Pecihitam.org – Sebagaimana Keputusan Menteri Agama Nomor 394 Tahun 2004, salah satu tipologi masjid adalah Masjid Raya. Masjid Raya adalah masjid utama setingkat provinsi. Dan Masjid Raya Mujahidin merupakan masjid utama di Provinsi Kalimantan Barat.
Lokasi dan Sejarah
Masjid Raya Mujahidin berdiri megah di tengah pusat Kota Pontianak, ibukota Provinsi Kalimantan Barat, tepatnya berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
Masjid dengan bangunan yang bisa dibilang “Super Megah” ini, kini menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Pontianak dan Kalbar pada umumnya.
Nama “Mujahidin” yang mempunyai arti Para Pejuang, konon dimaksudkan untuk menghargai seluruh perjuangan para pejuang Kota Pontianak.
Mulai dari para pejuang kemerdekaan Indonesia hingga para pejuang yang turut berperan dalam perjuangan penyebaran agama Islam di kota khatulistiwa yang dulunya dirintis oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie ini.
Masjid Raya Mujahidin pertama kali diresmikan pada tanggal 23 Oktober 1978 oleh mendiang Presiden Soeharto. Peresmian tersebut juga bertepatan dengan ulang tahun Kota Pontianak ke-207.
Kemudian masjid tersebut diperluas pada tahun 2011, selesai dan diresmikan pada tanggal 20 Januari 2015 oleh Presiden Joko Widodo.
Bangunan dan Seni Arsitektur
Masjid Raya Mujahidin memiliki bangunan dengan total luas 4 hektar, dapat menampung sedikitnya 9.000 jamaah sekaligus. Bangunan masjid tersebut terpisah menjadi 3 bagian utama, yaitu;
Bangunan Masjid Utama dengan luas 60 x 60 meter; Bangunan Menara Utama yang terpisah dari bangunan utama, dan terletak agak jauh didepan masjid; dan pelataran atau plaza yang terletak di depan masjid, berdenah segi empat, serta dikelilingi koridor panjang.
Masjid Raya Mujahidin mengadopsi berbagai macam arsitektur seni bina bangunan Islam, berbagai peradaban Islam di Timur Tengah, serta beberapa ornamen khas Pontianak dan Kalimantan Barat.
Bangunan masjid dibagi menjadi 2 tingkat, yaitu Ruang Shalat Utama terletak di lantai 2, sedangkan lantai dasar dimanfaatkan sebagai tempat untuk menampung aktivitas pendukung.
Dari Area Plaza yang biasanya digunakan sebagai area tambahan untuk tempat shalat, terdapat sebuah tangga besar yang menghubungkan langsung pada lantai 2 atau Ruang Shalat Utama.
Masjid Raya Mujahidin memiliki satu kubah besar berwarna keemasan di bangunan masjid utamanya. Dengan desain Mozaik khas Kalimantan yang menghiasi kubah dengan motif-motif yang memukau membuat masjid ini semakin terlihat megah.
Inilah simbol dari kebanggaan masyarakat Kalbar. Apalagi dilihat dari bagunan tinggi, gedung-gedung dan hotel, kubah ini terlihat begitu megah dan gagah.
Kemudian di bagian ujung kubah terdapat ornamen sederhana yang meruncing untuk melambangkan tegaknya pendirian Islam layaknya huruf alif.
Kemudian ditambah dengan empat menara di seluruh penjuru masjid yang menjulang tinggi, dengan ujung menara diletakkan sebuah kubah kecil yang juga berwarna keemasan dan dihiasi mozaik khas Kalimantan.
Bangunan Masjid Raya Mujahidin ini seakan ingin mengingatkan kita pada bangunan masjid khas Emperium Usmaniyah, yaitu masjid dengan kubah besar, serta menara-menara yang seakan-akan ingin menusuk langit.
Di sekeliling bangunan utama masjid terdapat puluan pilar-pilar yang tinggi dan besar, serta lengkungan-lengkungan yang membuat areal masjid semakin megah.
Ditambah dengan interior-interior masjid yang sangat kental dengan budaya Kalimantan, berbalut warna keemasan dengan mozaik-mozaik yang khas.
Sungguh, pembangunan masjid ini sangat jeli, apalagi harus memadukan berbagai macam arsitektur bangunan mulai dari adopsi Masjid Cordova dan Istana Alhamdra, sampai mengadopsi dari Masjidil Haram dan juga Masjid Nabawi.
Masjid Raya Mujahidin layak menjadi destinasi wisata religi bagi Anda yang berkunjung ke Kota Pontianak sebagai pelengkap dari destinasi wisata lainnya, seperti Istana Kadariah dan Batulayang.