Anjuran Menjaga Lisan Agar Selamat Dunia Akhirat

menjaga lisan

Pecihitam.org – Lisan adalah bagian anggota tubuh yang tidak brtulang, maka tidak kaget jika kita sering mendengar pernyataan, “lisanmu mudah mengatakan apa saja, sebab ia tak bertulang“. Maka dari itu, menjaga lisan termasuk kewajiban setiap orang, agar ia tidak menyakiti saudara nya sendiri dan agar ia selamat dunia dan akhirat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pada zaman milenial ini mungkin banyak yang berstatement, kalo ia tidak menyakiti langsung dengan lisannya, namun apa bedanya menyakiti dengan lisan dan tulisan? Yang mana tulisan itu juga berangkat dari pemikiran si pengucap.

Karena memang keduanya adalah pesan tersirat yang dapat difahami oleh pendengar ataupun pembaca. Maka dari itu, tak ada bedanya menyakiti secara langsung atau melalui tulisan di media sosial.

Mungkin saja perkataan tersebut dianggap biasa oleh si pengucap, tapi bisa jadi perkataan tersebut menyakiti pendengar. Berapa banyak orang yang terganggu mentalnya karena omongan orang lain baik secara langsung, atau melalui media sosial?

Baca Juga:  Berbicaralah Pada Orang Lain Sesuai dengan Tempatnya

Harusnya sebagai manusia yang faham mana yang benar dan mana yang salah, dapat berfikir jika ingin berkata yang jelek, merasa, bagiamana jika ini adalah omongan terkahir kita untuk dirinya, atau kalimat terakhir yang dia dengar.

Sebab, Jika memang itu terjadi, dan si pendengar tersakiti, tentu urusan tersebut akan dibawa dihapan Allah, karena hal tersebut merupakan haqqul Adami yang harus diselesaikan antar keduanya.

Dan berapa banyak orang yang tidak sadar bahwa perkataan yang ia ucapkan tidak diridhai oleh Allah, sehingga karena perkataan nya itu menjadikan ia masuk neraka, dalam riwayat Imam Tirmidzi, disebutkan bahwa Bilal bin Harits mendengar Rasulullah SAW bersabda bahwa,

إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللَّهُ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ

“Bisa jadi salah seorang dari kalian mengucapkan sepatah kata yang membuat Allah ridha, ia tidak mengira kalimat itu sampai seperti itu, lalu karenanya Allah mencatat keridhaan untuknya hingga hari ia bertemu denganNya. Dan bisa jadi salah seorang diantara kalian mengucapkan sepatah kata yang membuat Allah murka, ia tidak mengira kalimat itu sampai seperti itu, lalu Allah mencatat kemurkaanNya untuk orang itu hingga saat ia bertemu denganNya.”

Dari hadits tersebut dapat difahami bahwa Rasul mengajurkan kita untuk berhati-hati disetiap perkataan, sebab kita tidak pernah tahu mana perkataan yang akan membuat Allah ridho dan mana perkataan yang membuat Allah murka.

Baca Juga:  Inilah Doa Para Malaikat untuk Orang yang Gemar Sedekah

Menjaga lisan harusnya juga ditanamkan sejak dini oleh para orang tua kepada anak-anaknya, sebab jika tidak dididik sejak dini, maka si anak akan terbiasa dengan perkataan yang dapat menyakiti orang lain.

Salah satu cara untuk mendidik anak agar ia menjaga lisannya adalah melalui cerita, seperti ‘jika engkau menyakiti orang lain, maka itu ibarat paku yang ditancapkan pada kayu, meskipun kau telah menyebutnya, namun lubang itu masih berbekas.

Sama halnya dengan saat kau menyakiti orang lain, entah itu melalui perkataan ataupun perbuatan, meskipun kau sudah meminta maaf, tapi luka itu masih ada, sebab kata maaf tidak dapat menghapuskan semua masalah.

Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang untuk menjaga lisannya, agar ia selamat di dunia juga di akhirat, sebab Mulutmu adalah harimaumu.

Baca Juga:  Ketika Rasulullah Menyimpan Dendam Terhadap Orang-orang Kafir

Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam bisshowab.

Nur Faricha