Surah An-Nisa Ayat 105-109; Seri Tadabbur Al Qur’an

An-Nisa Ayat 105-109

Pecihitam.org – Surah An-Nisa Ayat 105-109 berisi penjelasan bahwa Al Qur’an berisi kebenaran yang diturunkan kepada Nabi SAW dan Perintah Allah terhadap Rasulullah agar memutuskan perkara dengan adil dan tdk membela orang yang salah apalagi yang berkhianat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir
Surah An-Nisa Ayat 105-109

Surah An-Nisa Ayat 105
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ ۚ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا

Terjemahan: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat,

Penjelasan: Allah berfirman kepada Nabi Muhammad SAW: إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ (Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran) Yakni, dia adalah kebenaran dari Allah. Dan dia mengandung kebenaran dalam berita dan tuntutannya.

لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ (Agar kamu mengadili manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu). Sebagian ulama ushul ada yang berdalil dengan ayat ini, bahwa Nabi dapat membuat hukum dengan berijtihad, serta didasarkan kepada hadits yang ada dalam kitab Shahihain dari Ummu Salamah bahwa Nabi SAW mendengar ada keributan di pintu kamarnya, lalu beliau keluar dan bersabda:

“Ketahuilah, sesungguhnya aku ini hanya manusia biasa. Dan bahwasanya aku memutuskan sesuai penjelasan yang aku dengar. Boleh jadi, salah seorang kalian lebih jelas dalam argumentasinya, dibandingkan lainnya, lalu aku putuskan hal tersebut untuknya. Maka barangsiapa yang telah aku putuskan bagi-nya ada hak seorang muslim, maka hal itu merupakan potongan dari api Neraka, maka bawalah (api itu) atau tinggalkanlah ia.”

Imam Ahmad meriwayatkan dan Ummu Salamah, ia berkata: Dua orang laki-laki Anshar datang mengajukan sengketa kepada Rasulullah saw. tentang harta waris yang telah hilang. Sedangkan keduanya tidak memiliki bukti.

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 141; Seri Tadabbur Al Qur'an

Maka Rasulullah saw. bersabda: “Kalian mengajukan perkara kepadaku dan aku hanyalah manusia biasa. Boleh jadi, sebagian kalian lebih jelas dalam mengajukan argumennya dibandingkan yang lain. Aku hanya memutuskan sesuai yang aku dengar (sesuai zhahirnya). Barangsiapa yang telah aku putuskan baginya ada hak saudaranya, maka hendaklah ia tidak mengambilnya karena berarti aku telah putuskan satu bagian dari api Neraka yang akan dibawa membebani lehernya pada hari kiamat.”

Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari al-Aufi, dari Ibnu Abbas bahwa sekelompok kaum Anshar ikut berperang bersama Rasulullah saw. dalam sebagian perang beliau, lalu sebagian baju perang di antara mereka dicuri. Diduga yang mencuri adalah salah seorang dari Anshar. Maka pemilik baju perang mendatangi Rasulullah saw. dan berkata: “Sesungguhnya Thu’mah bin Ubairiq mencuri baju perangku.”

Ketika pencuri itu mengetahui bahwa dia dituduh, lalu ia simpan baju itu di rumah seorang laki-laki yang tidak tahu masalah apa-apa. Dan ia berkata kepada keluarganya, “Sesungguhnya aku sembunyikan baju perang itu di rumah seseorang dan engkau akan mendapatkannya di sana.”

Lalu mereka mendatangi Rasulullah di waktu malam. Mereka berkata: “Ya Nabi Allah, sesungguhnya saudara kami tidak mencuri, tapi pencurinya adalah si fulan. Kami sudah mengetahuinya secara jelas. Maka bersihkanlah nama baik keluarga kami itu di depan orang-orang dan belalah ia, karena jika ia tidak dijaga Allah dengan sebabmu, ia pasti akan binasa. Lalu Rasulullah berdiri di depan orang-orang untuk membebaskannya dan membersihkan nama baiknya.

Surah An-Nisa Ayat 106
وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

Terjemahan: dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Surah An-Nisa Ayat 107
وَلَا تُجَادِلْ عَنِ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنْفُسَهُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا أَثِيمًا

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 102; Seri Tadabbur Al Qur'an

Terjemahan: Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa,

Surah An-Nisa Ayat 108
يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ الْقَوْلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا

Terjemahan: mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.

Penjelasan: يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ adalah orang-orang yang datang kepada Rasulullah saw. untuk menyembuyikan kedustaan, untuk membela pengkhianat.

Lalu Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya.” (QS. An-Nisa: 110). Yakni orang-orang yang datang kepada Rasulullah untuk menyembunyikan kedustaan.

Allah SWT juga berfirman di dalam Surah An-nisa ayat 112 yang artinya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, lalu dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata.”

Mereka itu adalah pencuri dan orang-orang yang membela pencuri itu, lafaz riwayat ini gharib. Mujahid, Ikrimah, Qatadah, as-Suddi, Ibnu Zaid dan lain-lain menyebutkan bahwa ayat ini turun tentang pencuri Bani Ubairiq dengan redaksi yang berbeda, akan tetapi maknanya hampir sama.

يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ Ini adalah bentuk penyangkalan terhadap orang-orang munafik yang berupaya menyembunyikan karakter busuk mereka dari orang lain agar mereka tidak disangkal. Akan tetapi, perihal mereka itu pasti tampak bagi Allah, karena Allah mengetahui rahasia-rahasia mereka, serta apa yang ada dalam bathin mereka.

Baca Juga:  Surah An-Nisa Ayat 114-115; Seri Tadabbur Al Qur'an

Maka itu, Allah SWT melanjutkan firman-Nya: وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ الْقَوْلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا ayat ini merupakan ancaman untuk mereka.

Surah An-Nisa Ayat 109
هَا أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ جَادَلْتُمْ عَنْهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَمَنْ يُجَادِلُ اللَّهَ عَنْهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْ مَنْ يَكُونُ عَلَيْهِمْ وَكِيلًا

Terjemahan: Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?

Penjelasan: هَا أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ جَادَلْتُمْ عَنْهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا Maksudnya bahwa Kalaupun mereka menang di dunia dengan apa yang mereka tampakkan atau ditampakkan untuk membela mereka di hadapan para hakim yang berhukum dengan zahir dan memang para hakim itu diperintahkan demikian.

Lalu apa yang akan mereka perbuat pada hari Kiamat, tatkala berada di hadapan mahkamah Allah Yang Mahamengetahui berbagai rahasia dan yang tersembunyi. Saat itu, siapa lagi yang dapat mewakili untuk membela pengakuan mereka. Artinya, tidak ada seorang pun yang mampu membelanya.

Maka dari itu, Allah SWT berfirman: أَمْ مَنْ يَكُونُ عَلَيْهِمْ وَكِيلًا (Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka)

Demikian telah kita tadabburi Al Qur’an Surah An-Nisa Ayat 105-109 dengan mempelajari Terjemahan dan Tafsirnya berdasarkan Kitab Tafsir Ibnu Katsir. Semoga bermanfaat

M Resky S