Pertama Kalinya dalam Sejarah, Arab Saudi Terbitkan Visa Turis

Arab Saudi

Pecihitam.org – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Arab Saudi menawarkan aplikasi visa turis ke sejumlah negara. Untuk tahap pertama, warga dari 49 negara bisa mengajukan visa turis, termasuk di antaranya China, Jepang, Selandia Baru, Australia, Kanada, Amerika Serikat, serta beberapa negara Eropa.

“Membuka Arab Saudi bagi wisatawan internasional adalah momen bersejarah bagi negara kita,” kata Ketua Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Arab Saudi, Ahmed al-Khateeb, dikutip dari situs resmi NU, Jumat, 27 September 2019.

“Untuk pertama kalinya kami membuka petualangan, warisan, dan sejarah bagi orang-orang yang akan mengunjungi Arab Saudi sebagai turis,” sambungnya.

Saudi, kata Al-Khateeb, memiliki situs-situs menarik yang bisa dikunjungi para pelancong. Termasuk beberapa situs warisan dunia UNESCO dan budaya lokal.

Baca Juga:  Tanggapi Soal Larangan Natal di Sumbar, PBNU: Toleransi Bagian dari Ajaran Islam

“Para pengunjung akan terkejut oleh harta yang harus kita bagikan; lima situs warisan dunia UNESCO, budaya lokal yang semarak, dan keindahan alam yang menakjubkan,” ujarnya.

Diketahui, Arab Saudi sebelumnya tidak pernah menerbitkan visa untuk tujuan pariwisata. Pihak Kejaraan hanya menerbitkan visa untuk kepentingan haji, umrah, pekerja, dan pelajar.

“Melalui kebijakan ini, Saudi hendak meningkatkan kontribusi ekonomi dari sektor pariwisata yang saat ini hanya 3 persen menjadi 10 persen dari PDB pada 2030. Di samping itu, Saudi juga menargetkan peningkatakan kunjungan internasional dan domestik menjadi 100 juta per tahun pada waktu yang sama,” ujar Al-Khateeb.

“Kami tahu berapa banyak kursi pesawat yang perlu kami tambahkan, berapa banyak mobil, penyewaan mobil, dan lainnya. Kami mempelajari seluruh ekosistem, kami mengisi kesenjangan dengan apa yang akan disediakan oleh pemerintah dan apa yang disediakan oleh sektor swasta. Sebut saja, resor terbaik, hotel, mendirikan perusahaan penyewaan mobil, bandara lebih besar, pusat pelatihan, banyak hal. Untuk industri ini akan menambah banyak perekonomian kita,” terangnya.

Baca Juga:  Lawan Radikalisme di Dunia Maya, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Timur Bentuk DINUN

Untuk mendukung kebijakan itu, lanjut Al-Khateeb, maka pamerintah Saudi akan melonggarkan sejumlah aturan untuk menyesuaikan dengan kebiasaan pengunjung.

“Terutama cara berpaiakan bagi perempuan. Dikatakan, perempuan asing tidak diwajibkan mengenakan abaya, gamis yang biasanya dipakai perempuan Saudi,” ujarnya.

Muhammad Fahri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *