Al Battani, Ahli Astronomi Muslim Penemu Jumlah Hari

al battani

Pecihitam.org – Al Battani atau jika di barat yang disebut dengan nama Albategnius atau Albagteni, sedangkan nama lengkap beliau ialah Abu ‘Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan ar Raqqi al Harranni as Sabi’ al Battani. Ilmuwan Muslim satu ini lahir di Battan, Harran (Suriah) sekitar tahun 858 M.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Selain itu, keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang menyembah Bintang, akan tetapi al Battani memilih untuk tidak ikut dengan pemahaman keluarganya itu melainkan memilih untuk memeluk Agama Islam.

Sedangkan jika kita berbicara terkait ketertarikan beliau dalam dunia Astronomi, itu tidak lain karena kecintaannya dengan benda benda langit yang kemudian dirinya terdorong untuk menekuni dunia astronomi.

Dan yang semakin menguatkan tekadnya dalam mempelajari dunia Astronomi ialah pendidikan dan darah keilmuan yang didapatkan dari sang ayah yang ternyata juga seorang ilmuwan yakni Jabir bin al Battani.

Selain itu, beliau hidup pada masa kejayaan ilmu Astronomi Arab dan masa ditemukannya berbagai penemuan ilmiah di Arab dalam bidang ini.

Namun sayangnya terkait guru dan masa pendidikan beliau tidak banyak dimuat dalam buku buku sejarah, paling tidak Ali bin Isa al Asthurlabi dan Yahya bin Abu Manshur yang merupakan ilmuwan muslim yang hidup pada masanya waktu itu memberikan kita kemungkinan bahwa Al Battani sempat berguru pada salah satunya, atau berguru pada sebagian muridnya.

Sedangkan menurut Ibnu al Nadim (Penulis dan seorang Ilmuwan muslim) dalam bukunya “Al Fihrist”  dijelaskan bahwasanya Al Battani baru memulai perjalanannya dalam dunia Astronomi sejak tahun 264 H/878 M.

Baca Juga:  Jabir Ibn Hayyan, Ilmuwan Muslim Ahli dalam Bidang Kimia

Selain itu dikatakan pula bahwa beliau sempat membuat teropong bintang yang disebut dengan “Teropong al Battani” di kota Anthakiyyah (Utara Suriah).

Selain itu, beliau tahu banyak tentang dunia astronomi dari buku buku astronomi yang telah banyak terbit pada masanya, terutama buku Almagest karangan Ptolomeus, yang dimana beliau pernah melontarkan komentar dan kritikannya pada buku tersebut.

Selain Harran yang merupakan tempat kelahiran dan tempat belajarnya, beliau pun menjadikan Kota Raqqah (terletak di tepi Sungai Eufrat) sebagai tempat berbagai penelitian.

Hingga pada akhirnya dia menemukan berbagai penemuan cemerlang yang salah satunya menggunakan prinsip trigonometri, tepatnya ketika saat melakukan observasi astronomi di observatorium yang dibangun khalifah Makmun al Rasyid, Khalifah Dinasti Abbasyiah.

Bahkan karena Al Battani pada waktu itu sangat berjasa terhadap perkembangan astronomi, rupanya mendorong khalifah Makmun al Rasyid membangun sejumlah Istana di kota tersebut. Hingga pada akhirnya kota Raqqah tersebut menjadi pusat kegiatan baik pada ilmu pengetahuan maupun perniagaan yang cukup amat ramai.

Pandangan Ilmuwan lain

Di mata ilmuwan barat nama Al Battani sangat di hormati, bahkan beberapa pakar mengakui kehebatan al Battani yang beberapa diantaranya ialah pakar Astronomi.

Edmund Halley mengakui ketelitian al Battani dalam mengamati bintang bintang, begitupun dengan pakar sejarah George Sarton yang sangat mengagumi Al Battani sebagai Astronom terkemuka Arab.

Maka tak heran jikalau para ilmuwan barat turut mengapresiasi kehebatan beliau dengan mengabadikan namannya sebagai nama dari salah satu lembah di bulan.

Baca Juga:  AGH Abduh Pabbaja, Sosok Ulama, Aktivis dan Pendidik yang Disegani di Sulsel

Sebagaimana juga yang disebutkan dalam Ensiklopedia Marcmillan  yang berisi ilmu Astronomi (Macmillan Dictionary of Astronomy) bahwa Al Battani merupakan salah satu astronom terkemuka sepanjang sejarah.

Sedangkan dalam buku Al Fihrist milik Ibnu Nadim dikatakan bahwa Al Battani-lah yang merupakan ahli astronomi yang memberikan gambaran akurat terkait bulan dan matahari.

Adapun seorang pemikir Islam berkebangsaan India. Sayyid Amir Ali dalam bukunya “Ruhul Islam” dikatakan bahwa “Tabel astronomi yang dibuatnya dan diterjemahkan ke dalam bahasa Latin telah menjadi kaidah ilmu astronomi di Eropa selama berabad abad. Meskipun begitu, Al Battani lebih dikenal dalam sejarah ilmu matematika karena beliaulah yang pertama kali memasukkan sinus dan sinus sempurna sebagai ganti dari angka ganjil dalam ilmu hitung astronomi dan ilmu hitung trigonometri”

Kontribusi al Battani dalam dunia Astronomi

Mungkin yang sempat membuat kita bertanya tanya ialah apa sebenarnya pemikiran dari al Battani yang cukup terkenal dan mendapatkan pengakuan dunia? Dan jawabannya ialah pemikiran beliau terkait lamanya bumi mengelilingi matahari.

Berdasarkan perhitungannya beliau menyatakan bahwa lamanya bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik.

Adapun alat Gnom yang diciptakan oleh al Battani ternyata merupakan jalan bagi para ilmuwan untuk menciptakan satu persamaan waktu atau jam yang kita kenal saat ini.

Tidak hanya itu, beliau juga sukses membuat daftar label sinus, kosinus, tangen, dan kotangen dari 0 derajat dan 90 derajat secara cermat. Dimana tabel itu dengan tepat ia terapkan dalam operasi aljabar dan trigonometri untuk segitiga sferis, dan beliau pun juga menemuka sejumlah persamaan trigonometri.

Baca Juga:  Abu Wafa’ al Buzjani, Astronom dan Penemu Trigonometri

Sedangkan jikalau kita merujuk pada karya karya beliau, maka buku yang terkenal darinya tentang astronomi ialah kitab al Zij. Buku ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa yang diantaranya bahasa latin pada abad ke 21, dengan judul De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli dan ke dalam bahasa Spanyol yang muncul pada abad ke 13 M.

Selain itu, hadir pula beberapa buku lainnya seperti yang membahas tentang Ilmu Falak (Ilmu tentang lintasan benda benda langit) seperti kitab Ma’rifat Matali Al Buruj Fi ma Bayna Arba’ al Falak, Risalah fi Tahqiq Akdar al Ittishalat, dan Syath al Maqalat Al Arba’ li Batlamius. Dan karya karyanya inilah yang cukup berpengaruh  bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa hingga datangnya masa pencerahan.

Rosmawati