Ini Puluhan Karya KH Hasyim Asy’ari yang Santri Harus Tahu

Karya KH Hasyim Asy'ari

Pecihitam.org – Salah satu ciri khas yang membedakan Hadratusysyeikh dengan para ulama pada umumnya adalah kegemarannya mengarang kitab, ada banyak karya KH Hasyim Asy’ari yang telah diwariskan hingga hari ini.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Tradisi ini sebenarnya merupakan salah satu tradisi yang berkembang sejak lama di kalangan para ulama terdahulu. Ulama identik dengan seorang cerdik cendekia yang kerap mewariskan ilmu dan amal. Ulama mewariskan amal melalui pengabdian kepada umat, sedangkan ilmu diwariskan melalui kitab-kitab yang dikarangnya.

Kiai Hasyim telah membuktikan dirinya sebagai sosok ulama par-excellent yang mampu mewariskan kedua hal tesebut: ilmu dan amal. Karya KH Hasyim Asy’ari telah membentuk sebuah karakter keberagamaan yang khas keindonesiaan, yang mampu beradaptasi dengan kebudayaan lokal dan tradisi-tradisi yang berkembang, khususnya tradisi Jawa.

Di samping itu, Karya KH Hasyim Asy’ari juga telah menjadi sumber inspirasi bagi kalangan pesantren untuk melestarikan kekhasan sistem pendidikannya. Pesantren identik dengan lembaga yang diharapkan dapat mencetak para ulama yang mampu memadukan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.

Transmisi ilmu pada hakikatnya adalah transmisi nilai, karena itu seorang ulama mempunyai peran yang sangat mulia untuk membentuk karakter manusia unggulan. yang nantinya akan memimpin umat.

Pada puncaknya, Karya KH Hasyim Asy’ari amat berharga karena memberikan panduan, pedoman, dan arahan yang sangat penting bagi kalangan Ahlussunnah wal Jamaah dan bagaimana paham tersebut diinternalisasikan dan diinstitusionalisasikan dalam sebuah organisasi terbesar di dunia, yaitu Nahdlatul Ulama.

Oleh karena itu, Karya KH Hasyim Asy’ari dapat dikatakan sebagai sebuah karya yang bersifat transformatif. Sebab. karya-karyanya telah mendorong perubahan dan pergulatan yang bersifat dinamis, tidak kaku, dan inspirasional.

Bahkan, Kiai Hasyim mampu meletakkan Islam dalam bingkainya yang bersifat universal, yang mampu berdialog dan beradaptasi dengan realitas sosial sesuai dengan zamannya.

Intinya, umat Islam harus mempunyai pemahaman yang bersifat komprehensif terhadap ajarannya. Dari pemahaman yang mendalam tersebut, akan dilahirkan sebuah pemikiran yang bersifat konstruktif. Sebaliknya, pemahaman yang sepotong-sepotong akan melahirkan sikap keberagamaan yang cenderung ekstrem. Dalam hal ini, perlu kiranya mengutip ungkapan Imam Ali, karramallahu wajhahu. Setiap manusia adalah musuh atas kebodohannya. Sebab itu, seorang ulama harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas dan ensiklopedis.

Baca Juga:  Biografi Syaikh Taqiyuddin Al Hishni Pengarang Kitab Kifayatu Al Akhyar

Inilah Daftar Karya KH Hasyim Asy’ari

Adapun karya-karya Kiai Hasyim yang berhasil didokumentasikan. terutama oleh cucunya, almarhum Isham Hadziq, adalah sebagai berikut:

  • Al-Tibyan fi al-Nahy ‘an Muqatha’at al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan. Kitab ini selesai ditulis pada hari Senin, 20 Syawal 1260 H, dan diterbitkan oleh Maktabah al-Turats al-lslami, Pesantren Tebuireng. Secara umum, buku ini berisi pentingnya membangun persaudaraan di tengah perbedaan serta bahaya memutus tali persaudaraan.
  • Muqaddmaih al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatil Ulama. Karangan ini berisi pemikiran dasar NU, terdiri dari ayat-ayat Al Qur’an, hadits, dan pesan-pesan penting yang melandasi berdirinya organisasi Muslim terbesar di dunia itu. Buku ini sangat penting dalam rangka memberikan fundamen yang kuat pcrihal paham keagamaan yang akan duadnkan pgjakan utama .
  • Risalah fi Ta’kid al-akhdzi bi Madzhab al-A’immah al-Arba’ah. Karangan ini berisi pentingnya berpedoman kepada empat imam mazhab yaitu Imam Syafii, Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hanbal.
  • Mawaidz. Karangan ini berisi nasihat bagaimana menyelesaikan masalah yang muncul di tengah umat akibat hilangnya kebersamaan dalam membangun pemberdayaan. Karangan ini pernah disiarkan dalam Kongres XI Nahdlatul Ulama pada 1935, yang diselenggarakan di Bandung. Karya ini juga diterjemahkan oleh Prof. Buya Hamka dalam majalah Panji Masyarakat Nomor 5 tanggal 15 Agustus 1959.
  • Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat Nahdlatul Ulama. Karya ini berisi 40 hadis yang mesti dipedomani oleh Nahdlatul Ulama. Hadis-hadis itu berisi pesan untuk meningkatkan ketakwaan dan kebersamaan dalam hidup, yang harus menjadi fondasi kuat bagi setiap umat dalam mengarungi kehidupan yang begitu sarat tantangan.
  • Al-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyid aI-Mursalin. Kitab ini merupakan seruan agar setiap Muslim mencintai Rasulullah SAW dengan cara mengirimkan shalawat setiap saat dan mengikuti segala ajarannya. Selain itu. kitab ini juga berisi biografi Rasulullah SAW dan akhlaknya yang begitu mulia.
  • Al-Tanbihdt al-Wajibat liman Yashna’ al-Mawlid bi al-Munkarat. Kitab ini berisi peringatan tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat merayakan Maulid Nabi. Kita tahu bahwa tradisi merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu tradisi yang khas kalangan Muslim tradisional. Karena itu. agar perayaan berjalan dengan baik, sebagaimana tujuan utama di balik perayaan tesebut, kitab ini dapat dijadikan rujukan. Kitab ini selesai ditulis pada tanggal 14 Rabi’ul Tsani I355, yang diterbitkan pertama kali oleh Maktabah al-Turats al-lslami, Tebuireng.
  • Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah fii Hadits al-Mawtaa wa Syuruth al-Sa’ah wa Bayani Mafhum al-Sunnah wa al-Bid’ah. Kitab ini merupakan salah satu karya penting karena di dalamnya diberikan distingsi paradigmatis antara sunnah dan bid’ah. Yang terpenting dalam kitab ini, Kiai Hasyim menjelaskan dengan hakikat paham Ahlussunnah mal Jamaah. Kitab ini juga menjelashn tanda-tanda akhir zaman.
  • Ziyadat Ta’liqat ‘ala Mandzumah Syaikh Abdullah bin Yasin al-Fasuruani. Kitab ini berisi perdebatan antara Kiai Hasyim dan Syaikh Abdullah bin Yasin.
  • Dhaw’il Misbah fi Bayan Ahkam al-Nikah. Kitab ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan, mulai dari aspek hukum, syarat, rukun, hingga hak-hak dalam pernikahan.
  • Al-Dzurraah al-Muntasyirah fi Masail Tis’a Asyarah. Kitab ini berisi 19 masalah tentang kajian wali dan thariqah. Ada 19 Masalah yang dibahas dalam buku ini.
  • Al Risalah fi al-‘Aqaid. Kitab ini ditulis dalam bahasa Jawa, berisi masalah-masalah yang berkaitan dengan Tauhid.
  • Al Risalah fi al-Tasawuf. Kitab ini juga ditulis dalam bahasa jawa berisi masalah tasawuf. Kitab ini dicetak dalam satu buku dengan kitab al-Risalah fi al-‘Aqaid.
  • Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim fi ma Yahtaju Ilayh al-Muta’allim fi Ahwal Ta’limihi wa ma Yatawaqqafu ‘alayhi al-Mu’allim fi Maqamati Ta’limihi. Kitab ini berisi hal-hal yang harus dipedomani oleh seorang pelajar dan pengajar sehingga proses belajar-mengajar berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan dalam dunia pendidikan. Kitab ini merupakan resume dari kitab Adab al-Mu’allim karya Syaikh Muhammad bin Sahnun (871 M), Ta’lim al-Muta’allim fi Tharith al-Ta’allum karya Syaikh Burhanuddin al-Zarnuji, dan Tadzkirat al-Syaml wa al-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim karya Syaikh Ibnu Jamaah.
Baca Juga:  Biografi Gus Baha', Mufassir dan Faqihul Qur'an Indonesia

Selain ke-14 karya KH Hasyim Asy’ari di atas, ada sejumlah karya yang masih dalam bentuk manuskrip dan belum diterbitkan. Karya-karya tersebut antara lain Hasyiyat ‘ala Fath alRahman bi Syarh Risalat al-Wali Ruslan li Syaikh al Islam Zakariyya al-Anshari, al-Risalat al-Tawhidiyyah, al-Qalaid fi Bayan ma Yajib min al’Aqa’id, al-Risalat al-Jama’ah, Tamyuz al-Haqq min al-Bdthil, al-Jasus fi Ahkam al-Nuqus, dan Manasik Sughra.

Tidak bisa diragukan, Kiai Hasyim adalah sosok yang sangat istimewa, yang pejalanan hidupnya dihabiskan untuk beribadah, mencari ilmu, dan mengabdi bagi kemuliaan hidup. Keseluruhan perjalanan hidupnya dapat dijadikan lentera yang akan menyinari hati dan pikiran para penerusnya untuk melakukan hal serupa. Meskipun harus diakui tidak mudah untuk melakukannya, setidaknya akan muncul komitmen untuk mencintai ilmu dan menebarkannya untuk kemajuan umat.

Baca Juga:  As-Syekh Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husaini, Penyebar Islam di Sulawesi Selatan

Solichin Salam (1963) memberikan kilasan terhadap kepribadian Kiai Hasyim yang menarik untuk direnungkan, ”Kebesaran Kiai Hasyim tidak dalam lapangan politik karena memang bukan di sanalah tempatnya. Dia bukanlah seorang politikus, negarawan pun tidak. Kiai Hasyim bukan pula seorang organisator ataupun orator ulung, melainkan dia adalah seorang ulama besar yang kaya ilmu serta berjiwa besar”.

Dengan demikian, Kyai Hasyim Asy’ari merupakan seorang ulama yang menjadikan ilmu sebagai jembatan untuk mencerdaskan umat, dengan salah satu bentuk perjuangannya adalah adanya Karya KH Hasyim Asy’ari yang dapat kita lihat hari ini.

Adapun perjuangan dalam mewujudkan kemerdekaan merupakan bagian dari komitmennya untuk menjadikan bangsa ini berdaulat dan terbebas dari belenggu penjajah. Tidak dielakkan lagi, Kiai Hasyim Asy’ari adalah ulama yang peduli umat dan bangsa.

(Kutipan tulisan Bapak Zuhairi Misrawi dalam bukunya Hadratusysyaikh Hasyim Asy’ari – Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan)

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *