Surah An-Nahl Ayat 68-69; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nahl Ayat 68-69

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nahl Ayat 68-69 ini, menjelaskan satu lagi dari nimat besar Allah kepada manusia, yaitu madu. Dijelaskan, “Allah menciptakan mesin produksi agung dalam tubuh lebah sedemikian rupa sehingga apa yang dimakannya dapat diubahnya menjadi obat penyembuh bagi manusia.”

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bila manusia menzalimi dirinya dengan menjadikan perasan buah menjadi cairan yang memabukkan, sebaliknya lebah madu memproduksi madu, cairan penyembuh dari buah-buahan. Sebuah materi yang tidak dapat dirusak oleh sesuatu apa pun dan bermanfaat bagi semua orang.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 68-69

Surah An-Nahl Ayat 68
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

Terjemahan: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”.

Tafsir Jalalain: وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ (Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah) dalam bentuk ilham أَنِ (hendaknya) huruf an di sini dapat diartikan sebagai an mashdariyah atau an mufassirah


اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا (buatlah sarang-sarang di bukit-bukit) tempat kamu berdiam وَمِنَ الشَّجَرِ (dan di pohon-pohon) sebagai tempat tinggal وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (dan di tempat-tempat yang dibikin manusia) sarang-sarang buatan manusia untuk kamu, jika kamu tidak suka kepada sarang buatan manusia, kamu boleh menempati tempat yang lainnya.

Tafsir Ibnu Katsir: Yang dimaksud dengan wahyu di sini adalah ilham, petunjuk dan bimbingan bagi lebah, agar ia menjadikan gunung-gunung sebagai rumah yang menjadi tempat tinggal, juga pepohonan, serta tempat-tempat yang dibuat oleh manusia.

Kemudian lebah-lebah itu membuat rumah-rumahnya dengan penuh ketekunan dalam menyusun dan menatanya, di mana tidak ada satu bagian pun yang rusak.

Selanjutnya, Allah Ta’ala memberi izin kepada lebah-lebah itu dalam bentuk ketetapan qadariyyah (Sunnatullah) dan pengerahan untuk memakan segala macam buah-buahan, berjalan di berbagai macam jalan yang telah dimudahkan oleh Allah, di mana ia bisa dengan sekehendaknya berjalan di udara yang agung ini dan juga daratan yang membentang luas, juga lembah-lembah, serta gunung-gunung yang tinggi menjulang.

Baca Juga:  Surah Muhammad Ayat 4-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kemudian masing-masing dari mereka kembali ke rumah-rumah mereka, tanpa ada satu pun yang keliru memasuki rumahnya baik sebelah kanan maupun kirinya, tetapi masing-masing memasuki rumahnya sendiri-sendiri, yang di dalamnya terdapat ribuan anak-anaknya dengan persediaan madu. Dia membangun sarang dari bahan yang ada di kedua sayapnya, lalu memuntahkan madu dari dalam mulutnya, dan bertelur dari duburnya.

Tafsir Kemenag: Kemudian Allah swt meminta perhatian para hamba-Nya agar memperhatikan lebah. Allah telah memberikan naluri kepada lebah sehingga mempunyai kemahiran untuk membuat sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang didirikan manusia.

Seorang yang mau memperhatikan bagaimana kemahiran lebah membuat sarangnya, tentu ia akan takjub. Sarang lebah terbuat dari bahan serupa lilin dan mempunyai bentuk segi enam berangkai yang menurut para ahli struktur bangunan merupakan ruang yang paling banyak memuat isi dibanding dengan segi-segi lain.

Apabila diperhatikan bobotnya, sarang lebah itu sangat ringan, tetapi dapat menahan beban yang berat yaitu madu, telur, dan embrio-embrionya. Hal ini juga menjadi bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah Yang Maha Esa.

Surah An-Nahl Ayat 69
ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Terjemahan: kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

Tafsir Jalalain: ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي (Kemudian makanlah dari setiap buah-buahan dan tempuhlah) masukilah سُبُلَ رَبِّكِ (jalan Rabbmu) jalan-jalan yang telah ditunjukkan oleh-Nya kepadamu di dalam mencari rezekimu

ذُلُلً (yang telah dimudahkan) lafal dzululan ini adalah bentuk jamak dari lafal tunggal dzaluulun; berkedudukan menjadi hal dari lafal سُبُلَ رَبِّكِ. Artinya jalan yang telah dimudahkan bagimu sehingga amat mudah ditempuh sekali pun sangat sulit dan kamu tidak akan sesat untuk kembali ke sarangmu dari tempat itu betapa pun jauhnya.

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 165; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan bahwa lafal dzululan ini menjadi hal daripada dhamir yang terdapat di dalam lafal uslukiy sehingga artinya menjadi: yang telah ditundukkan untuk memenuhi kehendakmu.

مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ (Dari perut lebah itu keluar minuman) yakni berupa madu مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ (yang bermacam-macam warnanya di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia) dari berbagai macam penyakit.

Menurut suatu pendapat dikatakan dari sebagian penyakit saja karena ditunjukkan oleh pengertian ungkapan lafal syifaaun yang memakai nakirah. Atau sebagai obat untuk berbagai macam penyakit bila digabungkan dengan obat-obat lainnya.

Aku katakan bila tidak dicampur dengan obat yang lain, maka sesuai dengan niat peminumnya. Sungguh Nabi saw. telah memerintahkan untuk meminum madu bagi orang yang perutnya kembung demikianlah menurut riwayat yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang memikirkan) ciptaan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah Ta’ala: يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ (Dari perut lebah itu keluar minuman [madu] yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia) Ada yang berwarna putih, kuning, merah, dan warna-warna lainnya yang indah sesuai dengan lingkungan dan makanannya.

Firman-Nya: فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ (Terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia) maksudnya, di dalam madu itu terdapat obat penyembuh bagi manusia. Sebagian orang yang berbicara tentang thibbun Nabawi (ilmu kedokteran Nabi) mengatakan, jika Allah mengatakan: “فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ”, berarti madu itu menjadi obat bagi segala macam penyakit,

tetapi Dia mengatakan, “فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ”, yang berarti bahwa madu itu bisa dipergunakan untuk obat penyakit kedinginan, karena madu itu panas. Penyakit itu selalu diobati dengan lawannya.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 61; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Firman-Nya: إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda [kebesaran Rabb] bagi orang-orang yang memikirkan) Maksudnya, sesungguhnya pemberian ilham oleh Allah kepada hewan-hewan yang bertubuh lemah itu untuk berjalan menelusuri hutan belantara dan mengambil dari seluruh buah-buahan,

lalu mengumpulkannya untuk dibuat sarang dan madu, yang ia merupakan sesuatu yang sangat baik, adalah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang memikirkan keagungan yang menciptakannya, menentukannya, menggiringnya, dan yang memperjalankannya.

Sehingga dengan demikian, orang-orang yang berfikir itu mendapatkan bukti bahwa Allah adalah Dzat yang kuasa berbuat apa pun juga, juga berkuasa, Mahabijaksana, Mahamengetahui, dan Mahamulia lagi Mahapenyayang.

Tafsir Kemenag: Allah lalu meminta perhatian para hamba-Nya agar memikirkan bagaimana Allah telah memberikan kemahiran kepada para lebah untuk mengumpulkan makanan dari berbagai macam bunga-bungaan dan meng-ubahnya menjadi madu yang tahan lama dan bergizi. Kemahiran ini diwariskan lebah secara turun-temurun.

Lebah-lebah mengisap makanan dari bunga-bungaan kemudian masuk ke dalam perutnya dan dari perutnya dikeluarkan madu yang bermacam-macam warnanya. Ada yang putih, ada yang kekuning-kuningan, dan ada pula yang kemerah-merahan, sesuai dengan jenis lebah itu dan bunga-bungaan yang ada di sekitarnya.

Di antara manfaat madu ialah untuk ketahanan tubuh dan mungkin pula sebagai obat berbagai penyakit. Hal ini dapat diterima oleh ilmu pengetahu-an, antara lain karena madu mudah dicerna dan mengandung berbagai macam vitamin.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nahl Ayat 68-69 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S