Surah Al-Hajj Ayat 37; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Hajj Ayat 37

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 37 ini, Allah menegaskan lagi tujuan berkurban, ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari keridaan-Nya. Dekat kepada Allah dan keridaan-Nya tidak akan diperoleh dari daging-daging binatang yang disembelih itu dan tidak pula dari darahnya yang telah ditumpahkan,

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

akan tetapi semuanya itu akan diperoleh bila kurban itu dilakukan dengan niat yang ikhlas, dilakukan semata-mata karena Allah dan sebagai syukur atas nikmat-nikmat yang tidak terhingga yang telah dilimpahkan-Nya kepada hamba-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Hajj Ayat 37

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

Terjemahan: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

Tafsir Jalalain: لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا (Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridaan Allah) tidak dapat diterima di sisi-Nya وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ (tetapi ketakwaan daripada kalianlah yang dapat mencapai keridaan-Nya) yaitu yang dapat sampai kepada-Nya hanyalah amal saleh yang ikhlas disertai iman.

كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ (Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kalian supaya kalian mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya) yakni atas petunjuk-Nya yang telah membimbing kalian sehingga dapat mengetahui pertanda-pertanda agama dan manasik-manasik haji-Nya. وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ (Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik) yaitu orang-orang yang mentauhidkan Allah.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman bahwa Dia mensyari’atkan penyembelihan unta-unta ini, binatang hadiah untuk kurban adalah agar mereka mengingat-Nya ketika menyembelih, karena Dia Mahapencipta dan Mahapemberi rizki. Tidak sedikit pun daging dan darahnya yang akan sampai kepada-Nya. Karena Allah swt.

Baca Juga:  Surah Al-Mujadalah Ayat 1; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mahakaya (tidak membutuhkan) dari selain-Nya. Sesungguhnya dahulu di masa Jahiliyyah, jika mereka menyembelih binatang untuk ilah-ilah mereka, mereka meletakkan daging-daging binatang kurban dan melumurkan darahnya itu kepada berhala-berhala tersebut. Maka Allah Ta’ala berfirman: لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا (“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah.”)

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, bahwa Ibnu Juraij berkata: “Dahulu, penduduk Jahiliyyah melumurkan daging dan darah kurban ke Baitullah.” Lalu para Sahabat Rasulullah saw. berkata: “Kami lebih berhak untuk melumurkannya.”

Maka Allah menurunkan: لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ (“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai [keridhaan] Allah, tetapi ketakwaan darimu-lah yang dapat mencapinya”) yaitu menerima dan membalasnya.

Sebagaimana yang tercantum di dalam hadits shahih: “Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk (tubuh) dan tidak juga harta kalian. Akan tetapi, Dia memandang kepada hati dan amal kalian.”

Waki’ berkata dari Yahya bin Muslim [Abi adh-Dhahhak]: “Aku bertanya kepada ‘Amir asy-Sya’bi tentang kulit binatang kurban, maka dia menjawab: ‘Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,’ jika engkau mau, juallah. Jika engkau mau, tahanlah dan jika engkau mau sedekahkanlah.

Firman-Nya: كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ (“Demikianlah Allah telah menundukkannya untukmu, karena itulah Dia menundukkan unta-unta itu untuk kalian: litukabbirullaaHa maa Hadaakum (“Supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepadamu,”) yaitu agar kalian mengagungkan-Nya, sebagaimana Dia telah menunjuki kalian kepada agama dan syari’at-Nya serta sesuatu yang dicintai dan diridhai-Nya. Dia pun melarang kalian untuk melakukan apa yang dibenci dan tidak disukai-Nya.

Finman-Nya: وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ (“Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik,”) yaitu berilah kabar gembira ya Muhammad, kepada orang-orang yang berbuat baik dalam amal-amal mereka, konsisten dalam batasan-batasan Allah, mengikuti apa yang disyari’atkan-Nya kepada mereka serta membenarkan risalah yang disampaikan dan dibawa oleh Rasul dari Rabb.

Baca Juga:  Surah Al-Ahzab Ayat 39-40; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Allah menegaskan lagi tujuan berkurban, ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari keridaan-Nya. Dekat kepada Allah dan keridaan-Nya tidak akan diperoleh dari daging-daging binatang yang disembelih itu dan tidak pula dari darahnya yang telah ditumpahkan, akan tetapi semuanya itu akan diperoleh bila kurban itu dilakukan dengan niat yang ikhlas, dilakukan semata-mata karena Allah dan sebagai syukur atas nikmat-nikmat yang tidak terhingga yang telah dilimpahkan-Nya kepada hamba-Nya.

Mujahid berkata, “Kaum Muslimin pernah bermaksud meniru perbuatan orang-orang musyrik Mekah. Jika menyembelih binatang kurban, mereka menebarkan daging-daging binatang itu disekitar Kabah, sedang darahnya mereka lumurkan ke dinding-dinding Kabah dengan maksud mencari keridaan tuhan-tuhan yang mereka sembah. Dengan turunnya ayat ini, maka kaum Muslimin mengurungkan maksudnya itu.”

Allah menegaskan pula bahwa Dia telah memudahkan binatang kurban bagi manusia, mudah didapat, mudah dikuasai, dan mudah pula disembelih. Dengan kemudahan itu manusia seharusnya tambah mensyukuri nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada mereka serta mengagungkan-Nya, karena petunjuk-petunjuk yang telah diberikan-Nya.

Pada akhir ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasulullah saw menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, serta orang-orang yang melakukan kurban dengan ikhlas bahwa mereka akan memperoleh rida dan karunia-Nya.

Pada ayat yang lalu Allah memerintahkan agar menyebut nama-Nya di waktu menyembelih binatang kurban, sedang pada ayat ini diperintahkan membaca takbir di waktu menyembelih binatang kurban.

Kebanyakan ahli tafsir mengumpulkan kedua bacaan ini, yaitu dengan menyebut nama Allah dan mengucapkan takbir.

Ucapan yang diucapkan itu ialah: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, dari Engkau dan untuk Engkau!, Alasan dari mufasir itu ialah hadis Nabi Muhammad saw. Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, “Nabi saw menyembelih pada hari raya kurban dua ekor domba yang mempunyai tanduk yang tajam dan berwarna putih kehitam-hitaman.

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 28-29; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tatkala beliau menghadapkan keduanya ke kiblat, beliau mengucapkan, (artinya) “Sesungguhnya aku menghadapkan mukaku kepada yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan cenderung kepada agama yang benar,” sampai kepada perkataan, ‘dan aku adalah orang yang pertama kali yang menyerahkan diri. Wahai Tuhan! Dari Engkau untuk Engkau, dari Muhammad dan umatnya, dengan nama Allah dan Allah Mahabesar, kemudian beliau menyembelihnya.” (Riwayat Abu Daud).

Tafsir Quraish Shihab: Ketahuilah oleh kalian semua, bahwa Allah tidak melihat bentuk badan dan perbuatan lahir kalian, tetapi Dia melihat hati kalian. Dia tidak menginginkan kalian melakukan penyembelihan kurban untuk sekadar memamer-mamerkan diri. Tetapi Dia menginginkan kekhusukan hati kalian.

Maka dari itu, keridaan-Nya tidak akan bisa didapatkan melalui pembagian daging dan penumpahan darah hewan kurban itu semata, tetapi yang bisa mendapatkannya adalah ketakwaan dan ketulusan niat.

Semua penundukan itu Kami lakukan demi kepentingan kalian dan agar kalian mengagungkan Allah atas petunjuk penyempurnaan ibadah haji yang diberikan-Nya. Dan berilah kabar gembira, wahai Nabi, kepada orang-orang yang berbuat dan berniat baik dengan pahala yang besar.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Hajj Ayat 37 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S