Recehnya Alasan Pengkufuran Warga Nahdhiyin Oleh Wahabi

Recehnya Alasan Pengkufuran Warga Nahdhiyin Oleh Wahabi

PeciHitam.org Keanehan gerakan Islam di era modern banyak terlihat dari tata cara pandang hitam-putih kepada golongan lain yang tidak sependapat. Hantaman golongan wahabi dan salafi misalnya, banyak menyerang golongan ‘hijau’ atau orang Nahdliyyin karena mereka dianggap sebagai penyembah kuburan meskipun ahli tauhid (orang Islam).

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Korelasi makam atau kuburan dan tingkah laku kaum Nahdliyyin ketika Ziarah menjadi bahan bakar semangat orang wahabi salafi untuk terus menerus mengkampanyekan kesyirikan orang Hijau. Mereka sepertinya lupa bahwa syirik atau tidak adalah masalah hati yang sirrnya hanya Allah SWT yang mengetahui.

Tuduhan syirik atau murtad adalah tuduhan paling serius yang bisa disematkan kepada Orang Islam/ Ahlu Tauhid. Keanehan gerakan Wahabi Salafi adalah ‘Hobi’ mereka mengkotakkan golongan yang berseberangan dengannya. Jika walisongo sibuk mengislamkan masyarakat, Wahabi Salafi gemar mensyirikan dan membid’ahkan mereka.

Keimanan dalam Islam

Keimanan secara sederhana diterjemahkan sebagai ‘mengucapkan dengan lisan, melakukan dengan perbuatan dan meyakini dalam hati’. Kuncinya adalah lafadz La Ilaha Illallah dan Muhammadur Rasulullah. Kedua kesaksian ini adalah pintu seseorang disebut sebagai Mukmin, orang beriman.

Kesakralan Lafadz Laa Ilaha Illallah menurut KH Bahaudin Nursalim adalah nilai mutlak yang tidak bisa diganggu gugat dengan apapun. Ia tetap benar walaupun bersandingan dengan sesuatu yang jelek sekalipun. Nabi SAW bersabda;

Baca Juga:  Tidak Adanya Konsistensi Wahabi dalam Penggunaan Dalil

من قال لا إله إلا اللهُ دخل الجنَّةَ

Artinya; “barangsiapa yang mengatakan Laa ilaaha illallah pasti masuk surga

Hadits di atas menunjukan bahwa selama masih ada lafadz Laa Ilaha Illallah dalam hatinya, ia akan tetap masuk surga. Meskipun dengan pra-syarat masuk ke neraka terlebih dahulu untuk membersihkan sisa-sisa dosa yang mengerak.

Pun masalah keimanan, manusia tidak bisa menghukumi karena keterbatasan dalam menilai apakah seseorang beriman atau tidak. Selama dari mulutnya meluncur lafadz Laa Ilaha Illallah maka ia dihukumi Mukmin. Sebagaimana hadits Rasul;

أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لَا

Artinya; “Kenapa engkau tidak membelah dadanya, sehingga engkau mengetahui apakah hatinya mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah karena ikhlash ataukah karena alasan lainnya?” (HR. Bukhari-Muslim)

Fenomena Tuduhan Syirik dan Kafir oleh Wahabi

Hadits di atas adalah serangkaian Hadits panjang dari kisah Usamah bin Zaid yang terkenal sebagai salah satu Panglima Rasulullah SAW di Medan Perang. Beliau adalah Sahabat yang sangat dicintai dan dipercaya oleh Rasulullah SAW karena keimanan dan pengorbanan untuk Nabi SAW.

Baca Juga:  WASPADA!!! Beredar Kitab Bulughul Maram Yang Diubah oleh Wahabi

Namun beliau pernah tersandung sebuah kejadian membunuh orang yang melafadzkan Laa Ilaha Illallah karena terpojok ketika pertempuran. Ia menghadap Rasulullah SAW dan ditanya tentang keadaan orang yang ia bunuh. Dan Usamah bin Zaid berargumen bahwa orang tersebut mengucapkan Laa Ilaha Illallah karena takut dengan pedang pasukan Islam.

Namun Nabi SAW marah besar dengan mengatakan ‘أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لَا’ kenapa engkau tidak membelah dadanya. Pertanyaan ini diulang-ulang oleh Rasulullah SAW menandakan bahwa Nabi SAW sangat kecewa dengan perbuatan Usamah bin Zaid.

Dan hari-hari ini, Umat Islam di Nusantara disibukkan menjawab dan menangkal tuduhan golongan Wahabi salafi yang banyak menuduh orang-orang ahlu Laa Ilaha Illallah telah syirik dan kafir. Alasannya adalah mereka melakukan perbuatan syirik dan bid’ah berupa Tahlilan, Ziarah Kubur Walisongo dan lain sebagainnya.

Tuduhan mereka banyak tertuju kepada Kaum Nahdliyyin yang memang banyak berziarah kepada Makam Walisongo untuk mendoakan mereka. Pun Nabi SAW ketika datang jatah bermalam di rumah Aisyah mengunjungi pemakaman Baqi’ tempat para Sahabat di Makamkan.

Baca Juga:  Memandang Muslim Sebagai Muslim, Menggugat Purifikasi Radikal ala Salafi Wahabi

Nalar Wahabi Salafi sangat rancu, karena warga Nahdliyyin adalah orang Islam dan Ahlu Laa Ilaha Illallah. Namun mereka anggap sebagai penyembah kuburan yang hal demikian adalah tuduhan keji. Nalar pemikiran Wahabi Salafi memang sangat kental mengkorelasikan Kuburan dan Tauhid adalah berseberangan.

Orang yang sering mengunjungi Makam atau Kuburan, entah Walisongo atau orang shaleh lainnya tidak lain bagian dari tindakan merusak Tauhid. Pemikiran ini tidak lain bentuk kesombongan (merasa paling benar/ suci) terhadap diri sendiri yang sangat dibenci Rasul SAW.

Ash-Shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan