Siasat Dibalik Munculnya Mukjizat Nabi Ibrahim

Siasat Dibalik Munculnya Mukjizat Nabi Ibrahim

Pecihitam.org- Nabi Ibrahim Alaihissalam (AS) adalah seorang nabi dan rasul Allah yang memiliki keberanian dan mukjizat yang luar biasa dari Allah SWT. Salah satu mukjizat Nabi Ibrahim muncul ketika melawan Raja Namrudz dari Babilonia yang mengaku sebagai tuhan dengan membakar patung-patung atau berhala yang menjadi sesembahan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Siasat yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim demi membela agama Allah yang didakwahkannya. Pertama, siasatnya saat hendak menghancurkan berhala kaumnya, sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Quran, “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya,” (Surat Al-Anbiya ayat 57). Dalam menjalankan siasat itu, ia memilih berada di rumah dan mengaku sakit begitu diajak kaumnya keluar ke tempat peribadatan mereka yang penuh dengan berhala. Pengakuan itu pun diabadikan Al-Quran, “Kemudian ia berkata, ‘Sesungguhnya aku sakit,’” (Surat As-Shaffat ayat 89).

Kedua, siasatnya menjawab pertanyaan kaumnya yang menuding dirinya telah menghancurkan berhala. Alih-alih menjawab sesuai keinginan mereka, ia malah menuduh bahwa yang menghancurkan berhala-berhala itu adalah berhala paling besar.

Baca Juga:  Kisah Abdullah bin Mubarak Bertemu Seorang Budak yang Ternyata Adalah Wali

Setelah menghancurkan berhala-berhala kecil, ia lantas meletakkan kapak di leher berhala paling besar tersebut. Harapannya, agar di saat kembali, mereka bertanya-tanya, “Siapa sebenarnya yang menghancurkan berhala-berhala ini. Mengapa engkau (berhala besar) tidak apa-apa dengan kapak bergantung di lehermu.”

Benar, begitu kembali ke tempat berhala mereka melihat semua berhala itu telah porak-poranda kecuali satu berhala besar. Akhirnya, mereka curiga bahwa Nabi Ibrahim itu yang menghancurkannya. Sebab, hanya Nabi Ibrahim satu-satunya orang yang membenci aktivitas mereka saat itu.

Kendati, apa yang dikatakan Nabi berbeda dengan yang diinginkan para penanya, tetapi sesungguhnya ia ingin menunjukkan kepada mereka bahwa berhala yang selama ini disembah tak bisa apa-apa. Buktinya, begitu berhala besar dituding sebagai penghancur berhala kecil di sekitarnya, mereka pun tak percaya. Di situlah Nabi Ibrahim ingin menunjukkan kebodohan mereka.

Raja Namrudz murka atas keberaniaan Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala sesembahan kaumnya. Karena itu, ia memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap Ibrahim dan memasukkannya ke dalam api. Namun, api tak sanggup membakarnya, atas izin Allah SWT. Inilah Mukjizat Nabi Ibrahim AS yang dikaruniakan oleh Allah. Dalam Al-Quran, peristiwa heroik ini diabadikan oleh Allah, di antaranya pada surah Al-An’am ayat 74-83, Al-Anbiya ayat 51-70, Albaqarah ayat 124 dan 258, Alsyuara ayat 69-89, Ibrahim ayat 35-41, dan Hud ayat 69-76.

Baca Juga:  Mukjizat Nabi Ibrahim AS dalam Kisah yang Terdapat pada Al-Quran

Dalam bukunya, Atlas Alquran, Dr Syauqi Abu Khalil menjelaskan, Ibrahim adalah putra dari Azar bin Nahur. Ada yang menyebutkan, Azar adalah paman Ibrahim. Menurut kebiasaan masyarakat Arab, paman berkedudukan sebagai ayah.

Ibrahim dilahirkan di sebelah selatan Irak dan tinggal di Kota Ur al-Kildaniyah. Dia termasuk penduduk Kutsi–sebuah desa di Babilonia atau al-Wuraka’. Di Kutsi ini pula, dilakukan upaya pembakaran terhadap diri Ibrahim oleh Raja Namrudz.

Setelah gagal dibakar, Ibrahim melakukan perjalanan ke Carrhae (Harran atau Haaraan), sebelah utara tanah semenanjung. Kemudian, Nabi Ibrahim bersama istrinya Sarah dan anak saudaranya Luth, bertolak menuju Palestina. Luth juga membawa istrinya. Karena terjadi kekeringan, dia pindah ke Mesir pada masa Raja Ru’at (Hyksos).

Baca Juga:  Sahabat Nabi Yang Murtad Versi Hadits Riwayat Bukhari Dan Muslim

Kemudian, dia kembali lagi bersama Luth menuju ke sebelah selatan Palestina. Lalu, keduanya berpisah dalam upaya menjaga hubungan kasih sayang agar mereka memperoleh rumput dan air bagi binatang gembalanya. Ibrahim lantas tinggal di sumur as-Saba’, sementara Luth tinggal di sebelah selatan Laut Mati, yaitu sebuah tempat yang dikenal dengan sebutan Buhairah Luth. Selanjutnya, Ibrahim melakukan perjalanan bersama istri keduanya Hajar dan anaknya Ismail menuju Makkah. Keduanya kemudian ditinggal di sana, ”Yaitu, di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman.” Dan, setelah terpancar sumber air zamzam, Jurhum (kabilah) datang melalui jalan kuda. Ibrahim dimakamkan di Kota Khalil (Hebron) di Palestina.

Mochamad Ari Irawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *