Ujub Adalah Penyakit Hati dengan Bangga pada Diri Secara Berlebihan

Ujub

Pecihitam.org– Sebagai seorang muslim, kita harus senantiasa menjaga kebersihan hati dengan membuang jauh-jauh beberapa sifat buruk yang dapat mengotorinya, salah satunya adalah ujub.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Secara sederhana, ujub adalah sifat atau sikap bangga pada diri sendiri, bangga pada bentuk fisik, harta bahkan bangga pada amal perbuatan.

Tulisan ini akan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hakikat ujub, pandangan para ulama serta bahaya dari sifat ini.

Daftar Pembahasan:

Pengertian Ujub

Menurut pandangan Islam, ujub berarti perilaku atau sifat yang mengagumi diri sendiri dan juga membanggakan diri sendiri.

Ujub hakikatnya merupakan salah satu dari sifat madzmumah (tercela) yang harus dihindari setiap muslim, sebab sifat ini akan mengundang datangnya sifat-sifat buruk lainnya, seperti riya‘ (pamer) bahkan takabbur (sombong).

Ujub Menurut Ulama Sufi

Kami merangkum dari beberapa sumber tentang pandangan ulama mengenai sifat ujub ini.

Abdullah bin Mubarok, seorang tabiit tabiin, menjelaskan bahwa ujub adalah ketika seseorang merasa dirinya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Sementara pengarang Ihya’ Ulum al-Din, Imam Al-Ghazali mengistilahkan ujub sebagai bentuk kecintaan seseorang akan suatu karunia yang ada pada dirinya, sehingga merasa memilikinya sendiri dan tidak menyadari bahwa karunia itu adalah pemberian dari Allah SWT.

Hakikat Ujub

Dengan pengertian dan beberapa pandangan ulama di atas, kita memahami bahwa ujub adalah perilaku tercela meski hanya di batin saja.

Misalanya, seseorang merasa bangga akan kepintarannya sehingga memandang rendah orang lain. Hal itu tentu tidak dibenarkan dalam ajaran Islam, karena kita harus meyakini segala yang ada di bumi termasuk kelebihan yang kita miliki merupakan karunia Allah SWT.

Baca Juga:  Kajian Aqidah: Ternyata Semua Nabi Juga Beragama Islam

Bersyukur atas sebuah karunia memang sebuah kewajiban. Tapi tidak boleh bangga dengan karunia tersebut secara berlebihan. Karena itulah hakikat ujub.

Hukum Ujub

Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa ujub adalah perilaku dan sifat tercela, sehingga sifat tersebut haram untuk dimiliki oleh umat Islam.

Seorang muslim sudah sepatutnya merasa tawaddhu‘ (rendah diri) di hadapan Allah SWT, bahwa hanya Allah saja yang pantas memiliki rasa bangga, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Ali Imran

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ

“Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.” (QS. Al Imran ayat 109)

Selain itu, sifat ujub juga dapat mendatangkan mudharat serta bahaya bagi manusia. Karena itulah, Allah dan Rasul-Nya melarang sifat ini bersarang di dalam hati seorang muslim.

Dalam hadits yang diriwayatkan Abdurrazzaq, Rasulullah SAW bersabda

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (H.R. Abdur Razaq)

Bahaya Sifat Ujub

Sebagaimana sifat-sifat tercela lainnya, ujub jelas menyimpan banyak mudharat bagi seseorang yang di dalam hatinya bersarang penyakit yang satu ini.

Dalam Surat Luqman ayat 18, Allah mengecam agar jangan sampai memelihara sifat ini.

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman ayat 18)

Baca Juga:  Bagaimana Hukum Ngobrol dan Tertawa di Dalam Masjid?

Mengacu pada beberapa penjelasan yang disebutkan dalam banyak hadis Nabi, berikut adalah 6 bahaya sifat ujub.

1. Terhapus pahalanya

Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya mengisahkan tentang seseorang yang merasa bangga dan menceritakan perbuatan baiknya pada orang lain, maka pahala atas perbuatan baiknya tersebut akan dihapuskan.

Jika seseorang berbuat baik, maka sebaiknya tidak diceritakan dan hanya ia serta Allah saja yang tahu.

2. Mengundang datangnya murka Allah

Allah sangat membenci perilaku ujub. Karenanya, sifat ini bisa mendatangkan murka Allah dan membuat seseorang terkena musbibah baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW dalam riwayat Imam Baihaqi berikut:

“Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Allah. Sedang seseorang yang merasa ujub, maka ia menanti murka Allah.” (HR. Baihaqi)

3. Membawa pada sikap takabur

Sebagaimana disebutkan di atas, ujub akan mengundang datangnya sifat-sifat madzmumah lainnya.

Maka seseorang yang gemar membangga-banggakan dirinya tentu akan merasa dirinya lebih hebat dibandingkan orang lain.

Maka hal ini bisa menjerumuskan orang tersebut pada penyakit hati lainnya yang tak kalah fatal dan berbahaya, takni takabur atau sombong.

Celakanya, orang yang memiliki sifat sombong tidak akan masuk surga sebagaimana sabda Rasul SAW berikut:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu. (HR. Muslim)

Baca Juga:  Hukum Mengkonsumsi Ikan yang Masih dalam Keadaan Hidup

4. Tidak disenangi orang lain

Realitas di masyarakat mengingatkan kita bahwa seseorang yang gemar menyanjung diri sendiri atau bersikap ujub biasanya tidak banyak disukai orang.

Selain itu, orang yang ujub cenderung dijauhi karena perilakunya yang sering menganggap remeh orang lain. Inilah mengapa orang dengan sifat ujub tidak banyak memiliki teman.

5. Merugi di akhirat

Rugi dan rugi orang yang ujub-an. Karena tidak tidak hanya di dunia, pemilik sifat ujub yang suka menyebutkan pemberiannya pada orang lain akan merugi di akhirat dan kelak ia dikhawatirkan mati dalam keadaan suul khatimah.

Ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

“Tidak akan masuk surga orang yang suka menyebut-nyebut kembali pemberiannya, seorang yang durhaka, dan pecandu minuman keras.(HR. Nasa’i)

6. Terpuruk di Hari Kiamat

Mereka yang memiliki sifat ujub akan celaka dan mendapat adzab pada Hari Kiamat, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

“Ketika seorang lelaki berjalan dengan mengenakan pakaian yang necis, rambut tersisir rapi sehingga ia takjub pada dirinya sendiri, seketika Allah membenamkannya hingga ia terpuruk ke dasar bumi sampai hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhari)

Faisol Abdurrahman