Surah Ar-Rum Ayat 43-45; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Ar-Rum Ayat 43-45

Pecihitam.org – Kandungan Surah Ar-Rum Ayat 43-45 ini, menjelaskan tanda kemahakuasaan Allah adalah angin yang memberikan manfaat besar kepada manusia dalam empat hal: sebagai berita baik, membawa rahmat, kepentingan pelayaran, dan untuk memperoleh karunia Allah. Angin merupakan pendahuluan atau pertanda akan datangnya hujan. Hal itu karena angin membentuk awan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Ar-Rum Ayat 43-45

Surah Ar-Rum Ayat 43
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ الْقَيِّمِ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ

Terjemahan: “Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah.

Tafsir Jalalain: فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ الْقَيِّمِ (Oleh karena itu maka hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus) agama Islam مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهُ (sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak kedatangannya) yaitu hari kiamat مِنَ اللَّهِ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ (pada hari itu mereka terpisah-pisah).

pada asalnya lafal yashshadda’uuna adalah yatashadda’uuna kemudian huruf ta diganti menjadi shad yang selanjutnya diidghamkan atau dimasukkan kepada huruf shad lainnya sehingga jadilah yashshadda’uuna, yakni mereka berpisah-pisah sesudah mereka menjalani hisab; sebagian dari mereka ada yang masuk ke surga dan sebagian yang lainnya ada yang masuk ke neraka.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk segera beristiqamah dalam ketaatan dan bersegera dalam kebaikan. فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ الْقَيِّمِ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ (“Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu pada agama yang lurus [Islam] sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak [kedatangannya].”) yaitu hari kiamat.

Jika Dia menghendaki terjadinya, maka tidak ada yang mampu menolaknya. يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ (“Pada hari itu mereka terpisah-pisah.”) yaitu satu golongan di surga dan satu golongan di neraka yang menyala-nyala.

Tafsir Kemenag: Supaya kebinasaan seperti itu tidak terjadi lagi pada manusia, Allah meminta Nabi Muhammad dan siapa saja yang ingin selamat agar menghadapkan wajah kepada “agama yang lurus”. Maksud “agama yang lurus” di sini adalah Islam karena agama ini membawa ajaran-ajaran yang lurus dan pasti membawa kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Perintah menghadapkan wajah maksudnya adalah melaksanakan ajaran-ajaran itu sepenuhnya. Penyebutan wajah dalam ayat ini karena merupakan jati diri dari seseorang. Mengarahkan wajah artinya menghadapkan seluruh segi manusia, yaitu jasmani, rohani, dan akal pikirannya.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 128-129; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Menghadapkan wajah kepada agama yang lurus artinya melaksanakan perintah agama dengan seluruh totalitas. Pelaksanaan ajaran-ajaran itu harus sesegera mungkin supaya masyarakat semakin baik, aman, dan berkembang. Mereka yang bersalah harus segera sadar dan tobat. Hal itu karena usia manusia dan alam ini terbatas.

Bila ajal datang bagi seseorang atau Kiamat terjadi bagi umat manusia, maka tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya, sebagaimana firman Allah: Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (al-A’raf/7: 34)

Di akhir ayat ini dilukiskan bahwa pada hari kebangkitan, dimana semua dibangkitkan kembali, semua manusia gempar dan berlarian tidak tentu arah. Masing-masing sibuk dengan persoalan sendiri-sendiri, sebagaimana dilukiskan ayat-ayat berikut: Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya.

Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (‘Abasa/80: 34-37) Manusia hanya dituntun oleh amalnya. Oleh karena itu, manusia pada waktu itu akan terpola menjadi dua kelompok, sebagaimana dinyatakan ayat berikutnya.

Tafsir Quraish Shihab: Telah terlihat kebakaran, kekeringan, kerusakan, kerugian perniagaan dan ketertenggelaman yang disebabkan oleh kejahatan dan dosa-dosa yang diperbuat manusia. Allah menghendaki untuk menghukum manusia di dunia dengan perbuatan-perbuatan mereka, agar mereka bertobat dari kemaksiatan.

Surah Ar-Rum Ayat 44
مَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ

Terjemahan: “Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan),

Tafsir Jalalain: مَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ (Barang siapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung akibat kekafirannya) yaitu neraka sebagai imbalan dan akibat dari kekafirannya itu وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ (dan barang siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan) menyiapkan tempat tinggal mereka di surga yang penuh dengan kesenangan itu.

Tafsir Ibnu katsir: Untuk itu Allah berfirman yang artinya: “Barangsiapa yang kafir Maka Dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan Barangsiapa yang beramal saleh Maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan), agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya.”

Baca Juga:  Surah Yunus Ayat 108-109; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Kemenag: Ayat ini menginformasikan adanya dua kelompok manusia, yaitu yang ingkar dan yang baik. Mereka yang ingkar dan berdosa harus mempertanggungjawabkan keingkaran dan dosa-dosanya. Mereka akan diperiksa di depan pengadilan yang mahaadil, sehingga sekecil apa pun perbuatan jahatnya itu pasti akan diajukan dan disampaikan ganjaran hukumannya.

Di sisi lain adalah kelompok orang-orang yang baik. Sekecil apa pun perbuatan baik mereka pasti akan diajukan di depan pengadilan itu, lalu diberikan imbalannya. Orang itu berarti, dengan perbuatan-perbuatan baiknya, telah menghamparkan jalan atau “karpet” untuk dilaluinya sendiri menuju surga.

Penggolongan manusia ke dalam dua kelompok, yang pertama masuk surga, dan yang lainnya masuk neraka, juga disebutkan dalam ayat lain: Dan demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu dalam bahasa Arab, agar engkau memberi peringatan kepada penduduk ibukota (Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan ten-tang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak diragukan adanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. (asy-Syura/42: 7).

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, wahai Nabi, kepada orang-orang musyrik, “Berjalanlah di seluruh penjuru bumi, lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang sebelum kalian, niscaya kalian akan melihat bahwa Allah membinasakan dan menghancurkan rumah-rumah mereka karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang musyrik seperti kalian.”

Surah Ar-Rum Ayat 45
لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِن فَضْلِهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ

Terjemahan: “agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar.

Tafsir Jalalain: لِيَجْزِيَ (Agar Allah memberi pahala) lafal ayat ini berta’alluq kepada lafal yashshadda’uuna pada ayat sebelumnya الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِن فَضْلِهِ (kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya) Dia memberi mereka pahala. إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang kafir) Dia akan mengazab mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Dia akan membalas mereka dengan balasan keutamaan, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat [dan] hingga tak terbatas sesuai kehendak Allah. إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar.”) di samping itu, Dia Mahaadil terhadap mereka serta tidak akan mendhaliminya.

Baca Juga:  Surah Ar-Rum Ayat 17-19; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Mereka yang akan menerima imbalan baik dari Allah itu adalah orang-orang yang iman dan berbuat baik. Hal ini berarti bahwa iman ditunjukkan oleh perbuatan baik, dan imbalannya adalah surga. Namun demikian, imbalan itu sendiri bukanlah balasan mutlak dan pantas bagi perbuatan baik manusia.

Perbuatan baik manusia tidak cukup dan belum pantas untuk diimbali surga yang penuh nikmat yang tiada taranya itu. Oleh karena itu, surga yang diterima manusia yang berbuat baik itu adalah karunia Allah, bukan imbalan perbuatannya.

Dengan demikian, perolehan surga itu adalah karena Allah cinta kepada orang yang iman, dan tidak cinta kepada orang-orang kafir. Ungkapan dalam ayat ini memang sangat ringkas, tetapi komprehensif. Ringkas karena ungkapan sebaliknya dari yang disampaikan tidak dinyatakan.

Ayat ini hanya mengungkapkan bahwa, “Allah membalasi orang yang iman dan berbuat baik” dan, “Ia tidak cinta orang yang kafir”. Dari dua ungkapan itu terkandung dua ungkapan lain yang berarti sebaliknya, yaitu, “Ia menghukum orang yang kafir dan berbuat jahat” dan ” Ia cinta orang yang beriman dan berbuat baik.”

Ungkapan sebaliknya itu tidak perlu dinyatakan karena dapat dipahami dari ungkapan pertama. Dengan demikian, ayat ini menyatakan bahwa Allah membalas orang yang beriman dan berbuat baik dengan surga serta mencintai mereka, dan Allah memberi ganjaran berupa neraka bagi orang yang ingkar dan berbuat jahat serta membenci mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Karena Allah akan memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh atas apa yang mereka kerjakan. Dia akan menambah pahala mereka, sebagai karunia dari-Nya, karena Dia mencintai mereka dan memurkai orang-orang yang kufur kepada-Nya dan mengingkari nikmat-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Ar-Rum Ayat 43-45berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S