Pojok GUSDURian UINAM Hidupkan Buya Syafii dan Gus Dur

Komunitas GUSDURian Makassar gelar Pojok GUSDURian UIN Alauddin Makassar edisi ke 10 “Bincang Tokoh; Buya Syafii dan Gus Dur di Mata Anak Muda” di pelataran Masjid Kampus II UIN Alauddin Makassar pada Kamis, 22 September 2022.

Pada pojok GUSDURian kampus kali ini menghadirkan Nafisah Zarqa yang merupakan Sekertaris Umum Forum Mahasiswa Tafsir Muhammadiyah Indonesia/ Immawati Cabang Gowa dan juga menghadirkan Arman Sine yang merupakan Kader PMII Cabang Gowa dan dimoderatori oleh Muh Yusril yang juga merupakan salah satu penggerak GUSDURian Makassar.

“Buya Syafii dan Gusdur sejatinya berbeda, walaupun Buya Syafii lahir dari rahim Muhammadiyah namun ketika membahas mengenai kemanusiaan dan keragaman beliau akan melepas atribut beliau dan memilik pendapat yang sama” ucap Yusril memulai diskusi.

Baca Juga:  MUI Keluarkan Fatwa Soal Shalat Jumat, Ini Tanggapan Quraish Shihab

Senada dengan itu, Nafisah Zarqa pemateri pertama yang merupakan Immawati Cabang Gowa dan salah seorang pengagum Buya Syafii, menjelaskan banyak tentang perjalanan hidup seorang Buya Syafii itu sendiri.

“Semasa hidupnya buya syafii banyak sekali terlibat dalam kerja-kerja kemanusiaan, beliau sangat keras dalam menegakkan kesetaraan bagi sesama. Walaupun Buya Syafii seorang aktivis Muhammadiyah namun beliau kerap kali mengkritik Muhammadiyah ketika melenceng dari porosnya” ujarnya Nafisah.

Arman Sine adalah pemateri kedua yang merupakan kader PMII Cabang Gowa menjelaskan mengenai pemikiran Gusdur yang memiliki kesamaan dengan pemikiran Buya Syafii. Arman mengatakan ketika berbicara mengenai corak pemikiran jelas berbeda, tapi ketika berbicara mengenai kemaslahatan umat mereka memiliki kesamaan dan juga tujuan yang sama.

Baca Juga:  Sosok Khomeini dan Revolusi Islam Iran 1979 dalam Pandangan Gus Dur

“Buya Syafii dan Gus Dur telah selesai terhadap pembahasan mengenai diri beliau sendiri. Sehingga ketika beliau memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, beliau mampu memperjuangkan hal tersebut tanpa membawa embel-embel atau identitas tertentu.” ungkapnya.

Setelah mendengar penjelasan panjang dari kedua pemateri, Ainun salah satu peserta diskusi Pojok GUSDURian menanggapi hal telah di paparkan. Menurutnya perbedaan yang ada pada diri kita perlu di ketahui dimana letaknya agar supaya kita bisa menjadi setara.

Pada sesi akhir diskusi, Yusril yang merupakan moderator menyampaikan terimakasih terhadap para peserta diskusi, karena walaupun terkendala dengan derasnya hujan tapi tidak menyurutkan semangat para peserta untuk tetap mengikuti kegiatan Pojok GUSDURian kampus kali ini.

Baca Juga:  Diduga Terpapar Radikalisme, Polisi Ini Terancam Dipecat Secara Tidak Hormat

“Semoga Pojok GuSDURian Kampus bisa menjadi tali silaturrahmi bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang organisasi yang ada di UIN Alauddin Makassar”. Tutupnya.

Kontributor: Nur Rahmi, Penggerak Komunitas GUSDURian Makassar

Redaksi