Pecihitam.org – Tercatat di dalam banyak teks Al-Qur’an dan hadits keterangan yang menyebutkan kemuliaan Masjid. Oleh karena besarnya kemuliaan masjid, besar pula keutamaan bagi orang yang membangun Masjid.
Masjid adalah salah satu simbol kebesaran agama Islam. Masjid, secara bahasa, ialah tempat sujud. Adapun secara syar’i, mesjid bermakna tempat yang dipersiapkan untuk digunakan shalat lima waktu secara berjamaah.
Namun, selain dari itu masjid juga memiliki makna yang lebih luas. Karenanya, tempat yang selalu dijadikan oleh seseorang di rumahnya sebagai tempat untuk mengerjakan shalat, juga bisa dinamakan mesjid.
Namun kita tidak sedang akan membahas ragam definisi tersebut. Tulisan ini akan menerangkan sedikit mengenai keutamaan membangun Masjid yang Umumnya sudah diapahmi oleh Masyarakat.
Di dalam sebuah hadits riwayat Imam al-Bazzar menyebutkan:
وَمَنْ بَنَى لِلهِ مَسْجِدًا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah maka Allah akan membangunkan untuknya istana di surga” (HR al-Bazzar).
Hal serupa juga disebutkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sahihnya, at Thabrani dalam al Mu’jam al Ausath, ad Darimi, Ibnu Majah, al Baihaqi dan at Tirmidzi dalam kitab Sunan-nya.
Keutamaan membangun masjid tidak hanya diperoleh bagi pembangunan masjid Raya atau Masjid agung yang besar dan megah, tapi juga termasuk masjid kecil yang sederhana.
Hadits dalam riwayat Imam at Tirmidzi menyebutkan:
مَنْ بَنَى لِلهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, kecil atau besar, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga”. (HR al-Tirmidzi).
Begitupula Hadits riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Abi Syaibah, mereka mengatakan:
مَنْ بَنَى لِلهِ مَسْجِدًا وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ لِبَيْضِهَا، بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, walaupun hanya seukuran lubang tempat burung qatha bertelur, maka Allah membangunkan untuknya rumah di syurga” (HR Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah).
Pahala pembangunan masjid tidak hanya diperoleh dari Donatur saja, akan tetapi juga pembangunanan masjid mencakup secara kolektif, apakah ia donatur, panitia pembangunan, bahkan buruh.
Artinya siapa pun yang ikut terlibat dalam pembangunan masjid, ia akan mendapatkan keutamaan dibangunkan rumah di surga. Syekh Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur menerangkan:
لَوِاشْتَرَكَ جَمَاعَةٌ فِي بِنَاءِ مَسْجِدٍ بُنِيَ لِكُلٍّ مِنْهُمْ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ كَمَا لَوْ أَعْتَقَ جَمَاعَةٌ عَبْداً فَإِنَّ كلُاًّ يَعْتِقُ مِنَ النَّارِ.
“Jika ada orang yang berserikat dalam pembangunan masjid, maka kelak masing-masing dari mereka memperoleh istana di surga sebagaimana sebuah komunitas bekerja sama memerdekakan hamba, maka masing-masing terbebas dari neraka” (Habib Abdurrahman bin Muhammad Ba’alawi al-Masyhur, Bughyah al-Mustarsyidin Hamisy Hasyiyah al-Syathiri ‘ala al-Bughyah, cetakan Dar al-Minhaj, juz 1, hal. 482).
Namun yang perlu diingat bahwa, walapun banyak keutamaan dan pahala yang besar dalam membangun masjid, hendaknya tetaplah didasari atas niat yang baik, seperti mencari ridha Allah, membesarkan syiar agama Islam, dan bertujuan menghidupi kegiatan kegamaan, dan sebagainya.
Sangat sayang jika motivasi pembangunan masjid hanya didasari oleh tujuan-tujuan tertentu seperti mencari popularitas, bermegah-megahan, memburu kekuasaan, dan lain-lain. Sebab tujuan-tujuan yang kurang baik dapat menghilangkan pahala ibadahnya.
Wallahu a’lam
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020