tali silaturrahim dan menjauhi perbuatan memutus kekeluargaan.

Allah membuat perumpamaan kerabat pada hadis tersebut dengan akar pohon, maksudnya ialah ikatan kekerabatan adalah ikatan yang sangat kokoh. Ibarat pohon jika akarnya diputus dia akan mati. Demikian pula dengan kekerabatan, siapa saja yang memutus kerabatnya (qati’ alrahim) maka ia ibarat memutus hubungan dengan Allah SWT.

Metode perumpamaan ini menjadi salah satu cara yang sering digunakan Nabi Muhammad SAW guna memberi pemahaman tentang pentingnya memiliki akhlakul karimah. Dengan bahasanya yang indah, nilai-nilai akhlak tersebut sampai dan mengena pada para sahabat.

Sebagai seorang guru, Rasulullah saw. telah mendidik para sahabat bukan hanya dengan metode ceramah atau perintah semata, beliau bahkan juga menjadi role model bagai murid-muridnya (para sahabat ra).

Dalam kitab Adab al-Mufrad Metode Qudwah ini dapat dijumpai pada 207 hadis. Salah satu contohnya adalah:

Aku mendengar al-Barra’ berkata: Pernah aku melihat Nabi s.a.w dan Hasan (cucunya) r.a di atas pundaknya dan beliau berdoa: Ya Allah sesungguhnya aku mencintainya maka cintailah dia.

Metode Mumarasah wa al-Amal adalah cara mengajar dimana anak didik melakukan kegiatan-kegiatan latihan dengan maksud supaya siswa bisa memilki ketangkasan atau ketrampilan yang tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Baca Juga:  Tanggal Lahir Nabi Muhammad Ternyata Ulama Berbeda Pendapat

Di dalam kitab Adab al-Mufrad metode mumarasah ini dapat dijumpai pada 184 hadis. Contoh metode mumârasah al-‘amal misalnya:

Dari Abdillah bin Amru dia berkata: Telah datang seorang lelaki kepada Nabi s.a.w dan berbaiat untuk hijrah sementara ia meninggalkan kedua orang tuanya yang menangis (karena kepergiannya). Maka beliau bersabda kepadanya: Kembalilah kepada kedua orang tuamu, buatlah keduanya tertawa sebagaimana kamu membuat keduanya menangis.”

Hadis ini merupakan perintah Rasulullah saw. kepada kaum lelaki yang meninggalkan kampung halamannya semata-mata untuk berhijrah di jalan Allah, agar mengurungkan hijrahnya dan pulang untuk menghibur kedua orang-tuanya.

Hijrah adalah termasuk amalan yang diperintahkan oleh Allah terutama bagi mereka yang tinggal di negeri yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk dapat beribadah kepada Allah dengan aman.

Baca Juga:  Siti Khadijah, Seorang Janda yang Menjadi Istri Pertama dan Tercinta Nabi Muhammad SAW

Bahkan di dalam al-Qur’an Allah menyebut mereka yang mati dalam keadaan tidak dapat menetapi agamanya karena tidak mau berhijrah sebagai orang yang menzalimi dirinya sendiri (QS. AlNisa’: 97).

Nilai akhlakul karimah yang ditanamkan oleh Rasulullah saw. dari hadis ini adalah berbakti kepada kedua orang-tua. Perintah Nabi agar lelaki itu pulang ke rumah dan menghibur kedua orang tuanya yang menangi itu sebagai bentuk pendidikan akhlak untuk berbakti kepada kedua orang tua kepada tersebut.

Mochamad Ari Irawan