Rabi’ah Al-‘Adawiyah, Kisah Waliyullah; Karomah dan Kalam Hikmahnya

Rabi'ah Al-'Adawiyah, Kisah Waliyullah; Karomah dan Kalam Hikmahnya

Pecihitam.org – Tatkala kita mendengar kata “wali Allah dari kaum wanita” pastilah yang pertama sekali terbayang dalam benak kita adalah Rabi’ah Al-‘Adawiyah. Nama Wanita Shalehah yang satu ini memang dikenal dunia sebagai wanita yang sangat kuat beribadah dan dekat  dengan Tuhannya. Berasal dari basrah, hidup semasa dengan Sufyan tsauri dan Abu Hasan Al-bashri, dua orang waliyullah tokoh sufi ternama.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Rabiah merupakan seorang wanita sufi yang zuhud, ia sama sekali tidak berminat terhadap hiasan dunia, ia memililki rasa mahabbah (Kecintaan) yang luar biasa dahsyat kepada Allah Sang Kekasih Hakiki.

Sebagaimana realita yang berkembang, setiap Waliyullah pasti memiliki karamah yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam pandangan masyarakat, karamah menjadi kemuliaan tertentu bagi mereka.

Meskipun dari sisi pemilik karamah sendiri tidak pernah berfikiran untuk mendapatkan keistimewaan khariqul adat (keluar dari adat) ini. Bahkan sebahagian besar ahli sufi mereka menangis dan bertambah takut kepada Allah ketika terjadi hal tersebut pada diri mereka.

Demikian pula halnya dengan Rabi’ah al-‘Adawiyah. Ia memiliki banyak kisah-kisah aneh bin ajaib, berupa karomah-karomah yang Allah berikan kepadanya. Ada banyak kisah karomahnya, namun kita disini hanya menceritakan sebahagian kecilnya saja.

Baca Juga:  Begini Konsep Zuhud di Mata Sang Sufi, Rabiah Al Adawiyah

Kisah-kisah Karomahnya

Di dalam kitab Karamah al-Auliya, Syekh Yusuf Nabhani mencatat ada empat karamah yang dimiliki oleh Rabi’ah:

* Suatu ketika, dikala Rabiah berjalan melewati seorang pemuda yang sedang mengembala kambing. Rabiah berkata, “saya ingin berangkat melaksanakan haji.” Tiba-tiba laki-laki itu mengeluarkan segenggam emas dari saku pakaiannya.

Laki-laki tersebut hendak memberikannya kepada Rabiah. Namun saat itu juga Rabi’ah menjulurkan tangannya ke udara, lantas tangannya tiba-tiba penuh dengan emas. Rabiah al-Adawiyah pun berkata:

اَنْتَ تَأْخُذُ مِنَ الْجَيْبِ وَ اَنَا أٰخِذُ مِنَ الْغَيْبِ

Artinya: engkau mengambil dari sakumu sedangkan aku mengambil dari alam ghaib

* Pada suatu malam kamar Rabiah al-Adawiyah dimasuki pencuri. saat itu Wanita sufi ini sedang tertidur. Pencuri itu mengambil beberapa helai pakaian dari dalam kamarnya. {Sesudah} itu, sang maling bersiap keluar, mencari pintu, tetapi ia tak menemukannya. Pintu yang ia lalui tuk masuk pertama sekali pun menghilang.

Ketika ia meninggalkan curiannya, Sang pencuri merasa heran, tiba-tiba pintu itu kembali muncul seperti semula. Lalu bergegas mengambil kembali curiannya tadi, namun yang anehnya pintu tersebut kembali menghilang dengan tiba-tiba.

Hal itu terjadi berulang kali. Hingga terdengarlah seruan yang berbunyi: “Tinggalkanlah pakaian itu! Karena kami selalu menjaganya dan takkan pernah meninggalkannya meskipun ia sedang tertidur”.

Baca Juga:  Takhalli Tahalli dan Tajalli dalam Konsep Tasawwuf Imam Al-Ghazali

* Suatu hari Rabi’ah al-‘Adawiyah pernah menanam tanaman, tiba-tiba muncul belalang. Sambil memandang kearah serangga tersebut Rabiah al-Adawiyah pun berkata:

اِلِٰهِيْ رِزْقِيْ تَكَفَّلْتَ بِهِ فَاِذَا شِئْتَ فَأَطْعِمْهُ أَعْدَاءَكَ اَوْ أَوْلِيَاءَكَ

Artinya: Duhai Tuhanku, Engkau telah menanggung rezeki ku. Oleh karena itu terserah pada Mu, jika Engkau hendak memberikannya kepada musuh-musuhMu atau para kekasih-Mu.

Dengan seketika belalang itu pun terbang menghilang seakan tak pernah ada.

* Pernah suatu ketika Rabi’ah Al-‘Adawiyah pergi menunaikan haji ke Baitullah mengendarai unta, namun ditengah perjalanan unta tersebut mati tersungkur, lalu ia memohon kepada Allah untuk menghidupkannya kembali supaya bisa dipakainya berkendara sampai ketempat tujuannya.

Saat itu juga unta tersebut bangun dan hidup kembali lalu mengantarkan Rabi’ah sampai ke Mekkah, dan sesampainya di baitullah, unta itu pun kembali tersungkur dan mati. namun menurut sebahagian riwayat unta tersebut sempat terlihat diperjual belikan di pasar-pasar.

Kalam-kalam hikmahnya

  • Aku memohon keampunan Allah terhadap ucapan Istighfarku yang kebanyakan dustanya.
  • Seorang lelaki pernah meminta didoakan olehnya, namun Rabiah pun berkata kepada lelaki tersebut : “siapakah aku hingga kau meminta didoakan? Taatilah Tuhanmu, dan berdoalah kepadaNya, karena sesungguhnya Dia Maha mengabulkan doa orang-orang yang membutuhkan”.
  • Deceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki dermawan hendak menyedekahkan kepadanya 40 dinar untuk keperluannya sehari-hari, namun sang Sufi wanita ini pun menangis mengangkat wajahnya kelangit dan berkata: “Dia Maha Tahu bahwa aku malu meminta dunia ini dari-Nya padahal Dia adalah Pemiliknya, lantas bagaimana mungkin aku hendak mengambil dunia dari orang yang bukan pemiliknya”.
Baca Juga:  Kisah Perempuan yang Ingin Membakar Surga dan Memadamkan Neraka

Masih banyak lagi kisah karamah dan kalam hikmah Rabi’ah Al-‘Adawiyah, namun dalam artikel ini saya cukupkan sampai disini saja.

Demikian kisah singkat mengenai wanita sufi waliyullah perempuan yang sangat masyhur lagi harum namanya, beberapa karamah beserta kalam hikmahnya. Semoga kita dapat memetik pelajaran yang berharga darinya. Wallahua’lam bisshawab!

Muhammad Haekal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *