Amru bin al-Jamuh, Sahabat Disabilitas yang Syahid pada Perang Uhud

Amru bin al-Jamuh, Sahabat Disabilitas yang Syahid pada Perang Uhud

PeciHitam.org – Rasulullah Muhammad saw senantiasa berusaha untuk mengubah cara pandang negative masyarakat terhadap kaum difabel. Cara yang ditempuh yaitu dengan mengajarkan bahwa tidak seharusnya masyarakat melekatkan stigma atau sikap negatif kepada mereka yang berkebutuhan khusus.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Rasulullah justru melibatkannya dalam peranan-peranan penting. Salah satunya, Nabi pernah menunjuk seorang sahabat yang bernama Abdullah Bin Ummi Umm Maktum, seorang tuna netra sebagai muadzin.

Tercatat Rasulullah juga pernah meminta Abdullah untuk memimpin kota Madinah kala Nabi berada di luar kota. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi senantiasa memberikan kepercayaan yang luar biasa kepada kaum difabel.

Rasulullah juga selalu menekankan bahwa disabilitas tidak mempengaruhi kesempurnaan mereka di mata Allah. Hal yang membedakannya hanyalah keimanannya, selama ia memiliki iman yang kokoh, ia sempurna di mata Allah.

Nabi juga mengajarkan bahwa menjadi disabilitas bukanlah hukuman dari Allah, melainkan merupakan pengampunan atas dosa-dosa yang telah ia perbuat.

Rasulullah bersabda, “Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Bukhari)

Baca Juga:  Kisah Tentang Wabah Pandemi dalam Sejarah Islam

Beliau senantiasa mengingatkan bahwa sesungguhnnya Allah tidak melihat tubuh dan rupa seseorang, melainkan melihat hati mereka. Rasulullah juga hadir sebagai pembela atas mereka yang memiliki keterbatasan dan memupuk kepercayaan diri mereka.

Selain itu, Nabi juga melindungi hak kaum difabel dengan menghapuskan diskriminasi berlandaskan disabilitas yang memang sebelum masa datangnya Islam, diskriminasi tersebut seolah wajar dilakukan.

Dalam hadis riwayat Ibnu Hibban, Rasulullah bersabda, “Demi Dzat yang diriku yang ada pada tangan-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada orang yang jika ia bersumpah, ia pasti menunaikannya. Salah satu dari mereka ialah Amru al-Jamuh. Dan sungguh aku telah melihatnya menginjakkan kakinya yang pincang di surga.”

Suri tauladan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam hal memperlakukan orang berkebutuhan khusus (disabilitas) ini patut kita tiru. Beliau memperlakukan mereka dengan perlakuan yang sangat baik dan penuh hormat.

Beliau bahkan tidak membedakan perlakuannya dengan sahabat lain yang normal secara fisik. Hal ini tercermin dari sikap Rasulullah kepada Amru bin al-Jamuh.

Baca Juga:  Walaupun Ayahnya Seorang Nabi, Tapi Anaknya Durhaka, Inilah Kisah Kan'an!

Amru merupakan seorang sahabat yang pincang. Ia dikaruniai empat orang anak laki-laki yang senantiasa turut mempertaruhkan nyawanya beberapa peperangan bersama Nabi Muhammad.

Saat menjelang Perang Uhud, Amru bin al-Jamuh juga pernah mengatakan keinginannya untuk ikut bergabung dengan pasukan umat Muslim melawan kaum musyrik Makkah. Mendengar hal ini, keempat anaknya justru menghalanginya, mengingat kondisi bapaknya yang memiliki keterbatasan.

Kemudian Amru bin al-Jamuh mendatangi Nabi Muhammad bersama anak-anaknya, berharap mendapatkan izin darinya agar dapat turut serta turun ke medan perang. Ia mengadukan hal tersebut kepada Nabi bahwa alasan dirinya ingin berperang adalah agar kakinya yang pincang bisa menginjak surga.

“Sesungguhnya anak-anakku ingin menahanku untuk keluar bersamamu pada perang (Uhud) ini. Padahal demi Allah, aku benar-benar ingin kakiku yang pincang ini dapat menginjak surga.”

Nabi Muhammad menjawabnya, “Hendaklah kalian jangan menghalanginya, semoga Allah menganugerahinya mati syahid.” Amru bin al-Jamuh begitu bahagia akhirnya bisa ikut berperang bersama dengan Nabi Muhammad dan pasukan umat Muslim. Benar saja, kemudian ia terbunuh dalam Perang Uhud.

Baca Juga:  Karena Rindu Rasulullah, Batang Kurma Ini Hampir Menangis Sampai Kiamat

Setelah itu, Nabi bersabda bahwa dirinya melihat Amr bin al-Jamuh menginjakkan kakinya yang pincang di surga. Nabi Muhammad juga begitu perhatian kepada sahabatnya yang sedang sakit, dengan mengunjungi dan mencurahkan kasih sayangya, sehingga mereka dan keluarganya merasa bahagia.

Mohammad Mufid Muwaffaq