Setiap Muslim Harus Tahu! Inilah 20 Sifat Wajib Allah dan Penjabarannya Menurut Ulama

Setiap Muslim Harus Tahu! Inilah 20 Sifat Wajib Allah dan Penjabarannya Menurut Ulama

PeciHitam.org – Akidah Ahlussunah wal Jamaah pada era ini akan merujuk pada pemikiran Akidah Syaikh Abu Imam Abu Hasan Ali Al-Asy’ari. Beliaulah pendiri Ahlussunnah dalam bentuk sebuah terminologi aliran dalam Islam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ahlussunnah wal Jamaah mengajarkan kepada kaum Muslim untuk beriman kepada sifat 50 (sifatu Khamsiin). Pembagian sifat 50 adalah memahami 20 Sifat Wajib Allah dan 20 Sifat Muhal Allah serta 1 sifat Jaiz Allah. Nabi-Rasul mempunyai 4 sifat Wajib dan 4 sifat Muhal serta 1 sifat Jaiz.

Aqidah islam yang benar pasti akan merujuk pada sifat-sifat tersebut untuk memahami Allah SWT dan RasulNya. Kesimpulan 50 sifat di atas adalah hasil Ijtihad Imam Asy’ari berdasar Al-Qur’an dan Hadits dalam menghadapi situasi pada zamannya, sebagai legitiminasi seorang Ulama warasatul Anbiya’.

Daftar Pembahasan:

Apa Itu Sifat Wajib

Muslim mempunyai kewajiban mengimani atau mempercayai bahwa terdapat sifat keempurnaan yang tak terhinggan bagi Allah. Sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT merupakan pensifatan Allah kepada diriNya sendiri dan kemudian dikutip oleh Imam Abu Hasan Ali Al-Asy’ari melalui Ijtihad beliau.

Imam Abu Hasan merupakan tokoh yang terkenal mendirikan Madzhab Tauhid Ahlussunnah wal Jamaah atau Sunni. Kiranya sebagai Muslim Sunni maka wajib mengatahui sifat wajib untuk tidak terjebak kepada tajassud bagi Allah SWT.

Sifat Tajassud ini sering disematkan oleh beberapa golongan kepada Allah SWT karena ketidak-pahaman memahami Al-Qur’an. Mereka congkak dengan Ilmu yang dibawakan oleh para salafus shalihin.

Tajassud adalah sifat menyematkan Jism atau Jasad Kasar atau Raga Badan sebagaimana Makhluk kepada Allah SWT. Padahal sifat ini pasti tidak menyemat kepada Allah.

Pemahaman tersebut merupakan imbas dari memahami Al-Quran hanya secara Literal tanpa menggunakan perangkat keilmuan memadai sebagaimana Ulama-ulama terdahulu seperti Abu Hasan Ali-Asy’ari dan Imam Abu Musa al-Maturidi.

Kewajiban Mengetahui Sifat Wajib Allah

Syaikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi menyebutkan bahwa seorang Muslim harus mengetahui sifat-sifat wajib Allah yang 20. Pemahaman kepada sifat tersebut untuk memahami DzatNya yang maha Agung, Tuhan semesta alam. Dalam Syair kitab Aqidatul Awam disebutkan;

وَبَعْدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَهْ  ^  مِنْ وَاجِبٍ للهِ عِشْرِيْنَ صِفَهْ

فَاللهُ مَوْجُوْدٌ قَدِيْمٌ بَاقِي        ^   مُخَالِفٌ لِلْخَلْقِ بِالْإِطْلَاقِ

Artinya; Bait Pertama “Kemudian setelah membaca Basmalah, Hamdalah dan shalawat, Ketahuilah bahwa kita wajib mengetahui sifat –sifat Allah yang wajib diketahui, yaitu sifat Wajib 20.” Bait Kedua “Allah swt itu adalah dzat yang ada, yang Dulu, yang Kekal dan berbeda dengan mahluknya secara mutlak”

Bait pertama menjelaskan bahwa Umat Islam berkewajiban mengetahui sifat Wajib Allah yang berjumlah 20 atau  . Kemudian dalam bait kedua dirinci Bahwa Allah mempunyai Sifat; 1. Wujud/ Ada atau Eksis, 2. Qidam/ Dulu, 3. Baqa’ /Kekal, 4. Mukholafatul lil Hawadits/ Bertolak belakang dengan Makhluk.

Baca Juga:  Tauhid Sebagai Ajaran Semua Nabi, Inilah Pengertian dan Pentingnya dalam Agama Ini

Dilanjutkan dalam Bait ke-3

وَقَائِمٌ غَنِيٌّ وَوَاحِدٌ وَحَيْ   ^   قَادِرْ مُرِيْدٌ عَالِمٌ بِكُلِّ شَيْ

Artinya; “Dan Allah itu berdiri, yang maha kaya, Esa/tunggal, Hidup, Berkuasa, Berkehendak dan Mengetahui segala sesuatu”

Syaikh al-Marzuki menjelaskan bahwa sifat Allah ke-5 sampai ke-10 adalah 5. Qiyamuhu bi Nafsihi/ Berdiri dengan Dzat-Nya sendiri, 6. Wahdaniyah/ Esa, 7. Qudrat/ Berkuasa, 8. Iradat/ Berkehendak, 9. ‘Ilmu bermakna Mengetahui, 10. Hayat atau Hidup.

سَمِيْعُ الْبَصِيْرُ وَالْمُتَكَلِّمُ ^ لَهُ صِفَاتٌ سَبْعَةٌ تَنْتَظِمُ

فّقُدْرَةٌ إِرَادَةٌ سَمْعٌ بَصَرْ ^ حَيَاةٌ الْعِلْمُ كَلاَمُ اسْتَمَرْ

Artinya; “Allah itu Melihat, Mendengar dan berkata. Allah mempunyai 7 sifat yang berurutan” “Maka Allah itu dzat yang berkuasa, berkehendak, mendengar, melihat, hidup dan bebicara”

Dua bait tersebut menyeutkan sifat Allah SWT ke-11 sampai 20 yaitu; 11. Sama’ artinya Mendengar, 12. Bashar artinya Melihat, 13. Kalam atau Berkata, 14. Qadiran yaitu Dzat yang berkuasa, 15. Muridan yaitu Dzat yang berkehendak, 16. Sami’an yaitu Dzat yang Mendengar, 17. Bashiran yaitu Dzat yang Melihat, 18.   Yaitu Dzat yang Hidup, 19. ‘Aliman yaitu Dzat yang Mengetahui, 20. Mutakalliman yaitu Dzat yang Berbicara.

Bait tersebut terkenal dengan “Bait sifat 20” dengan merangkum sifat wajib Allah dalam sebuah Syair. Kitab karya Imam Al-Marzuqi, Aqidatul Awam, menjadi kitab Wajib pada pesantren dan Taman Pendidikan Al-Qur’an di Nusantara.

Penjabaran Sifat Wajib Allah

Dua puluh sifat wajib Allah atau sifat 20 dalam klasifikasi bisa terbagi kedalam 4 jenis yaitu;

Sifat Nafsiyah

Sifat Nafsiyah adalah sifat yang hanya berkaitan dengan Dzat Allah. Sifat ini hanya memiliki jumlah satu, yakni wujud yang bermakna Ada atau Eksis. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an;

“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudia ia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi Syafa’at 1190. Maka kamu tidak memperhatikan?” (QS. As – Sajadah : 4)“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS. Thaha : 14)

Sifat Salbiyah

Sifat Salbiyah adalah sifat yang menghilangkan sifatsifat yang tidak layak atau tidak seseua dengan kesempurnaan Allah. Sifat ini dibagi menjadi lima, yakni Qidam, Baqa’, Mukhalafatu Li Hawadis, Qiyamuhu bi Nafsihi, Wahdaniyah.

Pertama; sifat Qidam atau Terdahulu/Awal. Sifat ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Hadidi ayat 3.

Baca Juga:  Sifat Kalam, Penjelasan Sifat Ma'ani dan Ma'nawiyah; Sifat Wajib Bagi Allah SWT

Kedua, sifat Baqa’ atau Kekal. Maknanya Allah maha kekal, tidak akan punah atau binasa. Allah menerangkan sifat ini dalam Al-Qur’an Al-Qasas ayat 88

Ketiga; Mukholafatul Lilhawaditsi atau bertolak belakang dengan makhluk.

Keempat; Qiyamuhu Binafsihi atau Berdiri sendiri yang mana Allah tidak memerlukan pendamping dan mandiri. Allah mensifati dalam ayat Qur’an surat Al-‘Ankabut ayat 6.

Kelima; Sifat Wahdaniyah yaitu Tunggal/Esa. Lihat dalam Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 22.

Sifat Ma’ani

Sifat Ma’ani, adalah sifat Allah yang bersifat abstrak dan wajib ada padaNya. Ada 7 macam sifat ini antara lain Qudrat, Iradat, Ilmu, hayat, Sama’, Bashar, Kalam.

Pertama; sifat Qudrat atau Berkuasa, Lihat dalam Al-Baqarah ayat 20.

Kedua; Sifat Iradat atau Berkehendak sebagaimana dalam surah Huud ayat 107.

Ketiga; sifat ‘ilmun atau Mengetahui. Allah menerangkan dalam surah Qaf ayat 16. “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”

Keempat; sifat Hayat atau Hidup. Allah menerangkan dalam ayat; “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya” (Qs. Al-Furqon; 58)

Kelima; sifat Sama’ atau Mendengar. Diterangkan dalam ayat “Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Qs. Al-Maidah; 76)

Keenam; Sifat Bashar atau Melihat. Sebagaimana dalam ayat; “Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat” (Qs. Al-Baqarah; 265)

Ketujuh; Sifat Qalam atau Berfirman.

Sifat Ma’nawiyah

Sifat Ma’nawiyah, merupakan kelaziman sifat Ma’ani. Sifat ini tidak berdiri sendiri karena setiap sifat ma’nawiyah merupakan akibat dari sifat ma’ani. Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut;

Pertama; sifat Qadiran yaitu Allah Dzat yang Berkuasa. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 20.

Kedua; sifat Muridan artinya Allah SWT Dzat yang Berkehendak. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an; “Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksanya terhadap apa yang Dia kehendaki”. (QS. Hud : 107)

Ketiga; Sifat ‘Aliman (dzat yang Mengetahui) sebagaimana dalam surat An-Nisa ayat 176 dijelaskan bahwa;

Baca Juga:  Allah Bersemayam di Atas Arasy? Hati-hati Ini Bukan Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah

“Dan Allah Maha Mengetahui sesuatu” … (QS. An-Nisa : 176)

Keempat; Sifat Hayyan (hidup) Allah adalah dzat yang hidup. Allah tidak akan mati, tidak akan tidur apalagi lengah. Sebagaimana dalam Al-Fuqan ayat 58.

Kelima; Sifat Sami’an (Mendengar) bermakna Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan, ataupun doa hambaNya.

Keenam; sifat Bashiran yaitu Allah dzat yang maha Melihat.

Ketujuh; Mutakalliman adalah Dzat yang berfirman. Buktinya adalah Al-Qur’an Al-Karim yang benar adanya.

Sifat Wajib Allah Menurut Syaikh Maimun Zubair

Syaikh Maemun Zubair atau dikenal dengan Mbah Moen adalah Ulama Kharismatik yang pernah dimiliki Nusantara. Ulama yang berpulang pada Tahun 2019 dan dimakamkan di Jannatul Ma’la.

Mbah Moen berpendapat, sifat Wajib yang menurut Imam Abu Hasan Ali Al-Asy’ari ada 13 dan dilengkapi dengan sifat 7 Sifat Ma’nawiyah menjadi 20 sifat wajib. Penambahan sifat Ma’awiyah Oleh Imam Sanudi merupakan penyempurnaan dari sifat 13 diterangkan dalam Kitab Al-‘Aqidah al-Kubra.

Mbah Moen merasa sifat 20 dapat disederhanakan dengan hanya 9 sifat saja. Sembilan sifat tersebut suah mewakili dari dzat Allah SWT yang tidak terbatas. Kesembilan sifat tersebut adalah; Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhlafatu Li al-Hawadits, Qiyamuhu bi Nafsihi, Wahdaniyah, Qudrah, Iradah, ‘Ilmu.

KH Maemoen Zubair tidak memasukan sifat Hayat, Sama’, Bashar, Kalam, Qadiran, Muridan, dan seterusnya. Argumentasinya adalah Sifat ‘Ilmu (Pengetahuan/ Mengetahui) adalah sebuah sifat yang hanya disematkan kepada Dzat yang Hidup (Hayat), Mendengar (Sama’), Melihat (Bashar), Berfirman (Kalam), Berkuasa (Qadiran) dan Berkehendak (Muridan).

Oleh karena itu Argumentasi ringksan sifat Allah bisa disederhanakan, karena tidak mungkin seorang dzat yang berilmu tidak Mendengar. Atau tidak mungkin juga dzat yang Tuli (tidak Mendengar) akan mempunyai sifat ‘Ilmu sempurna.

Ash-Shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan