Mimpi Bertemu Nabi Muhammad, Adakah Riwayat Tentang Hal Ini dari Beliau?

Mimpi Bertemu Nabi Muhammad, Adakah Riwayat Tentang Hal Ini dari Beliau?

PeciHitam.org – Mimpi sering disebut sebagai bunga tidur. Setiap orang pasti sering bermimpi ketika tidur, baik ketika bangun teringat atau malah lupa dengan mimpinya sebelumnya. Beberapa dari kita juga mungkin mengharapkan agar mimpu bertemu Nabi Muhammad atau bahkan memang sudah pernah mimpi bertemu Nabi Muhammad.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hal ini tentu bukan tanpa alasan, karena memang ada dalil yang menyebutkannya. Salah satu di antaranya, ialah hadis berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : وَمَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي حَقًّا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi saw, beliau bersabda: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka sungguh ia telah melihatku secara benar. Sesungguhnya setan tidak bisa menyerupai bentukku. Barangsiapa yang berdusta atasku secara sengaja maka ia telah mengambil tempat duduk dalam neraka”. (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam kitab Fatawa al-Imam An-Nawawi dijelaskan bahwa mimpi bertemu Nabi Muhammad dapat terjadi pada semua kalangan, tidak peduli orang itu shaleh maupun tidak. Mimpi tersebut merupakan kabar gembira terhadap seorang hamba yang dikehendaki-Nya. Setan bahkan tidak mampu menyerupai fisik atau penampilan Rasulullah.

Baca Juga:  Apa Itu Telaga Kautsar? Inilah Penjelasan dalam Hadits Nabi

Jika seseorang bermimpi bertemu dengan Nabi, maka mimpinya itu pasti benar. Sebaiknya sebelum tidur, hendaknya seseorang berusaha dalam kondisi suci, kemudian menghadap kiblat, dilanjutkan membaca doa serta membaca surat al-Ikhlas, dan surat Muawwidzatain yaitu al-Falaq dan al-Nas agar terlindungi dari godaan Syaithan yang hinggap di mimpi kita.

Berikut ini merupakan redaksi hadis-hadis serupa yang membahas mengenai mimpi bertemu Nabi Muhammad yang tercakup dalam buku At-Thuruqus Shahihah fi Fahmis Sunnatin Nabawiyah karya Al-Maghfurlah KH Ali Mustafa Yaqub, antara lain:

  من رآني في المنام فقد رأى الحق و غيرهما  من رآني في المنام فسيراني في اليقظة و غيرهما  من رآني في المنام في المنام لكأنما رآني

Artinya: 1. Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka sungguh ia telah melihat yang sebenarnya. 2. Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan terjaga. 3. Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka seolah-olah ia melihatku.

Ketiga hadis di atas dikutip dari kitab ‘Aridlatul Ahwadzi Syarh Shahihit Tirmidzi karya Ibnul ‘Arabi Al-Maliki.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan konteks hadis ini pada masa sahabat saat mereka masih bisa melihat nabi sehari-hari. Jika seorang dari mereka bermimpi berjumpa nabi, tentu saja seolah mereka berjumpa sebagaimana keadaan sehari-hari bersama Rasulullah.

Baca Juga:  Makna Kalimat Inalillahi Wainailaihi Rojiun dan Anjuran Pengucapannya

Maka ketika Nabi Muhammad SAW telah wafat, tentu saja tidak akan kembali hidup lagi. Secara rasional, pemahaman hadits tersebut tidak cocok untuk umat Muslimin sekarang, karena selain nabi telah wafat, kaum Muslim sekarang juga tidak pernah berjumpa dengan nabi. Pendapat ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh al-Qurtubi.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa ketika seseorang bermimpi bertemu Rasulullah apabila ia hidup pada masa Rasulullah, artinya ia diberi taufiq oleh Allah untuk hijrah dan bertemu dengan Rasulullah.

Kemudian jika orang bermimpi tersebut tidak hidup di zaman Rasullullah, dia akan melihat kenyataan mimpinya tersebut dalam keadaan terjaga pada hari kiamat, karena semua umatnya akan melihatnya pada hari kiamat, bisa jadi ia melihat langsung Rasulullah dalam keadaan dekat di hari kiamat maupun mendapatkan syafaatnya.

Terlepas dari perdebatan itu semua, dalam kitab Ra’aytun Nabiyya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: Mi’atu Qishshatin min Ru’an Nabi karya Abdul Aziz Ahmad bin Abdul Aziz, kitab tersebut berkisah bahwa mimpi bertemu Rasulullah merupakan hal yang luar biasa.

Baca Juga:  Siapa yang Sebenarnya Lebih Pantas Disebut Thaghut?

Bahkan ia juga menuliskan ciri-ciri mimpi bertemu Rasulullah. Adapun ciri-ciri mimpi bertemu Rasulullah, antara lain:

Pertama, dalam mimpi orang tersebut, sosok Rasulullah berkata, “Aku adalah Rasulullah, atau Aku adalah Muhammad bin Abdullah, atau Aku adalah nabimu,”

Kedua, seseorang yang mimpi itu akan melihat sosok yang agung dan diagungkan. Dia meyakini orang yang ditemui dalam mimpi itu bukan orang sembarangan. Orang itu diyakini sebagai Rasulullah meski tidak ada yang memberitahu hal tersebut.

Ketiga, seseorang yang mimpi akan melihat seseorang yang dihormati. Kemudian, ada orang yang memberitahukan bahwa orang tersebut adalah Rasulullah.

Mohammad Mufid Muwaffaq