Surah As-Saffat Ayat 75-82; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah As-Saffat Ayat 75-82

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah As-Saffat Ayat 75-82

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Surah As-Saffat Ayat 75
وَلَقَدۡ نَادَىٰنَا نُوحٌ فَلَنِعۡمَ ٱلۡمُجِيبُونَ

Terjemahan: Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami).

Tafsir Jalalain: وَلَقَدۡ نَادَىٰنَا نُوحٌ (Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami) melalui doanya, sebagaimana yang disitir oleh Ayat lain, yaitu firman-Nya, “Sesungguhnya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku).” (Q.S. Al-Qamar, 10).

فَلَنِعۡمَ ٱلۡمُجِيبُونَ (maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan) doanya adalah Kami. Maksudnya, Nuh berdoa kepada Allah untuk dimenangkan atas kaumnya, lalu Allah binasakan mereka melalui banjir besar hingga mereka tenggelam semuanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Setelah Allah Ta’ala menyebutkan tentang mayoritas orang-orang terdahulu bahwa mereka telah sesat dari jalan keselamatan, maka Dia mulai menjelaskan hal itu secara rinci. Dia menyebutkan tentang Nuh a.s. dan pendustaan yang diterimanya dari kaumnya serta tidak ada yang beriman dari kalangan mereka kecuali sedikit, padahal dalam kurun waktu yang sangat panjang, beliau hidup di tengah-tengah mereka selama 950 tahun.

Ketika masa semakin lama, pendustaan mereka semakin menjadi-jadi [keras] dan setiap kali dia mengajak mereka, mereka semakin bertambah jauh, maka dia berdoa kepada Rabbnya: “Sesungguhnya aku dikalahkan, maka tolonglah aku.” Maka Allah murka terhadap kaumnya, firman-Nya:

وَلَقَدۡ نَادَىٰنَا نُوحٌ فَلَنِعۡمَ ٱلۡمُجِيبُونَ (“Sesungguhnya Nuh telah menyeru kami; maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan [adalah Kami].”) Dia adalah sebaik-baik yang memperkenankannya.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Nuh berdoa kepada Tuhan supaya memberikan pertolongan kepadanya terhadap ancaman penganiayaan dari kaumnya. Bahkan mereka sudah bermaksud membunuhnya sewaktu dia menyeru mereka kepada agama tauhid.

Meskipun cukup lama Nabi Nuh menyeru kaumnya siang dan malam, secara sembunyi dan terang-terangan, namun hanya sedikit di antara mereka yang beriman. Setiap kali diberi peringatan dan pengajaran, mereka bertambah jauh dari agama dan tambah sengit permusuhannya kepada Nabi Nuh. Hal itu menyebabkan Nabi Nuh sangat kecewa lalu dia berdoa kepada Tuhan agar orang-orang kafir itu segera dibinasakan. Firman Allah:

Dan Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur. (Nuh/71: 26-27)

Allah mengabulkan doa Nabi Nuh itu. Allah menyebutkan dirinya sebagai Zat yang paling baik dalam mengabulkan doa. Pengabulan itu sangat diharapkan oleh Nabi Nuh pada saat itu karena kaumnya mendustakan dan menentangnya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya Nûh memohon kepada Kami ketika telah merasa putus asa menghadapi kaumnya. Sungguh, Kami adalah sebaik-baik yang memperkenankan, karena Kami mengabulkan doanya dan membinasakan kaumnya dengan topan.

Surah As-Saffat Ayat 76
وَنَجَّيۡنَٰهُ وَأَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلۡكَرۡبِ ٱلۡعَظِيمِ

Terjemahan: Dan Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar.

Tafsir Jalalain: وَنَجَّيۡنَٰهُ وَأَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلۡكَرۡبِ ٱلۡعَظِيمِ (Dan Kami telah menyelamatkannya beserta keluarganya dari bencana yang besar) yakni dari banjir yang besar itu.

Tafsir Ibnu Katsir: وَنَجَّيۡنَٰهُ وَأَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلۡكَرۡبِ ٱلۡعَظِيمِ (“Dan Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar.”) yaitu pendustaan dan gangguan.

Tafsir Kemenag: Kemudian dijelaskan jenis doa Nabi Nuh yang dikabulkan itu, antara lain: Pertama, Allah telah menyelamatkan Nuh beserta orang-orang yang beriman, termasuk beberapa orang putranya, dari bencana yang besar yakni angin topan yang dahsyat dibarengi banjir besar. Seorang putranya ikut tenggelam. Mereka yang selamat dari banjir besar itu ialah mereka yang berada dalam kapal. Firman Allah:

Kemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (asy-Syu’ara’/26: 119-120)

Kedua, Allah menjadikan anak cucu Nabi Nuh orang yang akan melanjutkan keturunannya, dan mereka yang membangkang dan menentang seruannya dibinasakan, seperti yang dimohon Nabi Nuh dalam doanya.

Ketiga, Allah mengabadikan pujian dan nama yang harum bagi Nuh di kalangan para nabi yang datang kemudian dan umat manusia sampai akhir zaman. Beliau masyhur di kalangan kaum muslimin, termasuk salah seorang dari lima rasul yang disebut ulul ‘azmi yang artinya orang-orang yang mempunyai keteguhan hati. Empat rasul lainnya ialah Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw.

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 50-61; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Kami telah menyelamatkan Nûh dan orang-orang yang beriman bersamanya dari bencana tenggelam dan topan.

Surah As-Saffat Ayat 77
وَجَعَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ ٱلۡبَاقِينَ

Terjemahan: Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.

Tafsir Jalalain: وَجَعَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ ٱلۡبَاقِينَ (Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan) dengan demikian maka manusia semuanya adalah anak cucu dari Nabi Nuh a.s. Nabi Nuh mempunyai tiga orang anak, yaitu Sam adalah bapak moyang bangsa Arab, bangsa Persia dan bangsa Romawi; Ham adalah bapak moyang bangsa yang berkulit hitam; Yafits adalah bapak moyang bangsa Turki, bangsa Khazr, Ya’juj dan Ma’juj dan lain-lainnya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَجَعَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ ٱلۡبَاقِينَ (“Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.”)

‘Ali bin Abi Thalhah meriwAyatkan dari Ibnu ‘Abbas ra. bahwa ia berkata: “Tidak ada yang tersisa kecuali keturunan Nuh a.s.” Sa’id bin Abi ‘Arubah berkata dari Qatadah tentang firman Allah: وَجَعَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ ٱلۡبَاقِينَ (“Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.”) semua manusia berasal dari keturunan Nuh as.

At-Tirmidzi, Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim meriwAyatkan dari hadits Sa’id bin Bisyir, dari Qatadah, dari al-Hasan, dari Samurah, dari Nabi tentang firman Allah: وَجَعَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ ٱلۡبَاقِينَ (“Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.”) beliau bersabda: “Yaitu Sam, Ham dan Yafits.”
Imam Ahmad meriwAyatkan dari Samurah, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Sam adalah nenek moyang bangsa Arab, Ham adalah nenek moyang bangsa Habsyi dan Yafits adalah nenek moyang bangsa Romawi.” (diriwAyatkan oleh at-Tirmidzi dari Qatadah dengan lafadznya. Al-Hafidzh Abu ‘Umar bin ‘Abdil Barr berkata: “Imran bin al-Hushain meriwAyatkan hadits yang sama dari Nabi saw.”)

Yang dimaksud dengan Romawi di sini adalah Romawi yang pertama, yaitu orang-orang Yunani yang menggolongkan diri kepada Rumi bin Lithi bin Yunan bin Yafits bin Nuh as. Kemudian diriwAyatkan dari hadits Ismail bin ‘Iyasy, dari Yahya bin Sa’id, dari Sa’id bin al-Musayyab, ia berkata:

“Nuh as. memiliki tiga anak: Sam, Yafits dan Ham. Masing-masing memiliki tiga anak pula. Sam melahirkan bangsa Arab, Persia dan Rum. Yafits melahirkan Turki, Shaqalibah, Ya’juj dan Ma’juj. Sedangkan Ham melahirkan Qibthi, Sudan dan Barbar.” wallaaHu a’lam.

Tafsir Kemenag: Kemudian dijelaskan jenis doa Nabi Nuh yang dikabulkan itu, antara lain: Pertama, Allah telah menyelamatkan Nuh beserta orang-orang yang beriman, termasuk beberapa orang putranya, dari bencana yang besar yakni angin topan yang dahsyat dibarengi banjir besar. Seorang putranya ikut tenggelam. Mereka yang selamat dari banjir besar itu ialah mereka yang berada dalam kapal. Firman Allah:

Kemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (asy-Syu’ara’/26: 119-120)

Kedua, Allah menjadikan anak cucu Nabi Nuh orang yang akan melanjutkan keturunannya, dan mereka yang membangkang dan menentang seruannya dibinasakan, seperti yang dimohon Nabi Nuh dalam doanya.

Ketiga, Allah mengabadikan pujian dan nama yang harum bagi Nuh di kalangan para nabi yang datang kemudian dan umat manusia sampai akhir zaman. Beliau masyhur di kalangan kaum muslimin, termasuk salah seorang dari lima rasul yang disebut ulul ‘azmi yang artinya orang-orang yang mempunyai keteguhan hati. Empat rasul lainnya ialah Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw.

Tafsir Quraish Shihab: Keturunan Nûh Kami jadikan sebagai orang-orang yang tersisa di muka bumi setelah kaumnya binasa.

Surah As-Saffat Ayat 78
وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِى ٱلۡءَاخِرِينَ

Terjemahan: Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian;

Tafsir Jalalain: وَتَرَكۡنَا (Dan Kami abadikan) Kami lestarikan عَلَيۡهِ (untuk Nuh itu) pujian yang baik فِى ٱلۡءَاخِرِينَ (di kalangan orang-orang yang datang kemudian) yakni para nabi dan semua umat manusia hingga hari kiamat.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِى ٱلۡءَاخِرِينَ (“Dan Kami abadikan untuk Nuh itu [pujian yang baik] di kalangan orang-orang yang datang kemudian.”) Ibnu ‘Abbas berkata: “Yaitu dengan sebutan baik.” Mujahid berkata: “Yaitu lisan kejujuran bagi seluruh para Nabi.”

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 123-132; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Qatadah dan as-Suddi berkata: “Allah mengabadikan pujian baik baginya di kalangan orang-orang yang datang kemudian.” Adh-Dhahhak berkata: “Salam sejahtera dan pujian yang baik.”

Tafsir Kemenag: Kemudian dijelaskan jenis doa Nabi Nuh yang dikabulkan itu, antara lain: Pertama, Allah telah menyelamatkan Nuh beserta orang-orang yang beriman, termasuk beberapa orang putranya, dari bencana yang besar yakni angin topan yang dahsyat dibarengi banjir besar. Seorang putranya ikut tenggelam. Mereka yang selamat dari banjir besar itu ialah mereka yang berada dalam kapal. Firman Allah:

Kemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (asy-Syu’ara’/26: 119-120)

Kedua, Allah menjadikan anak cucu Nabi Nuh orang yang akan melanjutkan keturunannya, dan mereka yang membangkang dan menentang seruannya dibinasakan, seperti yang dimohon Nabi Nuh dalam doanya.

Ketiga, Allah mengabadikan pujian dan nama yang harum bagi Nuh di kalangan para nabi yang datang kemudian dan umat manusia sampai akhir zaman. Beliau masyhur di kalangan kaum muslimin, termasuk salah seorang dari lima rasul yang disebut ulul ‘azmi yang artinya orang-orang yang mempunyai keteguhan hati. Empat rasul lainnya ialah Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw.

Tafsir Quraish Shihab: Kami meninggalkan kesan yang baik tentang Nûh untuk umat-umat yang lain sampai hari kiamat.

Surah As-Saffat Ayat 79
سَلَٰمٌ عَلَىٰ نُوحٍ فِى ٱلۡعَٰلَمِينَ

Terjemahan: “Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”.

Tafsir Jalalain: سَلَٰمٌ عَلَىٰ نُوحٍ فِى ٱلۡعَٰلَمِينَ (Kesejahteraan) dari Kami dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam.).

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah: سَلَٰمٌ عَلَىٰ نُوحٍ فِى ٱلۡعَٰلَمِينَ (“Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam.”) ini adalah penafsiran tentang apa yang diabadikan kepadanya berupa sebutan yang indah dan pujian yang baik, bahwa kesejahteraan dilimpahkan kepadanya di seluruh daerah dan seluruh umat.

Tafsir Kemenag: Kemudian disebutkan salam kesejahteraan bagi Nuh “Salamun ‘ala Nuhin” sebagai pengajaran bagi para malaikat, jin, dan manusia supaya mereka juga mengucapkan salam sejahtera kepada Nuh sampai hari Kiamat. Allah berfirman:

Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat (mukmin) yang bersamamu. (Hud/11: 48)

Dengan ucapan salam sejahtera untuk Nuh oleh umat manusia dari masa ke masa maka nama Nabi Nuh akan tetap harum dan diingat sepanjang masa.

Tafsir Quraish Shihab: Salam sejahtera dan rasa aman untuk Nûh di kalangan malaikat, manusia dan jin seluruhnya.

Surah As-Saffat Ayat 80
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Terjemahan: Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Tafsir Jalalain: إِنَّا كَذَٰلِكَ (Sesungguhnya demikianlah Kami,) artinya sebagaimana Kami memberikan balasan kepada mereka نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.).

Tafsir Ibnu Katsir: إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (“Sesungguhnya demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”) yaitu demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat baik dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Kami jadikan baginya lisan kejujuran yang disebut-sebut sesudahnya serta kedudukannya dalam hal tersebut.

Tafsir Kemenag: Pengabadian nama Nuh dengan sebutan salam sejahtera kepadanya itu merupakan penghormatan kepadanya, dan pembalasan kepadanya atas kebajikan yang diperbuatnya dan perjuangannya dalam menegakkan kalimat tauhid yang tak henti-hentinya, siang dan malam, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi selama ratusan tahun. Hal itu juga sebagai imbalan atas kesabarannya, dalam menahan derita lahir dan batin selama menyampaikan risalah di tengah-tengah kaumnya.

Yang mendorong Nabi Nuh bekerja keras membimbing kaumnya adalah kemurnian dan keikhlasan pengabdiannya kepada Allah disertai keteguhan iman dalam jiwanya. Oleh karena itu, Allah menyatakan bahwa dia benar-benar hamba-Nya yang penuh iman.

Penonjolan iman pada pribadi Nuh sebagai rasul yang mendapat pujian adalah untuk menunjukkan arti yang besar terhadap iman itu karena dia merupakan modal dari segala amal perbuatan kebajikan.

Adapun kaum Nuh yang lain, yang tidak mau beriman kepada agama tauhid yang disampaikan kepada mereka, dibinasakan oleh topan dan banjir besar hingga tak seorang pun di antara mereka yang tinggal dan tak ada pula bekas peninggalan mereka yang dikenang. Mereka lenyap dari catatan sejarah manusia.

Baca Juga:  Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 177-179 dan Terjemahannya

Tafsir Quraish Shihab: Dengan balasan seperti itu, sungguh Kami akan membalas setiap orang yang berbuat baik, berjuang untuk menegakkan agama Kami dan tabah menanggung derita untuk itu.

Surah As-Saffat Ayat 81
إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Terjemahan: Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.

Tafsir Jalalain: إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.).

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah Ta’ala berfirman: إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (“Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.”) yakni yang membenarkan, mengesakan dan meyakini.

Tafsir Kemenag: Pengabadian nama Nuh dengan sebutan salam sejahtera kepadanya itu merupakan penghormatan kepadanya, dan pembalasan kepadanya atas kebajikan yang diperbuatnya dan perjuangannya dalam menegakkan kalimat tauhid yang tak henti-hentinya, siang dan malam, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi selama ratusan tahun. Hal itu juga sebagai imbalan atas kesabarannya, dalam menahan derita lahir dan batin selama menyampaikan risalah di tengah-tengah kaumnya.

Yang mendorong Nabi Nuh bekerja keras membimbing kaumnya adalah kemurnian dan keikhlasan pengabdiannya kepada Allah disertai keteguhan iman dalam jiwanya. Oleh karena itu, Allah menyatakan bahwa dia benar-benar hamba-Nya yang penuh iman.

Penonjolan iman pada pribadi Nuh sebagai rasul yang mendapat pujian adalah untuk menunjukkan arti yang besar terhadap iman itu karena dia merupakan modal dari segala amal perbuatan kebajikan.

Adapun kaum Nuh yang lain, yang tidak mau beriman kepada agama tauhid yang disampaikan kepada mereka, dibinasakan oleh topan dan banjir besar hingga tak seorang pun di antara mereka yang tinggal dan tak ada pula bekas peninggalan mereka yang dikenang. Mereka lenyap dari catatan sejarah manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya Nûh termasuk hamba-hamba Kami yang beriman kepada Kami, menepati janjinya kepada Kami dan menyampaikan risalah Kami.

Surah As-Saffat Ayat 82
ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡءَاخَرِينَ

Terjemahan: Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain.

Tafsir Jalalain: ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡءَاخَرِينَ (Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain) yakni orang-orang kafir dari kaum Nabi Nuh.

Tafsir Ibnu Katsir: ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡءَاخَرِينَ (“Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain.”) yaitu, kami binasakan mereka. Maka, tidak ada mata yang berkedip, sebutan, benda dan bekas yang tersisa dari mereka. Mereka tidak dikenal kecuali dengan sifat yang buruk ini.

Tafsir Kemenag: Pengabadian nama Nuh dengan sebutan salam sejahtera kepadanya itu merupakan penghormatan kepadanya, dan pembalasan kepadanya atas kebajikan yang diperbuatnya dan perjuangannya dalam menegakkan kalimat tauhid yang tak henti-hentinya, siang dan malam, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi selama ratusan tahun. Hal itu juga sebagai imbalan atas kesabarannya, dalam menahan derita lahir dan batin selama menyampaikan risalah di tengah-tengah kaumnya.

Yang mendorong Nabi Nuh bekerja keras membimbing kaumnya adalah kemurnian dan keikhlasan pengabdiannya kepada Allah disertai keteguhan iman dalam jiwanya. Oleh karena itu, Allah menyatakan bahwa dia benar-benar hamba-Nya yang penuh iman.

Penonjolan iman pada pribadi Nuh sebagai rasul yang mendapat pujian adalah untuk menunjukkan arti yang besar terhadap iman itu karena dia merupakan modal dari segala amal perbuatan kebajikan.

Adapun kaum Nuh yang lain, yang tidak mau beriman kepada agama tauhid yang disampaikan kepada mereka, dibinasakan oleh topan dan banjir besar hingga tak seorang pun di antara mereka yang tinggal dan tak ada pula bekas peninggalan mereka yang dikenang. Mereka lenyap dari catatan sejarah manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Kemudian Kami menenggelamkan orang-orang lain dari kaumnya yang kafir.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah As-Saffat Ayat 75-82 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S