Surah Al-Fath Ayat 27-28; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Fath Ayat ayat 27-28

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Fath Ayat ayat 27-28 ini, ditegaskan kebenaran Muhammad saw sebagai rasul yang diutus Allah kepada manusia dengan menyatakan bahwa dia adalah rasul Allah yang diutus untuk membawa petunjuk dan agama Islam sebagai penyempurna terhadap agama-agama dan syariat yang telah dibawa oleh para rasul sebelumnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Fath Ayat ayat 27-28

Surah Al-Fath Ayat ayat 27
لَّقَدۡ صَدَقَ ٱللَّهُ رَسُولَهُ ٱلرُّءۡيَا بِٱلۡحَقِّ لَتَدۡخُلُنَّ ٱلۡمَسۡجِدَ ٱلۡحَرَامَ إِن شَآءَ ٱللَّهُ ءَامِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمۡ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمۡ تَعۡلَمُواْ فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَٰلِكَ فَتۡحًا قَرِيبًا

Terjemahan: “Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.

Tafsir Jalalain: لَّقَدۡ صَدَقَ ٱللَّهُ رَسُولَهُ ٱلرُّءۡيَا بِٱلۡحَقِّ (Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya) Rasulullah saw. bermimpi pada tahun terjadinya perjanjian Hudaibiah, yaitu sebelum beliau berangkat menuju ke Hudaibiah, bahwasanya ia memasuki kota Mekah bersama-sama dengan para sahabatnya dalam keadaan aman hingga mereka dapat bercukur dan ada pula yang hanya memendekkan rambutnya.

Kemudian Rasulullah saw. menceritakan hal mimpinya itu kepada para sahabatnya, maka mereka sangat gembira mendengarnya. Ketika para sahabat berangkat bersama Rasulullah menuju Mekah, tiba-tiba mereka dihalang-halangi oleh orang-orang kafir sewaktu mereka sampai di Hudaibiah.

Akhirnya mereka kembali ke Madinah dengan perasaan yang berat, pada saat itu timbullah rasa keraguan di dalam hati sebagian orang-orang munafik, lalu turunlah ayat ini. Firman-Nya, “Bil haqqi” berta’alluq kepada lafal Shadaqa, atau merupakan Hal atau kata keterangan keadaan dari lafal Ar-Ru’yaa sedangkan kalimat sesudahnya berfungsi menjadi penafsirnya

Baca Juga:  Surah An Nisa Ayat 38-39; Seri Tadabbur Al Qur'an

لَتَدۡخُلُنَّ ٱلۡمَسۡجِدَ ٱلۡحَرَامَ إِن شَآءَ ٱللَّهُ (yaitu bahwa sesungguhnya kamu sekalian pasti akan memasuki Masjidilharam, insya Allah) lafal Insya Allah artinya, jika Allah menghendaki, hanyalah sebagai kalimat Tabarruk saja, yaitu untuk meminta keberkahan ءَامِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمۡ (dalam keadaan aman dengan mencukur rambut kepala) mencukur semua rambut kepala وَمُقَصِّرِينَ (dan mengguntingnya) yakni menggunting sebagiannya saja; kedua lafal ini merupakan Hal bagi lafal yang diperkirakan keberadaannya لَا تَخَافُونَ (sedangkan kalian tidak merasa takut) selama-lamanya,

فَعَلِمَ (Maka Allah mengetahui) di dalam perjanjian damai itu مَا لَمۡ تَعۡلَمُواْ (apa yang tidak kalian ketahui) mengenai kemaslahatan yang terkandung di dalamnya فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَٰلِكَ (dan Dia memberikan sebelum itu) sebelum kalian memasuki Mekah فَتۡحًا قَرِيبًا (kemenangan yang dekat) yaitu ditaklukkannya tanah Khaibar, kemudian mimpi itu menjadi kenyataan pada tahun berikutnya.

Tafsir Ibnu Katsir: لَّقَدۡ صَدَقَ ٱللَّهُ رَسُولَهُ ٱلرُّءۡيَا بِٱلۡحَقِّ لَتَدۡخُلُنَّ ٱلۡمَسۡجِدَ ٱلۡحَرَامَ إِن شَآءَ ٱللَّهُ ءَامِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمۡ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمۡ تَعۡلَمُواْ فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَٰلِكَ فَتۡحًا قَرِيبًا (“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa mimpi Rasulullah yang melihat dirinya dan para sahabatnya memasuki kota Mekah dengan aman dan tenteram serta beliau melihat pula di antara para sahabat ada yang menggunting dan mencukur rambutnya adalah mimpi yang benar dan pasti akan terjadi dalam waktu dekat.

Baca Juga:  Surah Ibrahim Ayat 22-23; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya Allah telah membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya untuk memasuki Masjidil Haram. Dan Aku bersumpah bahwa sesungguhnya kamu, Muhammad, benar-benar akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah, dalam keadaan aman, dengan mencukur dan menggunting rambut, tanpa rasa takut.

Sesungguhnya Allah telah mengetahui kebaikan yang tidak kamu ketahui ketika menunda waktu kamu untuk memasuki Masjidil Haram. Maka sebelum kamu memasukinya Dia telah memberikan kemenangan yang dekat.

Surah Al-Fath Ayat Ayat 28
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا

Terjemahan: “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Tafsir Jalalain: (Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya) agama yang hak itu (terhadap semua agama) atas agama-agama yang lainnya. (Dan cukuplah Allah sebagai saksi) bahwasanya kamu diutus untuk membawa hal tersebut, sebagaimana yang diungkapkan-Nya pada ayat berikut ini.

Tafsir Ibnu Katsir: هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ (“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq.”) yakni, ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, karena sesungguhnya syari’at ini mencakup dua hal, yaitu ilmu dan amal. Ilmu syari’at itu benar, sedangkan amal syari’at itu diterima, semua berita yang dibawanya adalah haq, sedangkan semua keputusannya adalah adil.

لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ (“Agar dimenangkan-Nya atas semua agama.”) yakni, semua pemeluk seluruh agama yang ada di muka bumi ini, baik Arab maupun non Arab, ahli millah maupun musyrik. وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا (“Dan cukuplah Allah sebagai saksi.”) beliau adalah Rasul-Nya, sedangkan Dia adalah Penolongnya. wallaaHu a’lam.

Baca Juga:  Surah Al-Waqiah Ayat 41-56; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini ditegaskan kebenaran Muhammad saw sebagai rasul yang diutus Allah kepada manusia dengan menyatakan bahwa dia adalah rasul Allah yang diutus untuk membawa petunjuk dan agama Islam sebagai penyempurna terhadap agama-agama dan syariat yang telah dibawa oleh para rasul sebelumnya, menyatakan kesalahan dan kekeliruan akidah-akidah agama dan kepercayaan yang dianut manusia yang tidak berdasarkan agama, dan untuk menetapkan hukum-hukum yang berlaku bagi manusia sesuai dengan perkembangan zaman, perbedaan keadaan dan tempat.

Hal ini juga berarti dengan datangnya agama Islam yang dibawa Muhammad saw, maka agama-agama yang lain tidak diakui lagi sebagai agama yang sah di sisi Allah. Pada akhir ayat ini, dinyatakan bahwa semua yang dijanjikan Allah kepada Rasulullah saw dan kaum Muslimin itu pasti terjadi dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi terjadinya.

Tafsir Quraish Shihab: Dialah Yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk yang benar dan agama Islam agar dimenangkan-Nya atas semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksinya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Fath Ayat ayat 27-28 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S