Surah At-Taubah Ayat 70; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah At-Taubah Ayat 70

Pecihitam.org – Kandungan Surah At-Taubah Ayat 70 ini menjelaskan nama sebagian kaum dan bangsa-bangsa yang hancur akibat ketidakpatuhan dan kezaliman mereka sendiri. Di antaranya seperti Kaum Nabi Nuh as yang dihempas oleh angin topan yang sangat menakutkan, dan akhirnya mereka ditenggelamkan ke dalam air. Kaum ‘Aad, umat Nabi Hud as diterjang angin kencang yang dingin dan beracun.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sementara kaum Tsamud, umat Nabi Saleh as hancur terkena gempa dahsyat. Begitu juga kaum Madyan yang telah diseru Nabi Syu’aib as agar beriman kepada Allah, akhirnya binasa karena awan panas yang membakar akibat kekufuran mereka. Kaum Nabi Luth as hancur karena tanah longsor sehingga rumah-rumah mereka tertimbun ke dalam tanah.

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah At-Taubah Ayat 70

أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وَأَصْحَابِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكَاتِ ۚ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ ۖ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Terjemahan: Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

Tafsir Jalalain: أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ (Belumkah datang kepada mereka berita penting) kabar penting الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ (tentang orang-orang yang sebelum mereka; yaitu kaum Nuh, Ad) kaumnya Nabi Hud وَثَمُودَ (Tsamud) kaumnya Nabi Saleh

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 4; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وَأَصْحَابِ مَدْيَنَ (kaum Ibrahim dan penduduk Madyan) kaumnya Nabi Syuaib وَالْمُؤْتَفِكَاتِ (dan penduduk negeri-negeri yang telah musnah) negeri-negeri tempat tinggal kaumnya Nabi Luth, yang dimaksud ialah para penduduknya.

أَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ (Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata) dengan membawa mukjizat-mukjizat akan tetapi mereka tetap mendustakannya, akhirnya mereka dibinasakan

فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ (maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka) seumpamanya Dia mengazab mereka tanpa dosa وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) oleh sebab dosa-dosa yang mereka lakukan.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya memberi teguran kepada orang-orang munafik yang mendustakan para Rasul itu: أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ (Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang sebelum mereka) Yakni, belumkah mereka diberi kabar tentang orang-orang sebelum mereka yang mendustakan para Rasul?

قَوْمِ نُوحٍ (Kaum Nabi Nuh) dan banjir besar yang menenggelamkan seluruh penduduk bumi kecuali orang-orang yang beriman kepada Nabi Nuh as. وَعَادٍ (Dan kaum Aad) bagaimana mereka dimusnahkan dengan angin dahsyat; ketika mereka mendustakan Nabi Hud.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 94-96; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

وَثَمُودَ (Dan kaum Tsamud) bagaimana mereka, ketika mereka mendustakan Nabi Shalih as dan membunuh unta yang diamanatkan. وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ (Dan kaumnya Ibrahim) bagaimana Allah menolong Nabi Ibrahim atas mereka, memperkuatnya dengan mukjizat-mukjizat yang nyata dan menghancurkan raja mereka, Namrudz.

وَأَصْحَابِ مَدْيَنَ (Dan penduduk Madyan) mereka adalah kaumnya Nabi Syu’aib as, bagaimana mereka ditimpa gempa dan adzab pada hari panen. وَالْمُؤْتَفِكَاتِ (Dan negeri-negeri yang telah musnah) kaumnya Nabi Luth, di mana mereka waktu itu tinggal di Madain.

Allah berfirman dalam ayat lain yang artinya: “Dan negeri-negeri kauna Luth yang telah dihancurkan Allah.” (QS. An-Najm: 53). Disebutkan, bahwa ia adalah kota utama mereka yang bernama Sadum.

Maksudnya, bahwa Allah telah menghancurkan mereka semua karena mereka telah mendustakan Nabi Luth as. dan mereka telah melakukan penyimpangan seksual yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat sebelumnya.

أَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ (Para Rasul telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan) Yakni, dengan membawa argumentasi dan bukti-bukti yang kuat dan pasti.

فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ (Maka Allah sekali-sekali tidak menganiaya mereka) Yakni, dengan menghancurkan mereka, kerena Allah telah mendatangkan alasan (hujjah) dengan mengutus para Rasul dan membuang segala yang meragukan.

وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (Akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) Yakni, dengan sikap mereka yang mendustakan para Rasul dan mengingkari kebenaran. Maka, mereka menjerumuskan diri mereka ke dalam adzab dan kehancuran.

Baca Juga:  Surah Yusuf Ayat 83-86; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Apakah orang-orang munafik dan kafir tidak mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang sebelum mereka, yaitu kaum Nûh, ‘Ad, Tsamûd, Ibrâhîm, Syu’aib dan kaum Lûth.

Kepada mereka diutus rasul-rasul Allah dengan membawa bukti-bukti yang jelas dari Allah, kemudian mereka mendustakan dan mengingkarinya. Maka, masing-masing disiksa oleh Allah karena dosa yang diperbuat, dan semuanya dihancurkan.

Sesungguhnya Allah tidak menganiaya mereka dengan siksaan itu semua, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri dengan kekufuran dan pembangkangan mereka kepada Allah serta kelayakan mereka atas segala siksaan. Merekalah, sebenarnya yang menganiaya diri sendiri.

Alhamdulillah, kita telah mentadaburi bersama kandungan Surah At-Taubah Ayat 70 menurut Tafsir Jalalain, Tafsir Quraish Shihab dan Tafsir Ibnu Katsir. Semoga semakin menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S