Jalan Terindah Saat Dikritik adalah Tawakkal

Jalan Terindah Saat Dikritik adalah Tawakkal

Pecihitam.org – Mengkritik itu sangat mudah, bahkan jika seseorang dikritik ia lebih mudah tersinggung. Mari menyelami kisah Luqman bin Unaqa’ bin Sadun saat beliau berjalan bersama anaknya dengan seekor keledai, dimana pada saat perjalanannya mereka menapaki jalan indah saat di kritik dan mengajarkan kita untuk senantiasa tawakkal.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Saat melewati pasar, Lukmanul Hakim mengendarai keledai dan anaknya memegang tali alias berjalan kaki, tiba-tiba ada yang berkata: “Lihatlah orang tua yang tidak berperasaan itu, ia keenakan diatas keledai sedangkan anaknya berjalan kaki”.

Mendengar hal tersebut Lukman lalu turun dan meminta anaknya untuk menaiki keledai tersebut, dan Ia pun berjalan kaki. Seiring berjalannya waktu, ada lagi orang yang melihatnya kemudian berkata, sungguh anak itu tidak tahu malu, Ia enak-enakan diatas keledai, sedang orang tuanya berjalan kaki.

Saat kritikan itu terdengar di telinga Lukman, maka Ia pun menaiki keledai bersama dengan anaknya. Lama kelamaan ada lagi yang mencibir bahwa “sungguh mereka menyiksa binatang itu dan mereka tidak berperasaan, kasihan seekor keledai ditunggangi oleh dua orang”.

Baca Juga:  Sunnah Menjelang Maghrib Atau Petang

Mendengar hal itu, Lukmanpun mengajak anaknya untuk turun dan berjalan bersama. Tapi tak berselang lama, ada lagi orang yang nyinyir berkata “alangkah bodohnya kedua pejalan kaki itu, ada keledai yang seharusnya ditunggangi namun bereka asyik berjalan kaki.”

Dari kisah tersebut ada banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik. Pertama kritik dan hujatan seseorang janganlah memalingkan kita ke titik nol “nasehat Anregurutta Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA. Imam besar masjid Istiqlal Jakarta”. Kedua, setiap orang disekitar kita pasti memilki perspektif yang berbeda-beda dengan kita, maka dengarkan dan berjalanlah menuju tujuan anda dengan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Ketiga, sikapilah kritikan dan nasehat orang lain dengan cara bertawakkal kepada Allah swt.

Alangkah syahdunya kehidupan kita jika dibarengi dengan tawakkal. Perlu diindahkan bersama bahwa sikap kasih sayang harus didahulukan jika memberi nasehat dan mengeritik, agar kedua belah pihak tidak saling tersinggung. Ada orang yang hobi mengeritik ada juga orang yang hobi mengumbar dirinya untuk dikritik.

Hal terbaik yang dilakukan jika seseorang masuk dalam golongan pengritik bahwa mengeritiklah dengan santun dan bijak, jangan mengeritik dilandasi kedengkian apalagi tidak membawa manfaat kepada siapa yang dkritik. Jika posisi kita dikritik jadikan itu sebagai motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca Juga:  Gus Baha: Alasan Mengapa Ulama Dahulu Wudhu Menggunakan Padasan

Orang yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikannya, sedangkan orang yang berbuat jahat akan mencukupinya karena kejahatannya. Untuk itu marilah kita saling berbuat baik dan menjauhi perbuatan yang membuat kita terjerumus dalam kejahatan.

Hidup di dunia, tentunya banyak orang yang ada disekeliling kita, ada yang menghujat, ada yang nyinyir, ada juga yang terkadang sakit hati, namun yakinlah diluar sana pasti banya juga yang mendukung, mengerti dan memahami apa yang kita lakukan. Janganlah pernah mundur terhadap kebaikan-kebaikan yang kita perjuangkan. Serahkan segalanya kepada Allah, dan senantiasalah memohon pertolongan kepada Allah untuk mencapai ridhoNya.

Jika seseorang tawakkal memohon pertolongan kepada Allah, sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 160:

إِن يَنصُرۡكُمُ ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمۡۖ وَإِن يَخۡذُلۡكُمۡ فَمَن ذَا ٱلَّذِي يَنصُرُكُم مِّنۢ بَعۡدِهِۦۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ 

Baca Juga:  5 Persiapan Penting dalam Menyambut Puasa Ramadhan

Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.

Allah akan menolong kita, jika pasrahkan segalanya kapada Allah maka Allah akan menolong kita. Diritik oleh orang lain pasrahkanlah kepada Allah, biarkan Allah yang membalasnya, jika itu benar kritikan orang lain kepada kita maka benahilah untuk menjadi lebih baik, jika kritikan itu tidak benar tapakilah Jalan Indah lalu tawakkalkan kepada Allah.

Ust. Muhammad Asriady

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *