Inilah Nasab Nabi Muhammad yang Mulia, Umat Islam Harus Tahu

Inilah Nasab Nabi Muhammad yang Mulia, Umat Islam Harus mengetahuinya

Pecihitam.org – Banyak tersebar pemahaman bahwa silsilah nasab Nabi Muhammad saw. tidak suci, sehingga berani menyatakan ayah dan ibu Rasulullah masuk neraka. Berikut ini saya ingin menguraikan tentang dalil kesucian nasab Nabi Muhammad untuk menolak pemahaman yang keliru itu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

قال ابن عباس قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما ولدني من سفاح الجاهلية شيئ ما ولدني الا نكاح الإسلام.

Ibnu Abbas r.a. telah berkata, bahwa telah bersabda Rasulullah SAW; “Kelahiranku tidaklah dari kejelekan bangsa jahiliyyah. Maka aku tidak dilahirkan terkecuali melalui perkawinan dalam agama Islam.”

Hadits tersebut sebagai dalil kesucian nasab Rasulullah, mengungkapkan bahwa Nabi kita Muhammad SAW bukanlah dilahirkan menurut agama yang tidak sejalan dengan Islam. Karena syari’at Allah pada umat manusia sejak dari Nabi Adam a.s. sudah merupakan syari’at Islam dalam arti maknawi dan ruhi.

وروي هشام بن محمد الكلبي عن أبيه قال كتبت للنبي صلى الله وسلم خمسمائة ام فما وجدت فهين شفاحأ ولا شيئاً مما كان من أمر الجاهلية.

Hisyam bin Muhammad Al Kalabi telah meriwayatkan dari ayahnya; ayahnya berkata: “Aku telah menulis mengenai Nabi Muhammad SAW tentang 500 nasab ibunya, sejak dari zaman dahulu kala. Aku tidak mendapatkan pada mereka semua keturunan ibunya itu ada hubungan di luar nikah, dan aku juga tidak mendapatkan tentang sesuatu yang merupakan nilai jahiliyah.”

وعن علي كرم الله وجهه إن النبي صلى الله عليه وسلم قال خرجت من نكاح ولم أخرج من سفاح من لدن آدم الى أن ولدني أبي وأمي ولم يصبني من سفاح أهل الجاهلية شيئ.

Bersumber dari Ali karramallahu wajhah, bahwasanya Nabi Muhammad SAW telah bersabda: “Aku lahir dari nikah dan aku tidak dilahirkan dari luar nikah sejak dari Adam hingga sampai aku dilahirkan oleh kedua orang tuaku, dan aku tidak menyentuh dari pernikahan orang-orang jahiliyah pada apapun.”

وعن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لم يتلق ابواى قط على سفاح لم يزل الله ينقلني من الأصلاب الطيبة الى الارحام الطاهرة مصفى مهذها لا تتشعب شعبتان الا كنت في خيرهما.

Baca Juga:  Bagaimana Hukum dan Etika Mandi di Pemandian Umum? Ini Penjelasannya

Dari Ibnu Abbas r.a., bahwa beliau telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Tidaklah bertemu kedua orang tuaku sekali-kali tidak atas dasar di luar nikah. Allah SWT senantiasa memindahkanku dari sulbi-sulbi yang baik kepada rahim-rahim yang suci, yang benar-benar telah disucikan lagi ditunjuki oleh Allah, yang tidak bercabang dua cabang (nikah Islam dan nikah jahiliyah), selain adalah aku berada dalam kebaikan keduanya cabang itu (salah satu cabang yang asli kesuciannya dan cabang yang lain disucikan lagi yang bersentuh dengan petunjuk Allah).”

وعن أنس رضي الله عنه قال قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم: (لقد جاءكم رسول من أنفسكم) بفتح الفاء وقال انا انفسكم نسباً وصهراً وحسباً. ليس في آبائي من لدن آدم سفاح.

Diterima dari Anas r.a., beliau berkata; Rasulullah SAW telah membaca ayat:

لَقَدْ جآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفسَكُمْ … .

Dengan mem-fatah-kan huruf ف, dan Nabi bersabda: “Akulah semulia-mulia kalian, baik dari nasab (kerabat) yang dipertalikan dengan perkawinan maupun pada hasab (kemulian dari nenek moyangku). Tidak ada pada mereka semua sampai kepada Adam merupakan keturunan yang tidak bersih (sifahun/zina).”

وعن عائشة أم المؤمنين رضي الله عنها عن النبي صلى الله عليه وسلم عن جبريل عليه السلام قال: قلبت – مشارق الارض ومغاربها فلم أر رجلاً أفضل من محمد صلى الله عليه وسلم، ولم أر بني أب أفضل من بني هاشم. (رواه البيهقي والطبراني في الاوسط وابن عساكر).

Dari Aisyah ummul mukminin r.a., dari Nabi SAW., dari Jibril a.s., “Kiranya aku berada pada kawasan timur bumi dan barat bumi, maka aku belum melihat seorang laki-laki yang lebih mulia daripada Nabi Muhammad SAW, dan aku juga tidak melihat keturunan ayah yang lebih mulia daripada keturunan Hasyim.” (H.R. Baihaqi dan Thabrani dalam Kitab Al-Aushad).

وفي صحيح البخاري عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم بعثت في خير قرون بني آدم قرناً فقرناً ختى كنت من القرن الذي كنت منه.

Baca Juga:  Hukum Sewa Rahim dalam Islam, Bolehkah? Ini Penjelasannya

Dalam kitab Shahih Bukhari bersumber dari Abu Hurairah r.a., Abu Hurairah, dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda: “Aku diutus dalam sebaik-baik abad dari keturunan Adam, sehingga adalah aku lahir dari abad dimana adalah aku dalam abad itu.”

وفي صحيح مسلم عن وائله بن الأسقع رصي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الله اصطفى كنانة من ولد اسماعيل واصطفى قريشاً من كنانة واصطفى من قريش بني هاشم واصطفاني من بني هاشم. وعن العباس رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الله خلق الخلق فجعلني في خير فرقتهم وخير الفريقين ثم تخير القبائل فجعلني في خير بيوتهم فأنا خيرهم نفساً وخيرهم بيتاً أي خيرهم روحاً وذاتاً وخيرهم أصلاً.

Dalam Shahih Muslim, bersumber dari Wailah bin Al-Asqa’ r.a.., beliau berkata bahwa telah besabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il dan telah memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, dan telah memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan telah memilih aku dari keturunan Hasyim.

Dari Abbas, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah telah menciptakan segala makhluk, lantas Allah telah menjadikan aku dalam sebaik-baik kelompok mereka dan sebaik-baik dari dua kelompok. Kemudian Allah memilih suku-suku (kabilah-kabilah), maka Allah telah menjadikan aku dalam sebaik suku-suku itu. Maka aku adalah sebaik-baik mereka pada jiwanya dan sebaik-baik mereka pada fisik dan asal usul mereka.”

وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الله اختار خلقه فاختار منهم بني آدم ثم اختار بني آدم فاختار منهم العرب ثم اختارني من العرب فلم أزل خيارٍ. ألا من أحب العرب فبحبي أحبهم ومن أبغض العرب فببغصي أبغضهم.

Dari Ibnu Umar r.a., beliau berkata, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memilih makhluk-Nya. Kemudian Allah memilih dari mereka Adam dan keturunannya, kemudian Allah memilih keturunan Adam, dan dari keturunan Adam itu Allah memilih bangsa Arab, dan dari bangsa Arab Allah memilih aku. Maka aku senantiasa merupakan pilihan-pilihan dari pilihan. Ketahuilah barang siapa yang mencintai Arab berarti dia mencintaiku dan aku mencintai mereka. Dan barang siapa yang marah kepada bangsa Arab, maka marahku adalah semarah-marah dari mereka semua.”

Baca Juga:  Anak Angkat dalam Islam dan Ketentuan Hukum Warisnya

Ketahuilah, bahwasanya kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan dari orang tua yang syirik kepada Allah. Kesucian nasab Rasulullah terjaga. Kesucian dari Nabi Adam dan Hawa turun kepada Muhammad dan tersimpanlah nasab Adam dan Hawa atas Muhammad, agar Muhammad itu menjadi pilihan Allah yang spesial.

Allah telah menjadikan kenabian Muhammad sebagai tujuan penghabisan dan telah menjadikan kesempurnaan kemuliaan pada penghabisan pula. Nabi Muhammad telah dipilih pada keturunannya dan kesucian kelahirannya.

Nabi Muhammad merupakan keturunan dari ayah demi ayah yang mulia. Nabi Muhammad keturunan dari Bani Hasyim dan keturunan dari bangsa Quraisy. Itu semua merupakan pilihan Allah.

Maka dia pilihan yang terpilih dari suku-suku besar bangsa mulia dan dari keturunan paling suci dan mulia.

Sehingga merupakan hakikat asal dari sebersih-bersihnya bahasa, dan sejelas-jelasnya bahasa dalam ungkapan, dan sekuat-kuatnya bahasa dalam penilaian, dan sebaik-baiknya bahasa pada keimanan, dan semegah-megahnya bahasa pada kecepatan, dan semulia-mulianya bahasa pada pergaulan baik dari pihak ayah dan ibunya maupun dari pihak penilaian kemuliaan dari segala negeri yang berada di bawah kekuasaan Allah.

Alangkah indahnya syair al-hafidh al muhaddis Syamsuddin Bin Nashiruddin Ad Dimaski:

حفظ الآله كرامة لمحمد   #   آباءه الامجاد صوناً لاسمه

تركوا السفاح فلم يصبهم عاره # من آدم وإلى أبيه وأمه

Allah telah memelihara kemuliaan bagi Muhammad, pada bapak-bapaknya yang mulia karena menjaga nama baiknya,

mereka meninggalkan yang hina maka tidak pernah terjadi yang hina pada mereka, dari Adam sampai bapaknya dan ibunya.

Demikianlah uraian ringkas tentang dalil kesucian nasab Rasulullah, semoga bermanfaat bagi saya dan semua umat Islam. Amin.