Pecihitam.org – Benarkah Nabi bukan orang Arab? Beberapa kali pertanyaan ini muncul dan menjadi perbincangan oleh beberapa kalangan. Ada yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad jelas orang Arab, namun ada pula yang mengatakan Nabi bukan orang Arab. Bahkan ada juga yang kebablasan hingga mengatakan Nabi itu keturunan Jawa.
Semua pasti sudah banyak yang tahu kalau Nabi kita Muhammad Saw. itu lahir di Makkah. Ibu dan ayahnya, Sayidah Aminah dan Sayyid Abdullah juga orang Arab.
Silsilah nasab keduanya bertemu pada kakek moyang yang bernama Kilab, yang juga orang Arab. Maka dari itu dapat dipastikan Nabi Muhammad Saw juga orang Arab. Kalau sekarang lebih tepatnya negara Arab Saudi.
Hal ini diperkuat lagi dalam salah satu hadits Nabi Muhammad Saw, bahwa beliau pernah bersabda:
“أحبوا العرب لثلاث: لأني عربي، والقرءان عربي، وكلام أهل الجنة عربي”
Artinya: “cintailah Arab karena tiga hal; karena aku orang Arab, al-Qur’an bahasa Arab dan perkataan ahli surga berbahasa Arab.”
Sabda Nabi Saw tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah orang Arab. Sampai sini sepertinya cukup mudah dicerna dan tidak usah didebat.
Akan tetapi, jika kita mau menelusuri silsilah Nabi Muhammad Saw lebih jauh lagi hingga ke atas, kita akan menemukan kisah yang menarik dan lebih luas.
Dalam riwayatnya, dahulu Bani Israil sebenarnya berharap kalau Nabi terakhir itu berasal dari kalangan mereka. Namun ternyata Nabi terakhir tidak dari keturunan Bani Israil. Lantas siapa saja yang dianggap keturunan Bani Israil? Simak penjelasannya.
Israil adalah nama lain dari Nabi Ya’qub bin Ishaq. Dan keturunan Nabi Yaqub inilah yang dinamakan Bani Israil. Nabi Ishaq merupakan putra Nabi Ibrahim dari istri Siti Sarah. Lantas apa kaitannya dengan kisah kearaban Nabi Muhammad Saw?
Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad Saw bukan keturunan dari Bani Israil, maka Nabi Muhammad berarti keturunan dari Nabi Ismail. Tidak mengatakan bahwa Nabi Muhammad keturunan Bani Hasyim atau Quraisy.
Dengan demikian, kalau dilihat dari jalur nasan Nabi Ismail, maka kita bisa mengatakan bahwa Nabi Muhammad bukan keturunan orang Arab. Lho bagaimana ceritanya kok jadi bukan Arab?
Jadi begini …, Nabi Ismail itu putra Nabi Ibrahim dari istri yang bernama Siti Hajar. Siti Hajar ini adalah hadiah dari Raja Fir’aun Mesir yang diberikan kepada Nabi Ibrahim dan kemudian dinikah.
Siti Hajar ini adalah orang Mesir. Sedangkan menurut pendapat yang masyhur Nabi Ibrahim sendiri berasal dari Babilonia atau Irak. Namun ada pula yang berpendapat Nabi Ibrahim berasal dari Damaskus.
Nabi Ibrahim datang ke Makkah sebagai pendatang. Jadi bukan asli dari Makkah atau Arab. Dari sini diketahui bahwa Nabi Ismail merupakan keturunan campuran antara Babilon/Damaskus dan Mesir. Dari Nabi Ismail inilah kelak yang menurunkan Nabi dan Rasul terakhir yang bernama Muhammad Saw.
Dari sini cukup jelas kan sekarang kalau Nabi Muhammad bukan asli keturunan bangsa Arab. Lantas bagaimana dengan sabda Nabi di atas? Apakah ada yang salah?
Tidak ada yang salah dengan sabda Rasulullah tersebut. Karena beliau merujuk keturunan dekat, yakni Suku Quraisy atau Bani Hasyim. Beliau tidak merujuk pada keturunan jauh ke atas hingga Nabi Ismail.
Jadi, kalau ada yang bertanya Nabi Muhammad aslinya orang mana, bisa dijawab keduanya, baik Nabi Muhammad berasal dari bangsa Arab atau dari bangsa Babilonia. Tinggal melihat keturunan mana yang dituju. Yang jelas kita tidak perlu terlalu ngotot dan fanatik. Apalagi sampai mengatakan beliau Saw keturunan Jawa. Lha ini jalurnya bagaimana ko jauh banget?
Yang jelas Rasulullah Saw pernah bersabda:
أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى
“Ingatlah, tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang Ajam (non Arab) dan sebaliknya, tidak juga orang kulit merah atas kulit hitam dan sebaliknya, kecuali dengan takwa (kepada Allah).”
Ini jelas bahwa Nabi Muhammad Saw tidak membeda-bedakan asal usul siapapun dan keturunan manapun. Karena yang dinilai Allah bukan Arab, bukan warna kulit, bukan keturunan namun taqwa. Wallahua’lam bisshawab.