Biografi Imam Jalaluddin Al Mahalli Pengarang Tafsir Jalallain

jalaluddin al mahalli

Pecihitam.org – Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim Al-Mahalli Al-Mishri. Imam Jalaluddin Al-Mahalli mrupakan seorang mufasir (ahli tafsir) berkebangsaan Mesir

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Beliau lebih dikenal dengan julukan Jalaluddin Al-Mahalli yang berarti orang yang mempunyai keagungan dalam masalah agama. Nama Al-Mahalli dinisbahkan pada nama daerah kelahirannya. Yaitu, Mahalla Al-Kubra, sebuah daerah yang terletak di barat kota Kairo, dekat Sungai Nil. Dalam sebuah buku yang bertajuk “Guruku di Pesantren”, dituliskan bahwa Jalaluddin Al-Mahalli dilahirkan pada tahun 791 H atau 1388 M.

Pada beberapa sumber lain, seperti dalam buku Sejarah dan Keagungan Madzab Syafii, karya KH Siradjuddin Abbas, menyebutkan. Bahwa beliau dilahirkan pada tahun 769 H dan meninggal tahun 835 H. Selain dikenal sebagai ahli tafsir, Al-Mahalli juga dikenal sebagai seorang faqih (ahli dalam bidang hukum Islam), ahli kalam (teologi), ahli usul fiqih, ahli nahwu (gramatika), dan menguasai mantik (ilmu logika).

Beliau juga dikenal sebagai seorang ulama yang berkepribadian mulia, shalih dan wara’. Beliau merupakan sosok ulama yang sederhana, jauh dari gemerlap dunia. Bahkan pernah suatu ketika beliau ditawari jabatan sebagai Qadi terbesar di negerinya, namun beliau menolaknya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa meskipun tidak miskin, beliau hidup pas-pasan. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, beliau bekerja sebagai pedagang. Meski demikian, kondisi tersebut tidak mengendurkan tekadnya untuk terus mendalami ilmu.

Daftar Pembahasan:

Guru-gurunya

Diantara guru-guru Jalaluddin Al-Mahalli adalah:

  1. Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhazmad bin Abdu ad-Da’im An-Nuaimi al-Asqalani Al-Barmawi Al-Qahiri Asy-Syafi`i. Yang lebih dikenal dengan Syamsu al-Barmawi (763 – 831 H ). Guru dalam ilmu fiqih, ushul fiqih dan bahasa Arab, beliau tinggal di Madrasah Al-Baibarsiyyah.
  2. Al-Imam Al-Faqih Burhanuddin Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad Al-Baijuri. Lebih dikenal dengan Burhan Al-Baijuri (825 – 750 H ) guru dalam ilmu fiqih.
  3. Al-Imam Jalaluddin Abu al-Fadhl Abdurrahman bin Umar bin Ruslan Al-Kanani Al-`Asqalani Al-Bulqini Al-Mishri. Lebih dikenal dengan Jalal Al-Bulqini (763 – 824 H ) guru dalam bidang hadits.
  4. Al-Imam Waliyuddin Abu Zurah Ahmad bin Muhammad bin Al Muhaddits Abdurrahman Al-Iraqi (762 – 826 H ) guru dalam bidang ilmu hadits.
  5. Al-Imam Al-Hafidz Qadhi al-Qudhat Izuddin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim bin Jamaah Al-Kanani (694 – 767 H). Guru dalam bidang hadits dan ushul fiqih.
  6. Asy-Syaikh Syihabuddin Al-`Ajimi, cucu Ibnu Hisyam, guru dalam bidang nahwu.
  7. Asy-Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Shalih bin Muhammad bin Abdullah bin Makki Asy-Syanuthi (Wafat 873 H ). Guru dalam bidang nahwu dan bahasa Arab.
  8. Al-Imam Nashiruddin Abu Abdillah Muhammad bin Anas bin Abu Bakr bin Yusuf Ath-Thanatada’i Al-Mishri Al-Hanafi (Wafat 809 H). Guru dalam bidang ilmu waris dan ilmu hitung.
  9. Al-Imam Badruddin Mahmud bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad Al-Aqshara’i (Wafat 825 H ). Guru dalam bidang ilmu logika, ilmu debat, ilmu Maani, ilmu al bayan, ilmu Arudh dan ushul fiqih.
  10. Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman Ath-Tha’i Al-Basathi Al-Maliki (670 – 842 H), guru dalam bidang tafsir, ushuluddin, dan lain-lain.
  11. Al-Imam Ala’uddin Muhammad bin Muhammad Al-Bukhari Al-Hanafi (799 – 841 H).
  12. Asy-Syaikh Al-`Allamah Nizhamuddin Yahya bin Yusuf bin Muhammad bin Isa Ash-Shairami Al-Hanafi (777 – 833 H), guru dalam bidang fiqih.
  13. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abu Bakr bin Khudhar bin Musa, lebih dikenal dengan Ibnu Ad-Dairi (788 – 862 H).
  14. Asy-Syaikh Majduddin Al-Barmawi Asy-Syafii.
  15. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Khalil Al-Gharaqi Asy-Syafii (Wafat 816 H ) guru dalam bidang fiqih.
  16. Asy-Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Abi Ahmad Muhammad bin Abdullah Al-Maghrawi Al-Maliki (Wafat 820 H).
  17. Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Baqa’ Muhammad bin Musa bin Isa bin Ali Ad-Damiri (742 – 808 H ).
  18. Asy-Syaikh Syihabuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Imad bin yusuf bin Abdu an-Nabi al-Aqfahasi Al-Qahiri, lebih dikenal dengan Ibnu al-Imad (750 – 808 H).
  19. Asy-Syaikh Badruddin Muhammad bin Ali bin Umar bin Ali bin Ahmad Ath-Thanabadi.
  20. Syaikh al-Islam Al-Imam Syihabuddin Ibnu Hajar Al ‘Asqalani (773 – 852 H) guru dalam bidang hadits dan ilmu hadits.
  21. Asy-Syeikh Jamaluddin Abdullah bin Fadhlullah, guru dalam bidang hadits.
  22. Al-Imam Al-Muhaddits Syarafuddin Abu Thahir Muhammad bin Muhammad bin Abdul Lathif Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan Ibnu Al-Kuwaik (737 – 821 H ).
  23. Al-Imam Syamsuddin Abu Al-Khoir Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Jazari Asy-Syafii (752 – 833 H).
  24. Asy-Syeikh Nashiruddin Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Nashiruddin Al-Ajami As-Samnudi Asy-Syafii. Atau lebih dikenal dengan Ibnu Mahmud (Wafat 855 H), Jalaluddin al-Mahalli berguru menghafal Al-Quran padanya ketika masih kecil.
Baca Juga:  Kisah Ulama Besar Dan Wanita Penghibur Yang Jadi Bu Nyai

