Surah Al-Waqiah Ayat 88-96; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Waqiah Ayat 88-96

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Waqiah Ayat 88-96 ini, dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu: Pertama adalah Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kedua Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disam?but dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin. Dan yang ketiga adalah Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya.

Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghan-curkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Waqiah Ayat 88-96

Surah Al-Waqiah Ayat 88
فَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ

Terjemahan: adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),

Tafsir Jalalain: فَأَمَّآ (Adapun jika dia) orang yang mati itu إِن كَانَ مِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ (termasuk orang-orang yang didekatkan-kepada Allah-).

Tafsir Ibnu Katsir: Ini tiga keadaan yang dialami oleh manusia ketika menghadapi sakaratul maut. Bisa saja ia termasuk dari golongan orang-orang yang didekatkan atau termasuk golongan yang berada di bawah golongan sebelumnya dari golongan ash-haabul Yamiin [golongan kanan] atau termasuk golongan yang mendustakan kebenaran, menyimpang dari petunjuk dan tidak mengetahui perintah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Dia berfirman:

فَأَمَّآ إِن كَانَ (“Adapun jika dia,”) yakni orang yang menghadapi sakaratul maut, مِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ (“termasuk orang-orang yang didekatkan [kepada Allah]”) yakni mereka mengerjakan semua kewajiban dan sunnah, meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan dimakruhkan serta sebagian hal-hal mubah,

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu:

  1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nik?mat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati.
  2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disam?but dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ?Tuhan kami adalah Allah? kemu?dian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ?

Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergem?biralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepa?da?mu.? Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu ingin?kan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghor?ma?tan (bag?i?mu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penya?yang. (Fussilat/41: 30-32).

Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghan-curkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Kalau orang yang mati itu berasal dari golongan yang paling dahulu beriman dan didekatkan kepada Allah, maka kesudahannya adalah kenyamanan, kasih sayang, rezeki yang baik, dan surga yang berisikan kesenangan.

Surah Al-Waqiah Ayat 89
فَرَوۡحٌ وَرَيۡحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ

Terjemahan: maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta jannah kenikmatan.

Tafsir Jalalain: فَرَوۡحٌ (Maka dia memperoleh ketenteraman) dia mendapatkan ketenangan وَرَيۡحَانٌ (dan rezeki) yang baik وَجَنَّتُ نَعِيمٍ (serta surga yang penuh dengan kenikmatan) apakah jawab ini bagi lafal Amma ataukah bagi In, ataukah menjadi Jawab bagi kedua-duanya?, sehubungan dengan masalah ini ada beberapa pendapat.

Tafsir Ibnu Katsir: فَرَوۡحٌ وَرَيۡحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ (“Maka dia memperoleh ketentraman dan rizky serta surga kenikmatan.”) maksudnya mereka mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Para malaikat memberitahukan hal itu kepada mereka pada saat menjelang kematiannya.

‘Ali bin Abi Thalhah menceritakan dari Ibnu ‘Abbas ra. tentang firman-Nya: farauhun; ia berkata: “Yakni istirahat dan tenang.” Demikian pula yang disampaikan oleh Mujahid: “Ar-rauh berarti istirahat.” Abu Harzah berkata:”Yakni istirahat di dunia.” Sa’id bin Jubair dan as-Suddi mengatakan:

“Ar-rauh berarti kebahagiaan.” Dan dari Mujahid: farauhuw wa raihaan; yakni surga dan kesejahteraan. Sedangkan Qatadah mengatakan: “Rauhun berarti rahmat.”

Semua pendapat di atas saling berdekatan dan benar. Karena barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan didekatkan, maka ia akan mendapatkan semua itu, yaitu rahmat, ketenangan, ketentraman, kebahagiaan, kegembiraan dan rizky yang baik. Wa jannatu na’iim (“Dan surga kenikmatan”) Abul ‘Aliyah mengatakan:

“Tidak seorang pun dari orang-orang yang didekatkan meninggal dunia sehingga dibawakan kepadanya dahan dari ketentraman surga, lalu ruhnya dicabut di dalamnya.” Muhammad bin Ka’ab mengatakan: “Tidaklah seorang meninggal dunia sehingga ia mengetahui apakah dirinya termasuk penghuni surga ataukah penghuni neraka.” dan telah dikemukakan beberapa hadits tentang sakaratul maut pada pembahasan tafsir firman Allah Ta’ala dalam surah Ibrahim ayat 27.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ummu Hani’ ia pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: “Apakah kita saling berkunjung jika kita telah meninggal dunia, dan apakah sebagian kami saling melihat sebagian lainnya?” maka Rasulullah saw. menjawab: “Ruh [jiwa] itu akan menjadi seekor burung yang hinggap pada sebatang pohon sehingga jika hari kiamat tiba, maka setiap jiwa akan masuk ke dalam jasadnya.”

Di dalam hadits di atas terdapat kabar gembira bagi setiap orang mukmin. Dan kata “Ya’liqu” berarti makan. Dan keshahihan hal tersebut diperkuat oleh apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Muhammad bin Idris asy-Syafi’i, dari Malik bin Anas, dari az-Zuhri, dari ‘Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik, dari ayahnya, dari Rasulullah saw. beliau bersabda:

“Sesungguhnya ruh orang mukmin itu berupa seekor burung yang bergelantungan di pepohonan surga sampai Allah mengembalikannya kepada jasadnya kelak pada hari Dia membangkitkannya.”
Sanad hadits di atas sangat agung dan matannya pun sangat baik.

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: “Sesunggguhnya ruh-ruh para syuhada’ [orang-orang yang mati syahid] itu berada di dalam perut burung hijau yang beterbangan di taman-taman surga sekehendak hatinya, kemudian kembali ke pelita-pelita yang bergelantungan di ‘Arsy.” (al-Hadits)

Imam Ahmad meriwayatkan, ‘Affan memberitahu kami, Hamam memberitahu kami, ‘Atha’ bin as-Sa’ib memberitahu kami, ia bercerita: “Hari pertama kali di mana aku mengetahui ‘Abdurrahman bin Abi Laila, aku melihat orang yang sudah tua dengan rambut putih dan jenggot di atas keledai sedang ia mengikuti jenazah, lalu aku mendengarnya berkata:

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 8; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

‘Aku diberitahu oleh fulan bin fulan yang mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah menyukai pertemuan dengannya. Dan barangsiapa yang membenci pertemuan dengan Allah, maka Allah pun membenci pertemuan dengannya.’”

Kemudian ia bercerita bahwa kemudian ada suatu kaum yang menangis. Maka ia bertanya: “Apa yang menjadikan kalian menangis?” mereka menjawab: “Sesungguhnya kami membenci kematian.” Maka ia menjawab: “Bukan itu, tetapi jika ia tengah sakaratul maut:

فَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ فَرَوۡحٌ وَرَيۡحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ (“Adapun jika dia [orang yang mati] termasuk yang didekatkan [kepada Allah], maka dia memperoleh ketentraman dan rizky serta surga kenikmatan.”) karenanya jika ia diberikan kabar gembira mengenai hal itu, ia menyukai pertemuan dengan Allah swt. dan Allah lebih menyukai pertemuan dengannya.

وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ٱلضَّآلِّينَ. فَنُزُلٌ مِّنۡ حَمِيمٍ وَتَصۡلِيَةُ جَحِيمٍ (“Dan adapun jika ia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam neraka.”) dan jika ia diberi kabar tentang hal itu, ia membenci pertemuan dengan Allah, dan Allah lebih membenci pertemuan dengannya.”

Demikian hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Dan di dalam kitab Shahih, terdapat shahid terhadap makna ‘Aisyah ra.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu:

  1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nik?mat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati.
  2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disam?but dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ?Tuhan kami adalah Allah? kemu?dian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ?Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergem?biralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepa?da?mu.? Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu ingin?kan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghor?ma?tan (bag?i?mu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penya?yang. (Fussilat/41: 30-32).

Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghan-curkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Kalau orang yang mati itu berasal dari golongan yang paling dahulu beriman dan didekatkan kepada Allah, maka kesudahannya adalah kenyamanan, kasih sayang, rezeki yang baik, dan surga yang berisikan kesenangan.

Surah Al-Waqiah Ayat 90
وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡيَمِينِ

Terjemahan: Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,

Tafsir Jalalain: وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡيَمِينِ (Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡيَمِينِ (“Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan.”) maksudnya sedangkan jika orang yang berada dalam keadaan sakaratul maut itu termasuk dari golongan kanan,

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu:

  1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nik?mat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati.
  2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disam?but dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ?Tuhan kami adalah Allah? kemu?dian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ?

Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergem?biralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepa?da?mu.? Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu ingin?kan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghor?ma?tan (bag?i?mu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penya?yang. (Fussilat/41: 30-32).

Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghan-curkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Jika orang itu berasal dari golongan kanan, maka ia akan disambut dengan salam kehormatan, “Salam sejahtera untukmu dari saudara-saudaramu di golongan kanan.”

Surah Al-Waqiah Ayat 91
فَسَلَٰمٌ لَّكَ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡيَمِينِ

Terjemahan: maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.

Tafsir Jalalain: فَسَلَٰمٌ لَّكَ (Maka keselamatan bagi kamu) yakni baginya keselamatan dari siksaan مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡيَمِينِ (karena kamu termasuk golongan kanan) karena dia termasuk di antara mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: فَسَلَٰمٌ لَّكَ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡيَمِينِ (“Maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan.”) maksudnya para malaikat akan menyampaikan kabar gembira kepada mereka. malaikat itu berkata kepada salah seorang dari mereka:

“Keselamatan bagimu.” Dengan kata lain: “Tidak ada larangan bagi kalian, engkau menuju keselamatan, engkau termasuk golongan kanan.”
Qatadah dan Ibnu Zaid berkata: “Selamat dari adzab Allah dan disampaikan keselamatan kepadanya oleh para malaikat Allah.”

Sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Ikrimah: “Diberikan salma oleh Malaikat kepadanya dan diberitahukan bahwa ia termasuk golongan kanan.” Ungkapan ini merupakan makna yang baik dan hal itu sama dengan firman Allah yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.

Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Fushshilat: 30-32)

Imam al-Bukhari mengatakan bahwa makna فَسَلَٰمٌ لَّكَ (maka salam sejahtera bagimmu) yaitu disampaikan salam kepadamu bahwa kamu termasuk golongan kanan. Dan kata “an” dihilangkan sehingga yang tersisa adalah maknanya. Dan bisa juga menjadi doa baginya. Dan Ibnu Jarir telah menceritakan hal itu demikian dari penduduk Arab dan yang cenderung kepadanya. wallaaHu a’lam.

Baca Juga:  Ahkam al-Quran Karya Monumental Ahli Tafsir Dari Sevilla Ibn al-Arabi

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu:

  1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nik?mat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati.
  2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disam?but dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ?Tuhan kami adalah Allah? kemu?dian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ?

Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergem?biralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepa?da?mu.? Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu ingin?kan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghor?ma?tan (bag?i?mu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penya?yang. (Fussilat/41: 30-32).

Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghan-curkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Jika orang itu berasal dari golongan kanan, maka ia akan disambut dengan salam kehormatan, “Salam sejahtera untukmu dari saudara-saudaramu di golongan kanan.”

Surah Al-Waqiah Ayat 92
وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ٱلضَّآلِّينَ

Terjemahan: Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat,

Tafsir Jalalain: وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ٱلضَّآلِّينَ (Dan adapun jika dia termasuk golongan orang-orang yang mendustakan lagi sesat).

Tafsir Ibnu Katsir: وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ٱلضَّآلِّينَ (Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat,) maksudnya adapun apabila yang mengalami sakaratul maut itu termasuk orang-orang yang mendustakan kebenaran lagi sesat dan menyimpang dari petunjuk.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu:

  1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nik?mat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati.
  2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disam?but dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ?Tuhan kami adalah Allah? kemu?dian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ?

Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergem?biralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepa?da?mu.? Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu ingin?kan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghor?ma?tan (bag?i?mu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penya?yang. (Fussilat/41: 30-32).

Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghan-curkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Dan jika orang itu berasal dari golongan kiri yang pendusta dan sesat, maka ia akan mendapatkan tempat tinggal dan kampung yang dilengkapi dengan air yang sangat panas, dan akan dibakar dengan api yang sangat berkobar.

Surah Al-Waqiah Ayat 93
فَنُزُلٌ مِّنۡ حَمِيمٍ

Terjemahan: maka dia mendapat hidangan air yang mendidih,

Tafsir Jalalain: فَنُزُلٌ مِّنۡ حَمِيمٍ (Maka dia mendapat hidangan air yang sangat panas).

Tafsir Ibnu Katsir: فَنُزُلٌ مِّنۡ حَمِيمٍ (“maka dia mendapat hidangan dari air yang mendidih”) yakni cairan panas yang akan melelehkan isi perut dan kulit-kulit mereka.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu:

  1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nik?mat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati.
  2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disam?but dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ?Tuhan kami adalah Allah? kemu?dian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ?Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergem?biralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepa?da?mu.? Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu ingin?kan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghor?ma?tan (bag?i?mu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penya?yang. (Fussilat/41: 30-32).

Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghan-curkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Dan jika orang itu berasal dari golongan kiri yang pendusta dan sesat, maka ia akan mendapatkan tempat tinggal dan kampung yang dilengkapi dengan air yang sangat panas, dan akan dibakar dengan api yang sangat berkobar.

Surah Al-Waqiah Ayat 94
وَتَصۡلِيَةُ جَحِيمٍ

Terjemahan: dan dibakar di dalam jahannam.

Tafsir Jalalain: وَتَصۡلِيَةُ جَحِيمٍ (Dan dibakar di dalam neraka Jahim).

Tafsir Ibnu Katsir: وَتَصۡلِيَةُ جَحِيمٍ (“Dan dibakar di dalam neraka.”) maksudnya akan ditetapkan [tempat] baginya di dalam neraka yang akan meliputi mereka dari semua arah.

Baca Juga:  Tadabbur Surah An Nisa Ayat 12; Tafsir dan Terjemahan

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu:

  1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nik?mat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati.
  2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disam?but dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ?Tuhan kami adalah Allah? kemu?dian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ?Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergem?biralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepa?da?mu.?

Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu ingin?kan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghor?ma?tan (bag?i?mu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penya?yang. (Fussilat/41: 30-32).

Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghan-curkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Dan jika orang itu berasal dari golongan kiri yang pendusta dan sesat, maka ia akan mendapatkan tempat tinggal dan kampung yang dilengkapi dengan air yang sangat panas, dan akan dibakar dengan api yang sangat berkobar.

Surah Al-Waqiah Ayat 95
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ حَقُّ ٱلۡيَقِينِ

Terjemahan: Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.

Tafsir Jalalain: إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ حَقُّ ٱلۡيَقِينِ (Sesungguhnya yang disebutkan ini adalah suatu keyakinan yang benar) lafal Haqqul Yaqiin termasuk ungkapan dengan memakai cara mengidhafahkan Maushuf kepada sifatnya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ حَقُّ ٱلۡيَقِينِ (“Sesungguhnya [yang disebutkan] ini adalah suatu keyakinan yang benar.”) maksudnya kabar ini merupakan kebenaran yang meyakinkan, yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya, dan tidak seorang pun dapat menghindarkan diri darinya.

Tafsir Kemenag: Ayat-ayat ini menerangkan bahwa segala sesuatu yang telah diungkapkan dalam surah ini, baik yang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hari kebangkitan yang mereka dustakan maupun yang bertalian dengan bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran adanya hal-hal yang akan terjadi setelah hari kebangkitan, yaitu yang berkaitan dengan nikmat-nikmat Tuhan yang akan diterima oleh golongan (muqarrabin)

Ashabul-yamin dan siksaan Tuhan yang akan menimpa golongan Ashabusy-syimal, semua itu adalah berita yang meyakinkan yang tidak mengandung sedikit pun hal-hal yang diragukan. Berhubungan dengan itu, manusia diperintahkan oleh Allah supaya memperbanyak ibadah dan amal saleh, antara lain dengan membaca tasbih, untuk mengagungkan Allah, Tuhan Yang Mahaagung.

Dalam hubungan ayat ini terdapat hadis Nabi yang berbunyi: Tatkala turun ayat Fasabbih Bismirabbikal-‘Adzim, kepada Rasulullah, beliau bersabda, “Jadikanlah bacaan Tasbih pada saat kamu ruku’ (yaitu dengan membaca Subhanarabbial-‘Adzim)”, dan tatkala turun ayat Sabbihismarabbikal A’la.

Rasulullah bersabda, “Jadikanlah bacaan Tasbih ini ketika kamu sujud (yaitu dengan membaca Subhanarabbial-A’la)” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani).

Tafsir Quraish Shihab: Yang tersebut dalam surat yang mulia ini adalah benar-benar suatu keyakinan yang tidak mengandung keraguan.

Surah Al-Waqiah Ayat 96
فَسَبِّحۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلۡعَظِيمِ

Terjemahan: Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar.

Tafsir Jalalain: فَسَبِّحۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلۡعَظِيمِ (Maka bertasbihlah kamu dengan menyebut nama Rabbmu Yang Maha Besar) penafsirannya sebagaimana yang telah lalu.

Tafsir Ibnu Katsir: فَسَبِّحۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلۡعَظِيمِ (“Maka bertasbihlah dengan [menyebut] nama Rabbmu Yang Mahabesar.”)

Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Jauhani, ia bercerita bahwa ketika turun [wahyu] kepada Rasulullah saw. : فَسَبِّحۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلۡعَظِيمِ (“Maka bertasbihlah dengan [menyebut] nama Rabbmu Yang Mahabesar.”) beliu bersabda: “Jadikanlah ia bacaan dalam rukuk kalian.”

Dan ketika turun سَبِّحِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ٱلۡأَعۡلَى (“Maka sucikanlah Rabbmu yang Mahatinggi”) Rasulullah saw. bersabda: “Jadikanlah ia bacaan dalam sujud kalian.” Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan ibnu Majah.

Dan di akhir kitabnya, Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan dan sangat berat dalam timbangan, serta sangat dicintai oleh Allah Yang Mahapenyayang: “SubhaanallaaHi wa bihamdiHii” (Mahasuci Allah dan segala puji hanya bagi-Nya) dan “SubhaanallaaHil ‘adhiim” (Mahasuci Allah Yang Mahaagung)

Hadits yang sama juga diriwayatkan oleh al-Jama’ah [para perawi hadits] kecuali Abu Daud dari hadits Muhammad bin Fudhail dengan sanadnya.

Tafsir Kemenag: Ayat-ayat ini menerangkan bahwa segala sesuatu yang telah diungkapkan dalam surah ini, baik yang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hari kebangkitan yang mereka dustakan maupun yang bertalian dengan bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran adanya hal-hal yang akan terjadi setelah hari kebangkitan, yaitu yang berkaitan dengan nikmat-nikmat Tuhan yang akan diterima oleh golongan (muqarrabin) Ashabul-yamin dan siksaan Tuhan yang akan menimpa golongan Ashabusy-syimal, semua itu adalah berita yang meyakinkan yang tidak mengandung sedikit pun hal-hal yang diragukan.

Berhubungan dengan itu, manusia diperintahkan oleh Allah supaya memperbanyak ibadah dan amal saleh, antara lain dengan membaca tasbih, untuk mengagungkan Allah, Tuhan Yang Mahaagung. Dalam hubungan ayat ini terdapat hadis Nabi yang berbunyi:

Tatkala turun ayat Fasabbih Bismirabbikal-‘Adzim, kepada Rasulullah, beliau bersabda, “Jadikanlah bacaan Tasbih pada saat kamu ruku’ (yaitu dengan membaca Subhanarabbial-‘Adzim)”, dan tatkala turun ayat Sabbihismarabbikal A’la.

Rasulullah bersabda, “Jadikanlah bacaan Tasbih ini ketika kamu sujud (yaitu dengan membaca Subhanarabbial-A’la)” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani).

Tafsir Quraish Shihab: Maka bertasbihlah selalu dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Mahaagung untuk menyucikan dan bersyukur atas karunia-karunia-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Waqiah Ayat 88-96 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S