Kisah Nabi dengan Sahabat Nu’aiman yang Hobi Mabuk

sahabat nu'aiman

Pecihitam.org – Jika anda sering membaca tulisan saya mungkin akan sering menjumpai kutipan kisah-kisah humor Islami seperti kisah Abu Nawas atau pun Nasrudin Hoja. Dari kisah mereka selain bikin perut sakit karena tertawa, banyak pula hikmah dan nasehat yang dapat diambil.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ditengah zaman yang sedang sulit bercanda dan sedikit-sedikit demo, saya pribadi memang lebih suka humor-humor islami tersebut, ya.. dari pada membaca atau mendengarkan ustadz-ustadz yang suka teriak-teriak gak jelas,, pikir saya.

Bisa dirasakan waktu-waktu ini Islam terkesan kaku, kejam, dan bernuansa sereeem. Masa iyaa,, dikit-dikit haram, bid’ah, kafir dan bunuh. Saya jadi herman ,, eh heran maksudnya. Mereka yang suka teriak-teriak gitu kayaknya nggak punya selera humor,, atau bahasa jawanya “sense of humor”.

Padahal Rasulullah sendiri tidak pernah mengajarkan islam yang serem-serem gitu lho, malah beliau SAW senang bercanda. Mau bukti?

Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW punya seorang sahabat yang suka bercanda. Menariknya sahabat Nabi ini hobi mabuk-mabukan tapi mendapat syaafat dari beliau. Sahabat beliau SAW bernama Nu’aiman ini akan membuat kita menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum. Parah pokoknya …

Kisah ini masyhur dan termaktub di dalam syarah kitab Ihya’ Ulumuddin karangan “hujjatul islam” Imam Al-Ghazali. Nu’aiman bin Amr bin Rafa’ah adalah sahabat yang hidup sezaman dengan Rasulullah SAW.

Baca Juga:  Kontroversi Muawiyah bin Abu Sufyan, Sahabat Nabi yang Dipuji dan Dimaki

Namun ada sahabat lain yang tidak senang dengan kebiasaan Nu’aiman yang hampir tiap pagi hari mabuk. Selain itu Nuaiman gemar bercanda bahkan kerap iseng terhadap Rasulullah.

Pernah suatu ketika, sesaat setelah sadar dari mabuknya, Nuaiman merasa perutnya keroncongan karena lapar. Tanpa banyak pikir panjang, Nuaiman mencegat penjual makanan yang kebetulan lewat di depan masjid lalu memesan dua bungkus.

Sembari menunggu penjual menyiapkan pesanannya, Nuaiman masuk halaman masjid lalu mengajak Rasulullah untuk makan bersama. Rasul kemudian berdiri dan menuju ke arah Nuaiman yang sudah memegang dua bungkus makanan. Mereka berdua duduk lantas menyantap makanan tersebut.

Setelah makanan habis, Rasulullah hendak kembali ke masjid namun dihadang oleh Nuaiman.

“Mau kemana ya Rasul? Habis makan masak tidak bayar,” kata Nuaiman.

Rasul pun dengan senyumnya balik tanya, “Yang pesan kan kamu?”.

“Betul ya Rasul,” jawabnya sambil berdehem. Nuaiman melanjutkan perkataannya, “Ya tapi dimana-mana raja itu mengayomi rakyatnya, penguasa melayani warganya, bos mentraktir karyawannya, masa saya yang harus bayar ya Rasul?”

Baca Juga:  Karomah Umar bin Khattab di Hari Jumat: Komando Pasukan Perang Jarak Jauh

Rasul lantas merogoh kocek sambil memberikan sejumlah uang kepada Nuaiman dengan senyum yang agak terkekeh.

Pasca kejadian tersebut, kebiasaan mabuk Nuaiman tak kunjung berhenti. Sampai suatu ketika beberapa sahabat menghampiri Nu’aiman yang masih dalam keadaan setengah mabuk. Nu’aiman lantas berdiri karena beberapa sahabat tersebut menghampiri.

“Ada apa?” Tanya Nuaiman.

“Salah seorang sahabat langsung memarahi Nu’aiman dengan makian. “Kamu ini setiap hari bersama Rasulullah, tapi kelakuan mu tetap saja seperti ini, apa nggak malu sama beliau?”

Sahabat yang lain meneruskan, “Dasar kamu ini orang bejat, tidak pantas orang sepertimu mencintai Rasul karena pasti bakal di laknat oleh Allah atas perbuatanmu ini”.

Dalam keadaaan beberapa sahabat masih memaki dan menghujat Nu’aiman, Rasulullah lewat dan langsung menanyakan apa yang sedang terjadi. Salah satu sahabat menceritakan kejadian sesaat sebelum Rasul datang.

Setelah mendengarkan keterangan, seketika Rasulullah memarahi para sahabat, “Jangan pernah sekali lagi kalian semua menghujat dan melaknat Nu’aiman, meskipun dia seperti ini tapi dia selalu membuatku tersenyum, dia masih mencintai Allah dan Aku, dan tidak ada hak bagi kalian melarang Nuaiman mencintai Allah dan mencintaiku sebagai Rasul.”

Baca Juga:  Nusaibah binti Ka’ab, Wanita Prajurit Perang Kaum Muslimin

Para sahabat yang menghujat Nu’aiman akhirnya bubar dan kembali ke tempatnya masing-masing. Ah,. Untung saja Nuaiman nggak hidup di zaman sekarang ya, bisa-bisa ia dibilang melakukan penistaan dan mau dibunuh kayaknya.

Padahal terbukti, betapa kehidupan keislaman di zaman Rasulullah SAW pun begitu rileks, penuh dengan keceriaan, dan jauh dari ketegangan, apalagi ketakutan dan teror.

Nu’aiman banyak membuat lelucon atau tingkah konyol, bahkan kejahilan hingga membuat Rasulullah dan para sahabat lainnya tida kuat menahan tawa. Yang menjadi target kejahilanya tidak hanya sahabat, namun juga Rasulullah.

Masih penasaran dengan tingkah dan kejahilan Nuaiman lainnya? Tunggu kisah selanjutnya …

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik