Kesombongan Kecil Itu, Mampu Menghancurkan Amalan Sebesar Gunung

Kesombongan Kecil Itu, Mampu Menghancurkan Amalan Sebesar Gunung

Pecihitam.org – Ada sebuah riwayat mengatakan bahwa para petinggi Iblis tidak akan risau bila umat manusia melakukan amalan yang banyak. Mereka malah membujuk keturunan Adam itu, dan mendorongnya agar beribadah sebanyak-banyaknya kepada Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebab, menurut Iblis, ketika seseorang merasa memiliki banyak amal, maka di sanalah bibit-bibit kesombongan akan mulai tumbuh. Lalu menganggap diri paling benar dan lebih baik dari orang lain. Jika itu terjadi, sampai jungkir balik dalam ibadah pun akan sia-sia. Sehingga walau perbuatan baik seseorang itu sebanyak bintang di langit atau seberlipat pasir di lautan, Iblis tak perduli.

Ketika seseorang telah merasa banyak melakukan kebaikan, maka seringkali ia menganggap remeh bila melakukan kesalahan. Karena berpikir, ibadahnya masih lebih banyak ketimbang perbuatan dosanya. Padahal dosa terbesar, kata Imam Ali, adalah dosa yang diremehkan oleh pelakunya.

Inilah misi terbesar Iblis yang paling halus namun dampaknya memporak-porandakan amalan seseorang. Iblis paham betul tentang hal ini. Apalagi, ia adalah korban pertama dari sifat keangkuhan tersebut (Lihat QS. Al-Baqarah : 34). Ia yang terkenal ahli ibadah dan menempati posisi penting di istana langit, harus terusir lantaran kesombongannya.

Baca Juga:  Iblis, Makhluk Pembangkang: Apakah Ia dari Bangsa Jin atau Malaikat?

Bukannya meminta ampun kepada Tuhan, ia malah mengukuhkan dirinya di hadapan penduduk langit sebagai makhluk terbaik, (QS. Al-A’raf : 12) “Aku lebih baik dari pada dia. Kau ciptakan aku dari api, sementara Adam kau cipta dari tanah”, katanya.

Setelah terdepak dari singgasana Surga, ia lalu memproklamirkan penentangannya, lalu memobilisasi segenap pengikut hingga keturunannya, agar perseteruan dengan manusia, abadi hingga akhir zaman. Ia berjanji akan menyesatkan manusia dari empat penjuru arah; depan, belakang, kiri, dan kanan (QS. Al-A’raf : 17).

Namun, ada dua arah yang bisa jadi luput dari gangguan Iblis, yaitu atas dan bawah. Bisa disimpulkan bahwa kedua arah tersebut yang menghindarkan manusia untuk berlaku angkuh. Sehingga tak menghalanginya untuk menengadahkan kedua tangannya (ke atas) dan bersujud (ke bawah), merendahkan diri dihadapan sang Pencipta.

Beberapa Faktor dan Sumber Kesombongan

Pertama, faktor keturunan. Ialah seseorang yang merasa berasal dari keluarga ningrat, darah biru, anak karaeng, dll sehingga menganggap diri tidak layak dibandingkan atau bersanding dengan orang lain.

Baca Juga:  Kisah Iblis Ketika Membangunkan Khalifah Muawiyah untuk Shalat

Kedua, kesombongan disebabkan karena materi. Entah karena ia merasa lebih kaya, lebih rupawan, atau ia memiliki jabatan, sehingga anggapannya lebih terhormat dibandingkan orang lain. Ujung dari sifat sombong dalam kategori ini adalah tak hanya meremehkan, tapi juga berlaku zhalim dengan sikap kesewenang-wenangan.

Ketiga, faktor kecerdasan. Merasa lebih pintar, paling benar, berpendidikan, sehingga menolak kebenaran dari orang lain, karena mengukuhkan diri sebagai yang lebih berwawasan.

Keempat, faktor kebaikan. Ia menyombongkan akhlaknya. Ia memuji dirinya akan sedekahnya yang banyak, akan kebaikan-kebaikannya kepada orang-orang di sekitarnya, dst.

Kelima, faktor ibadah. Khususnya dalam ibadah mahdhah. Entah shalatnya, puasanya, hajinya, dan lainnya. Tak jarang, ketika seseorang baru pulang dari tanah suci, yang lantas tak disematkan haji di depan namanya, muka cemberut akan segera ditampakannya.

Tentang orang sombong tersebut, Allah memberi garansi bebas tes masuk neraka jahannam.

Baca Juga:  Bolehkah Menjadikan Ceramah Sebagai Profesi? Begini Cara Memahami Posisi Para Dai

“Dikatakan (kepada mereka), masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, (kamu) kekal di dalamnya. Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. Az-Zumar : 72).

Dalam Hadits pun telah disebutkan “Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun sebesar biji sawi.”
(HR. Muslim)

Bila amalan yang banyak itu belum ada jaminan keselamatan, lantas bagaimana lagi dengan amalan kita yang sedikit ini? Belum dihitung dengan dosa dan kelalain yang kita lakukan. Maka, jika bukan karena kemurahan Allah, dengan diutusnya Rasulullah Saww untuk menjadi teladan dan pemberi syafa’at di akhirat kelak, tentulah tak ada manusia yang bisa selamat.

Ismail Ridha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *