Surah Asy-Syura Ayat 7-8; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Asy-Syura Ayat 7-8

Pecihitam.orgKandungan Surah Asy-Syura Ayat 7-8 ini, Allah menerangkan bahwa jika Dia menghendaki, maka semua manusia itu akan beriman sehingga menjadi umat yang satu, tetapi kebijaksanaan yang diambil-Nya adalah dengan menyerahkan urusan iman dan kufur kepada pribadi manusia masing-masing.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dia tidak mau memaksakan agar semua manusia itu beriman, namun memberikan kepada mereka hak memilih dan menentukan nasibnya menurut kemauan mereka sendiri.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Asy-Syura Ayat 7-8

Surah Asy-Syura Ayat 7
وَكَذَٰلِكَ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ قُرۡءَانًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَا وَتُنذِرَ يَوۡمَ ٱلۡجَمۡعِ لَا رَيۡبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِى ٱلۡجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِى ٱلسَّعِيرِ

Terjemahan: “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.

Tafsir Jalalain: وَكَذَٰلِكَ (Demikianlah) sebagaimana penurunan wahyu ini أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ قُرۡءَانًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ (Kami wahyukan kepadamu Alquran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan) dengannya, أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَا (kepada Umulquraa dan penduduk negeri-negeri sekelilingnya) yaitu penduduk kota Mekah dan semua manusia وَتُنذِرَ (serta memberi peringatan pula) kepada manusia يَوۡمَ ٱلۡجَمۡعِ (tentang hari berkumpul) yakni hari kiamat, yang pada hari itu semua makhluk dikumpulkan لَا رَيۡبَ (yang tidak ada keraguan) atau keragu-raguan فِيهِ فَرِيقٌ (padanya. Segolongan) dari mereka فِى ٱلۡجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِى ٱلسَّعِيرِ (masuk surga dan segolongan yang lain masuk Sa’ir) yakni neraka.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: “Sebagaimana telah Kami wahyukan kepada para Nabi sebelummu.” أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ قُرۡءَانًا عَرَبِيًّا (“Demikian pula Kami wahyukan kepadamu al-Qur’an dalam bahasa Arab.”) yakni tegas, terang dan jelas. لِّتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ (“Supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura.”) yaitu Makkah. وَمَنۡ حَوۡلَهَا (“Dan penduduk [negeri-negeri] sekelilingnya.”) yaitu seluruh negeri yang berada di timur dan barat.

Makkah dinamakan Ummul Qura karena dia adalah tempat paling terhormat dibandingkan dengan negeri-negeri lain berdasarkan banyak dalil yang disebutkan pada tempatnya. Di antara dalil yang paling tepat dan singkat adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari az-Zuhri, bahwa Abu Salamah bin ‘Abdirrahman berkata:

“Sesungguhnya ‘Abdullah bin ‘Adi al-Hamra az-Zuhri mengabarkan, bahwa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda saat beliau berada di al-Hazurah, sebuah pasar di Makkah: ‘Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah bumi Allah yang terbaik dan paling dicintai Allah. Seandainya aku tidak diusir darimu, niscaya aku tidak akan keluar.’” (demikian pula yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Ibnu Majah, dari hadist az-Zuhri. At-Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih.”)

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 141; Seri Tadabbur Al Qur'an

Firman Allah: وَتُنذِرَ يَوۡمَ ٱلۡجَمۡعِ (“Serta memberi peringatan [pula] tentang hari berkumpul.”) yaitu hari kiamat, dimana Allah mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang yang terakhir di satu padang.

Firman Allah: لَا رَيۡبَ فِيهِ (“Yang tidak ada keraguan padanya.”) yakni, tidak ada keraguan tentang terjadinya, dan hal itu pasti terjadi. Firman Allah: فَرِيقٌ فِى ٱلۡجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِى ٱلسَّعِيرِ (“Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.”)

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw adalah dalam bahasa Arab, sesuai dengan bahasa penduduk negeri Mekah dan sekitarnya, untuk memudahkan mereka mengerti dakwah dan seruan serta peringatan yang ditujukan Muhammad saw kepada mereka, sebagaimana halnya setiap rasul yang diutus ia menggunakan bahasa kaumnya agar mudah memberikan penjelasan kepada mereka sebagaimana firman Allah:

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. (Ibrahim/14: 4) Sekalipun hanya penduduk Mekah dan sekitarnya disebut pada ayat ini yang menjadi sasaran dakwah dan peringatan Nabi Muhammad saw, tetapi itu tidaklah berarti bahwa Muhammad saw diutus terbatas hanya kepada orang Arab saja.

Hanya penduduk Mekah dan sekitarnya yang disebut, karena sesuai dengan posisi Nabi yang berdomisili di Mekah pada waktu itu, sedangkan pada hakikatnya Muhammad saw itu adalah rasul bagi segenap manusia, sebagaimana firman Allah: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Saba’/34: 28)

Sabda Rasulullah: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, “Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah seorang pun dari umatku baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengarkan tentang aku, lalu mati namun tidak beriman dengan (risalah) yang ditugaskan kepadaku, melainkan ia menjadi penghuni neraka.” (Riwayat Muslim)

Nabi Muhammad selain ditugasi untuk memberi peringatan kepada penduduk Mekah dan penduduk negeri-negeri sekelilingnya, juga ditugasi memberi peringatan tentang hari Kiamat. Hari Kiamat itu merupakan hari yang pasti dan tidak diragukan datangnya, di mana pada hari itu segenap makhluk akan dikumpulkan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di dunia dan mendapat ganjaran sesuai dengan perbuatan mereka.

Ayat 7 ini diakhiri dengan satu penegasan bahwa sesudah diadakan pemeriksaan yang amat teliti dan perhitungan yang sangat cermat pada tiap-tiap makhluk atas segala perbuatannya di dunia ini, maka mereka itu dibagi menjadi dua golongan.

Segolongan dari mereka termasuk yang berbahagia dan dimasukkan ke dalam surga, kekal di dalamnya. Karena mereka itu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta berbuat amal saleh di dunia, maka wajarlah kalau mereka itu mendapat karunia dari Allah menikmati kesenangan yang abadi di dalam surga, sebagaimana firman Allah: Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka (tempatnya) di dalam surga; mereka kekal di dalamnya. (Hud/11: 108)

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 61-63; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Sedangkan golongan yang kedua, termasuk golongan yang celaka; mereka dimasukkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, kekal di dalamnya karena mereka itu pada waktu berada di dunia tetap ingkar kepada Allah, menentang apa yang didakwakan oleh junjungan kita Nabi Muhammad saw sebagaimana firman Allah:

Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih, mereka kekal di dalamnya. (Hud/11: 106-107) .

Tafsir Quraish Shihab: Dengan penurunan wahyu yang jelas seperti itu, Kami mewahyukan al-Qur’ân kepadamu, dalam bahasa Arab dan tanpa mengandung kerancuan, untuk mengingatkan penduduk Mekkah dan sekitarnya serta seluruh umat manusia akan suatu hari ketika Allah mengumpulkan semua makhluk untuk diperiksa.

Hari itu pasti datang, tak ayal lagi. Manusia, pada saat itu, terbagi menjadi dua kelompok, satu kelompok berada di surga dan yang lain berada di neraka yang menyala-nyala.

Surah Asy-Syura Ayat 8
وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَهُمۡ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن يُدۡخِلُ مَن يَشَآءُ فِى رَحۡمَتِهِۦ وَٱلظَّٰلِمُونَ مَا لَهُم مِّن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Terjemahan: “Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.

Tafsir Jalalain: وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَهُمۡ أُمَّةً وَٰحِدَةً (Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat) artinya memeluk satu agama, yaitu agama Islam وَلَٰكِن يُدۡخِلُ مَن يَشَآءُ فِى رَحۡمَتِهِۦ وَٱلظَّٰلِمُونَ (tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang lalim) yaitu orang-orang kafir مَا لَهُم مِّن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ (tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong) yang dapat menolak azab Allah dari diri mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَهُمۡ أُمَّةً وَٰحِدَةً (“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Allah menjadikan mereka satu ummat.”) yakni, berada di atas hidayah atau di atas kesesatan. Akan tetapi Allah membedakan antara mereka, yaitu dengan menunjukkan kepada kebenaran siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan dari kebenaran siapa yang dikehendaki-Nya. Dia memilih hikmah dan hujjah di atas segalanya. Untuk itu Allah berfirman:

Baca Juga:  Surah Asy-Syura Ayat 49-50; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَلَٰكِن يُدۡخِلُ مَن يَشَآءُ فِى رَحۡمَتِهِۦ وَٱلظَّٰلِمُونَ مَا لَهُم مِّن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ (“Tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang dhalim, tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong.”)

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa jika Dia menghendaki, maka semua manusia itu akan beriman sehingga menjadi umat yang satu, tetapi kebijaksanaan yang diambil-Nya adalah dengan menyerahkan urusan iman dan kufur kepada pribadi manusia masing-masing. Dia tidak mau memaksakan agar semua manusia itu beriman, namun memberikan kepada mereka hak memilih dan menentukan nasibnya menurut kemauan mereka sendiri.

Berbahagialah orang-orang yang mengikuti petunjuk rasul. Mereka selalu bersyukur memuji Allah dan akan dimasukkan ke dalam rahmat-Nya dan celakalah orang-orang yang selalu menentang dan tidak mau mengikuti petunjuk rasul, mereka akan disiksa di hari kemudian dan tidak seorang pun yang akan menolong dan melindungi mereka.

Mereka tidak dapat menyesali siapa-siapa kecuali diri mereka sendiri sebagaimana sabda Rasulullah saw: Siapa memperoleh kebaikan hendaklah memuji Allah dan siapa memperoleh selain daripada itu janganlah ia menyalahkan melainkan terhadap dirinya sendiri. (Riwayat Muslim dari Abu dzarr al-Giffari)

Tidak sedikit ayat yang senada dengan ayat 8 ini. Antara lain firman Allah: Dan sekiranya Allah menghendaki, tentu Dia jadikan mereka semua mengikuti petunjuk. (al-An’am/6: 35) Dan firman-Nya: Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)nya. (as-Sajdah/32: 13)..

Tafsir Quraish Shihab: Jika, di dunia ini, Allah berkehendak untuk mengumpulkan manusia dalam satu jalan, niscaya Dia melakukannya. Tetapi Dia berkehendak lain: memasukkan siapa saja yang dikehendaki-Nya ke dalam kasih sayang-Nya, karena Dia tahu bahwa mereka akan lebih memilih petunjuk daripada kesesatan.

Orang-orang yang menganiaya diri sendiri dengan bersikap kafir, tidak akan mendapatkan penolong, selain Allah, yang akan melindungi dan menyelamatkan mereka dari azab Allah.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Asy-Syura Ayat 7-8 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S