Surah An-Nahl Ayat 38-40; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nahl Ayat 38-40

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nahl Ayat 38-40 ini, mejelaskan sesungguhnya mereka menilai kematian sebagai akhir dari kehidupan mereka dan mengatakan, Tuhan menghukum orang-orang yang telah mati dengan tidak menghidup mereka kembali dan kematian menutup rapor setiap orang di dunia ini. Yang menarik adalah bahwa mereka mengatakan ini dengan menyatakan sumpah atas nama Tuhan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sesungguhnya urusan membangkitkan(orang-orang yang telah mati) merupakan perkara mudah bagi Kami. Sesungguhnya Kami bila menghendaki sesuatu, kami hanya berfirman, ”jadilah”, maka kemudian ia terjadi dan terwujud.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 38-40

Surah An-Nahl Ayat 38
وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَن يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Terjemahan: Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: “Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”. (Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

Tafsir Jalalain: وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ (Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh) artinya mereka bersumpah dengan sungguh-sungguh لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَن يَمُوتُ (“Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.”) maka Allah berfirman menyanggah mereka.

بَلَى (Tidak demikian, bahkan) Allah pasti akan membangkitkan mereka وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا (sebagai suatu janji yang benar dari Allah) lafal وَعْدًا dan حَقًّا kedua-duanya adalah bentuk mashdar yang fungsinya mengukuhkan makna fi’ilnya dan dinashabkan oleh fi’ilnya yang keberadaannya diperkirakan; artinya Allah sungguh telah menjanjikan hal tersebut dan Allah akan membuktikannya dengan benar

وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ (akan tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah لَا يَعْلَمُونَ (tiada mengetahui) hal tersebut.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman seraya memberi khabar tentang orang-orang musyrik, bahwa sesungguhnya mereka telah bersumpah dengan nama Allah dengan sebenar-benarnya sumpah. Maksudnya bersungguh-sungguh dalam sumpah, bahwa sesungguhnya Allah tidak membangkitkan orang-orang yang telah mati,

maksudnya mereka menjauhkan keyakinan itu dan mendustakan para Rasul, ketika para Rasul itu memberi khabar kepada mereka dengan hal itu dan mereka bersumpah untuk melanggarnya, maka Allah berfirman seraya menyangkal dan menolak mereka,

Baca Juga:  Surah Al-Qashash Ayat 10-13 ; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

بَلَى (Tidak demikian) maksudnya bahkan akan ada, وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا (sebagai suatu janji [pasti Allah akan membangkitkannya] yang benar dari Allah) maksudnya pasti ada.

وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui) maksudnya karena kebodohan mereka, mereka menetang para Rasul, danmereka berada dalam kekafiran. Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan hikmah-Nya pada hari dikembalikannya semua makhluk, dan hari bangkitnya jasad-jasad, yaitu hari Kiamat.

Tafsir Kemenag: Allah swt menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw bahwa mereka itu bersumpah dengan nama Allah dengan sikap yang bersungguh-sungguh bahwa mereka tetap berkeras hati tidak mau percaya akan terjadinya hari kebangkitan setelah kehidupan dunia ini. Pembangkangan mereka terhadap hari kebangkitan adalah akibat dari keingkaran mereka terhadap seruan rasul.

Allah swt mengoreksi keyakinan mereka yang salah itu dan menegaskan bahwa yang demikian itu tidak benar. Keyakinan yang benar ialah membangkitkan seluruh manusia yang telah mati adalah janji yang telah ditetapkan Allah dan pasti terjadi.

Karena kebanyakan dari mereka tidak mengerti sifat-sifat Allah yang mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas, mereka tidak meyakini terjadinya hari kebangkitan dimana pada saat ini semua makhluk yang telah hancur lebur akan dibangkitkan kembali dari alam kuburnya. Mereka akan dihidupkan kembali untuk mempertanggung-jawabkan amal perbuatan mereka di dunia.

Surah An-Nahl Ayat 39
لِيُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي يَخْتَلِفُونَ فِيهِ وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ كَانُوا كَاذِبِينَ

Terjemahan: agar Allah menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta.

Tafsir Jalalain: لِيُبَيِّنَ (Agar Allah menjelaskan) lafal لِيُبَيِّنَ ini berta’lluq kepada lafal yab’atsuhum yang keberadaannya diperkirakan لَهُمُ الَّذِي يَخْتَلِفُونَ (kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu) bersama dengan orang-orang mukmin فِيهِ (tentangnya) tentang masalah agama, melalui cara mengazab orang-orang kafir dan memberi pahala orang-orang mukmin

وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ كَانُوا كَاذِبِينَ (agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta) disebabkan mereka mengingkari adanya hari berbangkit.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah menjelaskan kepada mereka: لِيُبَيِّنَ لَهُمُ (Agar Allah menjelaskan kepada mereka) maksudnya kepada manusia, الَّذِي يَخْتَلِفُونَ فِيهِ (Apa yang mereka perselisihkan itu) maksudnya dari setiap sesuatu.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 103; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

“Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat, dan terhadap apa yang telah mereka kerjakan, dan memberi balasan kepada orang orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).” (QS. An-Najm: 31)

وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ كَانُوا كَاذِبِينَ (Dan agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta) maksudnya dalam sumpah mereka bahwasanya Allah tidak membangkitkan orang yang telah mati.

Tafsir Kemenag: Allah swt menjelaskan hikmah terjadinya hari kebangkitan, yaitu menjelaskan kepada mereka tentang kebenaran wahyu yang dibawa oleh rasul yang mereka ingkari dan perselisihkan. Pada hari itu, mereka dapat menyaksikan kebenaran wahyu dan menyadari kesalahan pendapat mereka terhadap ajaran yang disampaikan para rasul.

Inilah penyesalan yang dialami oleh orang-orang yang menganiaya diri sendiri. Pada saat itu, mereka akan merasakan bahwa seruan rasul itu adalah bimbingan Allah yang benar, sedang mereka menyesali keingkaran mereka itu dengan penyesalan yang tidak berguna lagi.

Di akhir ayat, Allah swt menegaskan bahwa Ia membangkitkan mereka pada saat hari kiamat agar orang-orang yang mengingkari kebenaran wahyu-Nya dapat mengetahui bahwa hari kebangkitan dan pembalasan yang mereka dustakan itu betul-betul terjadi. Mereka ternyata orang-orang yang berdusta dan tidak ada yang mereka dustakan kecuali diri mereka sendiri.

Surah An-Nahl Ayat 40
إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ

Terjemahan: Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “kun (jadilah)”, maka jadilah ia.

Tafsir Jalalain: إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ (Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya) artinya Kami berkehendak untuk mengadakannya. Lafal قَوْلُنَا adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah,

أَن نَّقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ (Kami hanya mengatakan kepadanya, “Jadilah,” maka jadilah ia) artinya, maka sesuatu yang dikehendaki-Nya itu ada seketika. Menurut qiraat lafal فَيَكُونُ dibaca nashab sehingga menjadi fayakuuna karena diathafkan kepada lafal naquula. Ayat ini menunjukkan makna menetapkan kekuasaan Allah di dalam membangkitkan makhluk.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 114-117; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala memberi khabar tentang kekuasaan-Nya atas apa yang Dia kehendaki. Dan sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang mampu melemahkan-Nya baik di bumi maupun di iangit, akan tetapi perintah-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu,

Dia berfirman: كُن فَيَكُونُ (Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu) dan kebangkitan manusia kelak apabila Allah menghendaki keadaan seperti itu, maka Dia memerintahkan dalam satu kali perintah, terjadilah sesuatu yang Dia kehendaki.

إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ (Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: كُن (jadilah)! Maka jadilah ia)

Maksudnya, Allah Ta’ala tidak membutuhkan pengukuhan terhadap apa yang Dia perintahkan, karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidak ada yang mampu melarang dan tidak ada yang mampu menentang, karena Dia yang Mahaesa, Mahaperkasa dan Mahaagung, yang kerajaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan wibawa-Nya mengalahkan segala sesuatu. Maka tidak ada Ilah selain Dia, dan tidak ada Rabb selain-Nya.

Tafsir Kemenag: Allah swt menerangkan bahwa kekuasaan-Nya tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi sedikit pun oleh semua makhluk, baik yang di langit maupun yang di bumi. Allah swt menyatakan bahwa apabila ia berkehendak untuk menghidupkan orang yang mati, Ia cukup mengatakan kepadanya, “Jadilah.” Jadilah ia sesuai dengan kehendak Allah itu.

Pada ayat lain, Allah swt menerangkan bahwa terwujudnya sesuatu yang dikehendaki itu tidaklah memerlukan waktu yang lama, akan tetapi cukup dalam waktu yang singkat.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nahl Ayat 38-40 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S