Lafadz Syafakallah; Apakah Arti dan Bagaimana Penggunaannya? Ini Jawabannya!

Lafadz Syafakallah; Apakah Arti dan Bagaimana Penggunaannya? Ini Jawabannya!

PeciHitam.org – Tidak ada seorang pun yang tak pernah sakit. Sakit merupakan hal yang tidak dapat terelakkan. Sebab, sakit tersebut merupakan reaksi dari dalam tubuh seseorang yang menandakan bahwa tubuh sedang tidak baik-baik saja. Sehingga sering kali ketika seseorang sakit, fisik dan psikis melemah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Segala macam penyakit yang ada di dunia ini pasti memiliki obatnya. Hal ini telah dijamin oleh Allah. Dalam Shahih Bukhari terdapat hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah, bersabda:

ما أَنْزَلَ الله دَاءً إلا أَنْزَلَ له شِفَاءً

“Tidaklah Allah menurunkan satu penyakit melainkan Allah telah menurunkan untuknya obat penyembuh,” (HR. Bukhari, no. 5354)

Hadis di atas juga diperkuat dengan riwayat Jabir ra. yang tercantum dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah bersabda:

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فإذا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عز وجل

“Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu sesuai dengan penyakitnya, akan sembuh dengan izin Allah Azza wajalla,” (HR. Muslim, no. 2204)

Ketika fisik sedang merasakan sakit, sebisa mungkin agar tidak memperparahnya dengan melemahkan psikis. Oleh karena itu, ketika seseorang sedang sakit, ia membutuhkan pelipur lara.

Dalam Islam sendiri, ada hadis yang secara khusus menjelaskan bahwa sakit dapat menjadi penghapus dosa, yang artinya:

“Tidak ada yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai duri yang tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya” (HR. Bukhari)

Dukungan moril atau psikis dari orang sekitar merupakan hal yang penting bagi orang sakit. Oleh karena itu, dalam Islam juga dianjurkan bagi seorang muslim untuk menjenguk dan mendoakan saudaranya yang sedang sakit tersebut, tidak lain untuk memberikan dukungan kesembuhannya.

Salah satu bentuk dukungan tersebut biasanya melalui ucapan atau doa sederhana yang berbunyi syafakallah atau syafakillah. Mungkin kita sering menggunakan atau mendengar lafadz tersebut. Sudahkah tau artinya?

Daftar Pembahasan:

Arti Lafadz Syafakallah

Jika dilihat secara bahasa, lafadz syafakallah dan syafakillah memiliki arti yang sama yaitu semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu. Hal yang membedakan hanya dalam penggunaannya saja.

Baca Juga:  Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Kisah Nabi Yusuf Perspektif Quraish Shihab

Lafadz syafakallah diperuntukkan kata ganti orang kedua – kamu (laki-laki), sedangkan syafakillah ditujukan untuk kata ganti orang kedua – kamu (perempuan). Keduanya hanya berbeda dhamir-nya saja.

Jika diartikan secara luas, lafadz syafakallah merupakan ungkapan yang diucapkan seseorang ketika mendengar seorang yang lain dalam keadaan sakit.

Lafadz doa yang sederhana, jika anda belum cukup hapal dengan doa yang lebih panjang. Namun melalui lafadz sederhana ini, tentu akan sangat berarti bagi kesembuhan seseorang.

Penggunaan Lafadz Syafakallah

Setelah di atas tadi, kami sedikit menyinggung mengenai dhamir, maka perlu kiranya kami jelaskan sedikit mengenai hal tersebut. Dhamir merupakan kata ganti dalam tata bahasa Arab.

Jika objek yang dituju berbeda, maka penggunaan dhamirnya pun berbeda. Penggunaan syafakallah dan syafakillah tersebut dibedakan berdasarkan dhamir muttashil (kata ganti sambung).

Dhamir muttashil merupakan dhamir yang bersambung dengan lafadz sebelumnya. Jika dikelompokkan berdasarkan dhamir muttashil, lafadz syafakallah memiliki beberapa bentuk. Berikut contohnya:

  1. Syafahullah (شفاه الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadanya (laki-laki)
  2. Syafahallah (شفاها الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadanya (perempuan)
  3. Syafahumullah (شفاهم الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada mereka (laki-laki)
  4. Syafahunnallah (شفاهنَّ الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada mereka (perempuan)
  5. Syafakallah (شفاكَ الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu (laki-laki)
  6. Syafakillah (شفاكِ الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu (perempuan)
  7. Syafakumullah (شفاكم الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada kalian (laki-laki)
  8. Syafakunnallah (شفاكنَّ الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada kalian (perempuan)
  9. Syafanallah (شفانا الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada kita
  10. Syafanillah (شفانَي الله): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadaku

Anjuran Menjenguk Orang Sakit

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa orang yang sedang sakit membutuhkan dukungan dari orang lain, sehingga dalam Islam pun menganjurkan setiap orang menjenguk saudaranya yang sedang sakit.

Adapun anjuran tersebut tertuang dalam sebuah hadits riwayat Muslim bersumber dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam, yaitu:

  1. Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam,
  2. Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya,
  3. Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat,
  4. Jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka doakanlah ia dengan Yarhamukallah (mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepadamu),
  5. Jika ia sakit maka jenguklah dan
  6. Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.”
    (HR. Muslim, no. 2162).
Baca Juga:  Valentine Menurut Islam Dan Beberapa Negara Muslim

Dari hadis di atas, dapat kita pahami bahwa menjenguk orang sakit merupakan salah satu hak seorang muslim terhadap muslim lainnya.

Doa Menjenguk Orang Sakit

Memang tidak ada nash, baik al-Quran maupun hadis yang memerintahkan atau menganjurkan secara khusus penggunaan lafadz syafakallah ketika berkunjung kepada seseorang yang sedang sakit, namun lafadz tersebut dalam beberapa tahun ini di Indonesia, utamanya kaum muslimin sudah menjadi ungkapan kebiasaan yang diucapkan untuk orang sakit.

Meski tidak memiliki dalil sebagai landasan, namun ungkapan syafakallah mengandung doa yang baik. Adapun doa yang memang dianjurkan untuk dibaca ketika menjenguk orang yang sakit adalah sebagai berikut:

للَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَما

Artinya: Ya Allah Tuhan dari semua manusia, hilangkan segala penyakit, sembuhkanlah, hanya Engkau yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali dari pada-Mu, sembuh yang tidak dihinggapi penyakit lagi.

Doa di atas merupakan salah satu dari sekian banyak doa yang dianjurkan oleh Islam ketika menjenguk orang sakit. Namun pada hakikatnya doa yang dipanjatkan tidak harus sesuai dengan lafadz doa di atas.

Doa menjenguk orang sakit juga tidak harus melulu diucapkan dalam bahasa arab tetapi juga boleh dilafadzkan dalam bahasa Indonesia, yang terpenting tentu saja doa tersebut mengandung sesuatu yang baik dan juga dilakukan dengan cara yang baik.

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

Sebagai sesama manusia baik ada atau tanpa perintah dan anjuran sudah selayaknya jika setiap orang menjenguk sesamanya yang sedang sakit, atau setidaknya mendoakannya baik sakit tersebut merupakan sakit ringan atau sakit yang akut.

Baca Juga:  Ngebet Dakwah; Fenomena Hijrah dan Belajar Agama Tanpa Guru

Rasa empati tersebut seharusnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kita sebagai manusia. Walaupun di dalam Islam sendiri pun terdapat keutamaan bagi sesorang yang menjenguk orang sakit. Berikut ini cantumkan pula hadis tentang keutamaan menjenguk orang sakit:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُوْدُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ، وَكَانَ لَهُ خَرِيْفٌ فِي الْجَنَّةِ

Artinya: Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lain di pagi hari melainkan 70.000 malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun untuknya) hingga ia berada di sore hari. Dan jika ia menjenguknya di sore hari maka 70.000 malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun untuknya) hingga ia berada di pagi hari. Dan ia memiliki buah-buahan yang dipetik di dalam surga. (HR. At-Tirmidzi no. 969)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kebaikan yang tidak di balas dengan kebaikan. Seseorang yang hanya meluangkan waktunya untuk menjenguk seseorang lainnya yang sedang sakit memperoleh ganjaran berupa ampunan dosa, di mana hal tersebut diminta langsung oleh para malaikat Allah yang dijamin ketaatannya.

Jadi tak usah berat hati untuk sekedar menjenguk orang sakit dan mendoakannya, minimal dengan lafadz doa syafakallah. Sebab, masih banyak keutamaan lainnya yang diperoleh dari perbuatan baik tersebut.

Mohammad Mufid Muwaffaq