Murid-muridnya

Diantara murid Jalaluddin al-Mahalli adalah sebagai berikut:

  • Al-Imam Nuruddin Abu Al-Hasan Ali bin Al-Qadhi Afifuddin Abdullah bin Aham. Lebih dikenal dengan nama As-Samhudi, Ulama, Mufti, Pengajar dan Sejarawan di Madinah (844-911 H). Ia mempelajari Syarh al-Minhaj, Jamul Jamami, dan lain-lain.
  • Asy-Syaikh Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad bin Abu Bakr bin Ali bin Masud bin Ridhwan Al-Mari Al-Maqdisi. Lebih dikenal dengan nama Ibnu Abi Syarif (836 – 923 H ) lahir di Yerusalem kemudian pergi ke Kairo dan mempelajari Syarh Jamul Jawam.
  • Asy-Syaikh Syihabuddin Abu Al-Fattah Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Musa Al-Absyaihi Al-Mahalli. Ia mempelajari Syarh al-Minhaj dan Syarh Jamul Jamami.
  • Asy-Syaikh Khairuddin Abu Al-Khair Muhammad bin Muhammad bin Daud Ar-Rumi Al-Qahiri Al-Hanafi. Lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-Farra’ (814 – 897 H), ia mempelajari bidang fiqih dan ushul fiqih.
  • Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Fadhl Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Bahadir Al-Maumani Ath-Tharablusi Al-Qahiri Asy-Syafii (Wafat 877 H. Ia belajar Syarh al-Minhaj, Syarh Jamul Jamami, Syarh Alfiyah Al-Iraqi, dan lain-lain.
  • Asy-Syeikh Shalahuddin Muhammad bin Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Khalaf bin Kamil Al-Manshuri Ad-Dimyathi. Qadhi di Dimyath, lebih dikenal dengan nama Ibnu Kamil (Wafat 887 H ).
  • Asy-Syeikh Syamsuddin Abu Al-Barakay Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Baz Al-Asyhab Manshur bin Syibl Al-Ghiraqi (795 – 858 H).
  • Asy-Syeikh Najmuddin Muhammad bin Syarafuddin Muhammad bin Najmuddin Muhammad bin Sirajuddin Umar bin Ali bin Ahmad Al-Qurasyi Ath-Thanabadi Al-Qahiri Asy-Syafii.
  • Asy-Syeikh Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Musa Asy-Syihab Al-Bairawati Al-Khanaki Asy-Syafii.
  • Asy-Syeikh Imaduddin Abu al-Fida’ Ismail bin Ibrahim bin Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibrahim bin Sadulah bin Jamaah (825 – 861 H). Ia mempelajari Syarah Jamul Jawami dan lain-lain.
  • Asy-Syeikh Hisamuddin Husain bin Muhammad bin Hasan Al-Ghozzi Asy-Syafii atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-Harasy.
  • Asy-Syeikh Syarafuddin Abdul Haq bin Syamsuddin Muhammad bin Abdul Haq bin Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Abdul Al As-Sanbathi, (Wafat 842 H). Asy-Syaikh Zainuddin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahma bin Muhammad bin Syaraf bin Al-Lu’lu’i Ad-Dimasyqi bin QadhiAjlun, (Lahir 839 H).
  • Asy-Syeikh Zainuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Haji bin Fadhl As-Santawi, ia mempelajari fiqih dan ushul fiqih.
  • Asy-Syeikh Abdullah bin Ahmad bin Abi Al-Hasan Ali bin Isa bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Isa Al-Jamal Al-Hasani As-Samhudi (Lahir 804 H ) ia mempelajari bahasa Arab, Syarh Ibnu Aqil, fiqih, ushul fiqih, dan lain-lain.
  • Asy-Syeikh Ali bin Daud bin Sulaiman bin Khalad bin Audh bin Abdullah bin Muhammad bin Nuruddin Al-Jaujari, Khatib Masjid Raya Toulon, ia hadir di beberapa kajian Jalaluddin Al-Mahalli.
  • Asy-Syeikh Nuruddin Ali bin Muhammad bin Isa bin Umar bin Athif Al-Adani Al-Yamani Asy-Syafii, lebih dikenal dengan nama IbnuAthif (Lahir 812 H).
  • Asy-Syeikh Sirajuddin Umar bin Hasan bin Umar bin Abdul Aziz bin Umar An-Nawawi, ia belajar Syarh Al-Minhaj.
  • Asy-Syeikh Najmuddin Muhammad bin Burhanuddin Ibrahim bin Jamaluddin Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman, lahir 833 H di Yerusalem, ia belajar Syarh Jamul Jawami.
  • Asy-Syeikh Syarafuddin Yahya bin Muhammad bin Said bin Falah bin Umar Al-Abasi Al-Qahiri Asy-Syafii, lebih dikenal dengan nama Al-Baqani, lahir pada tahun 827 H dan wafat pada tahun 900 H.
  • Asy-Syeikh Abu Bakr bin Quraisy bin Ismail bin Muhammad Quraisy Azh-Zhahiri, lahir pada tahun 850 H.
  • Asy-Syeikh Al-Imam Ali bin Muhammad bin Isa bin Yusuf bin Muhammad Al-Asymuni, (838-918 H).
  • Asy-Syaikh Burhanuddin Abu Al-Hasan Ibrahim bin Umar bin Hasan bin Ali bin Abu Bakr Al-Buqa`i (809 – 885 H).
Baca Juga:  Habib Mundzir Al-Musawwa, Seorang Ulama yang Sangat Merindukan Rasulullah

Karya-Karya Jalaluddin al-Mahalli

  1. Al-Badru ath-Thali fi Halli Jami al-Jawami merupakan syarah dari Jamu al-Jawami yang ditulis oleh Tajuddin As-Subuki, kitab dalam ilmu ushul fiqih.
  2. Syarh Al-Waraqat yang ditulis Imam Al-Haramain Al-Juwaini.
  3. Kanzu ar-Raghibin fi Syarhi Minhaju ath-Thalibin Imam An-Nawawi
  4. Tafsir al-Qur’an al-‘adzim atau lebih dikenal dengan Tafsir Jalalain, yang ditulis bersama Jalaluddin as-Suyuthi.
  5. Syarh Mukhtashar Burdah.
  6. Al-Anwar Al-Madhiyah.
  7. Al-Qaul Al-Mufid fi An-Nail As-Sa`id.
  8. Ath-Thib An-Nabawi.
  9. Kitab fi Al-Manasik.
  10. Kitab fi Al-Jihad.
  11. Syarh Al-Qawa`id Ibnu Hisyam, belum lengkap.
  12. Syarh At-Tashil Ibnu Malik.
  13. Hasyiyah Ala Jami Al-Mukhtasharat, belum lengkap.
  14. Hasyiyah Jawahir Al-Isnawi, belum lengkap.

Kewafatannya

Jalaluddin al-Mahalli wafat hari Sabtu pagi, pada pertengahan Ramadhan 864 H, bertepatan dengan tahun 1459 M, ada yang menyebutkan wafatnya tahun 1455 M. Wallahua’lam Bisshawab.

Baca Juga:  Rahmah El Yunusiyah; Ulama Perempuan, Pelopor Perguruan Muslim Sumatera Barat
Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *